PRESIDEN RESMIKAN JEMBATAN RAJAMANDALA DAN SEKSI BOGOR – CIAWI JAGORAWI

PRESIDEN RESMIKAN JEMBATAN RAJAMANDALA DAN SEKSI BOGOR – CIAWI JAGORAWI

Perjalanan dengan mobil antara Jakarta dan Bandung dapat ditempuh kurang dari setengah jam lebih cepat dari lama perjalanan selama ini dengan diresmikannya oleh Presiden Soeharto jembatan tol Citarum Rajamandala dan telah dibukanya seluruh jalan tol Jagorawi sepanjang 56,90 km untuk umum.

Jalan tol Jagorawi seluruhnya terbuka untuk kendaraan umum dengan diresmikannya oleh Presiden Soeharto Selasa tengah hari jalan tol seksi Bogor-Ciawi sepanjang 5,5 km, sedang jembatan tol Citarum Rajamandala yang melintasi jurang yang dalamnya 90 meter itu, dengan sungai Citarum di tengah2nya dilakukan oleh Presiden Selasa pagi.

Dengan telah dapat digunakannya prasarana jalan seperti Jagorawi tersebut dan dapat dilaluinya jembatan Citarum Rajamandala itu diharapkan lalu-lintas kendaraan umum akan dapat lebih lancar. Dengan demikian pula arus lain lintas perekonomian juga akan lebih lancar lagi dari sebelumnya.

Jalan tol Jagorawi dari Jakarta ke Ciawi dapat menghemat waktu lama di perjalanan selama kurang lebih 20 menit dibanding kalau menggunakan jalan biasa lewat Parung atau Cibinong.

Sedang jembatan Citarum Rajamandala dapat menghemat waktu kurang lebih 10 menit karena dengan digunakannya jembatan itu jarak yang ditempuh dua km lebih pendek dan arus lalu lintas akan lebih lancar.

Selama ini satu2nya yang menghubungkan jalan Jakarta – Bandung lewat Puncak ditempat tersebut adalahjembatan lama 1,5 km sebelah Selatan jembatan baru.

Jembatan ini hanya mempunyai satu jalur sehingga kendaraan hanya liwat dari satu arah. Di samping itu terdapat pula turunan dan tanjakan dengan belokan jika digunakan jalan lama ini. Sedang dengan melalui jembatan baru, jalan penghubungnya sepanjang 5 km ini lurus dan hampir tidak ada belokan dan tanjakan.

Presiden Bayar Tol

Kepala Negara meresmikan jembatan tol di Rajamandala itu dengan membubuhkan tanda-tangannya pada prasasti jembatan tersebut. Setelah itu Presiden mengadakan peninjauan sebentar dengan berjalan kaki di sepanjang jembatan tersebut.

Selesai peninjauan itu, lbu Tien Soeharto yang menyertai Presiden dalam upacara peresmian proyek jembatan tersebut menggunting pita.

Kemudian Presiden Soeharto dengan kendaraan menjalani jalan penghubung dengan terlebih dahulu membayar tol untuk tujuh buah mobil dengan pembayaran Rp 100,- untuk mobil besar dan Rp 50,- untuk mobil kecil.

Turut sertamenyaksikan peresmian itu selain Gubernur Jawa Barat Aang Kunaefi, juga Mensesneg Sudharmono SH, Menteri Keuangan Ali Wardhana, Menteri Pekerjaan Umum Purnomo-sidi dan Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin.

Presiden Soeharto mengucapkan pidato peresmian untuk kedua proyek prasarana perhubungan darat itu di Rajamandala. Sebelum Kepala Negara mengucapkan pidato, Menteri PU menyampaikan pula laporannya.

Penerimaan Tol Meningkat

Selesai meresmikan jembatan Citarum Rajamandala, Presiden kurang lebih pukul 11.43 WlB tengah hari menekan tombol sirene sebagai tanda peresmian bagian terakhir jalan tol Jagorawi sepanjang 5,5 km.

Peresmian ini ditandai pula dengan penglepasan halon warna-warni, salah satu diantaranya membawa poster dengan tulisan Jagorawi. Di jalan Jagorawi seksi Bogor-Ciawi ini, Presiden juga membayar tol untuk beberapa mobil.

Menteri Pekerjaan Umum Purnomosidi dalam laporannya sebelum Presiden meresmikan pembangunan terakhir jalan Jagorawi itu mengatakan bahwa dana yang dapat dikumpulkan dari pembayaran tol semakin meningkat, dengan meningkatnya pula jumlah kendaraan yang menempuh jalan tol ini.

Ia mengatakan, kalau pada bulan Maret 1978 baru mencapai 3.000 kendaraan sehari, bulan Juli 1979 lebih dari 9.000 kendaraan setiap harinya.

Volume yang terus meningkat yang meningkatkan pula penerimaan dari pembayaran tol telah memugkinkan Jasa Marga yang mengelola jalan tol tersebut mulai tahun depan menumpuk dana bagi pembangunan jalan tol di Semarang dari Pelabuhan ke Srondol.

Gerbang tol Ciawi ini untuk sementara merupakan gerbang tol tertutup karena jalan dari Simpang Ciawi baru selesai dua jalur. Oleh karena untuk menghindarkan kecelakaan dan mempertimbangkan kecepatan rata2 untuk sementara kendaraan hanya boleh menempuh seksi Bogor-Ciawi itu untuk jurusan Jakarta saja. Sedang kendaraan dari Jakarta menuju Bandung untuk sementara sekarang harus menggunakan jalan yang melalui kota Bogor.

Jalur2 lainnya dari jalan Jagorawi sektor Ciawi-Bogor itu akan dimulai pembangunannya dalam waktu tidak lama lagi dengan menggunakan anggaran tahun 1980/1981.

Sementara itu Direktur Utama Jasa Marga mengemukakan dengan volume. 9 .000 kendaraan sehari jalan tol tersebut menghasilkan kurang lebih Rp 5 juta setiap harinya.

Acara peresmian ini selain dihadiri rombongan Presiden yang menghadiri peresmian jembatan Rajamandala, juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta Tjokropranolo, Dubes A.S. untuk Indonesia Edward E. Masters, Dubes Jepang Hidemichi Hira dan wakil dari Kedutaan Besar Korea Selatan.

Selesai membayar tol Presiden Soeharto beserta rombongan meneruskan perjalanannya dengan mobil ke Jakarta dengan melalui jalan Jagorawi tersebut. Sebelumnya perjalanan dari Jakarta ke Rajamandala dan dari Rajamandala ke Ciawi ditempuh dengan menggunakan helikopter. (DTS)

Jakarta, Antara

Sumber: ANTARA (14/08/1979)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 458-460.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.