PRESIDEN SOEHARTO : ABRI SELALU MENUNAIKAN TUGASNYA DENGAN BAIK
Presiden Soeharto mengatakan seluruh rakyat percaya bahwa ABRI akan menjamin pelaksanaan Pemilihan Umum yang aman, lancar dan tertib serta yakin kepercayaan yang dilimpahkan rakyat ini tidak akan sia-sia.
Hal ini dikatakan Presiden Soeharto dalam pidatonya pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun ABRI ke-41 di Senayan Jakarta, har ini.
“Jadilah ABRI yang dicintai rakyat, karena ABRI memang mencintai rakyat,” kata Presiden, sembari menambahkan, memiliki ABRI yang telah makin maju dan selalu siap siaga memberi perasaan aman kepada seluruh bangsa khususnya, karena dalam waktu dekat ini bangsa kita akan melaksanakan Pemilihan Umum.
Kepala Negara menambahkan bahwa dengan ABRI yang setia kepada Pancasila, UUD 45, yang selalu manunggal dengan rakyat, yang perkasa di tengah-tengah bangsa tidak ada satu tantangan yang betapapun hebatnya yang tidak akan dapat diatasi.
“Setiap kali memperingati hari ulang tahun ABRI, perasaan kita selalu diliputi rasa syukur, bangga dan haru. Kita merasa bersyukur dan bangga karena dalam situasi apapun ABRI senantiasa dapat menunaikan tugas sebaik-baiknya dalam menjaga keselamatan bangsa dan negara serta keamanan jalannya pembangunan nasional. Kita merasa terharu dan bangga karena setiap kali kita mengikuti upacara seperti ini, kita berhadapan dengan jajaran prajurit yang baru, yang lebih muda, yang lebih sigap dan dengan peralatan yang lebih maju,” kata Presiden.
“Ini menunjukkan adanya proses kesinambungan yang mantap dalam jajaran ABRI, yangjuga mengisyaratkan adanya kemampuan dan ketangguhan bangsa yang berlanjut untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.”
Karena itu menurut Presiden hari ulang tahun ABRI merupakan hari yang istimewa, tidak saja sebagai tanda bahwa bangsa Indonesia telah dapat melampaui satu tahun kehidupannya dengan selamat sentosa, tetapi juga sebagai sumber inspirasi yang memberi kekuatan, semangat dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Suasana Peringatan
Acara peringatan hari ABRI yang dihadiri para pejabat tinggi negara, Ketua MPR Amir Machmud, Ketua BPK M. Jusuf, para menteri Kabinet Pembangunan IV dan atase militer negara asing diadakan secara sederhana seperti yang sudah direncanakan.
Selain acara parade dan difile acara itu hanya dimeriahkan dengan pertunjukan kolone senjata oleh anggota Polisi Militer (PM) dan demonstrasi aerobatik enam pesawat tempur HS Hawk.
Dalam pertunjukan kolone senjata yang disaksikan kurang lebih 5000 penonton, para anggota PM tersebut menampilkan berbagai formasi, mulai dari HUT ABRI sampai bunyi tembakan yang diartikan, dirgahayu ABRI. Tapi formasi tersebut kurang jelas dari pandangan penonton, karena tempat duduk sejajar dengan pertunjukan di lapangan.
Kemudian disajikan demonstrasi aerobatik oleh enam pesawat tempur buru sergap. Manuver pertama, keenam pesawat muncul dari selatan menuju utara dengan membuat lingkaran kapas. Pesawat membalik ke arah kiri dan membuat bentuk angsa dan dari sebelah kanan podium dengan membentuk delta dan huruf VV bersusun.
Tim aerobatik yang memukau para penonton, secara cepat membuat manuver horizontal break (yang memecah) dengan ketinggian rendah sehingga seolah-olah muncul dari balik hotel Hilton yang berada di hadapan lapangan upacara.
Kemudian, muncullagi hanya dua pesawat yang datang dari satu titik berlawanan dan berpapasan di atas lapangan upacara. Manuver terakhir, tim aerobatik HS Hawk tersebut membuat gerakan vertikal ke atas, yang mendapat sambutan tepuk tangan dari hadirin, termasuk Kepala Negara, Pangab Jenderal L.B. Moerdani, Kasad Letnan Jenderal TNI Try Soetrisno, Kasau Marsekal Madya Oetomo, Kasal Laksamana Madya Kasenda dan Kapolri Letjen Pol, Drs. Moch. Sanoesi yang berada di podium kehormatan.
Sesuai acara puncak parade dan defile dengan tidak menampilkan senam balok yang direncanakan dibawakan Korps Marinir, semua peserta upacara yang terdiri dari enam brigade pasukan dan satu batalyon non ABRI mengadakan Kirab dari parkir timur Senayan menuju taman Monas. Bertindak sebagai Komandan upacara pada HUT ABRI ini, Kolonel Marinir Hary Murty.
Perintah Harian
Sehubungan dengan Hut ABRI itu panglima ABRI Jenderal TNI L.B. Moerdani, mengeluarkan lima butir perintah harian menyambut hari ABRI ke-41. Surat perintah yang ditujukan kepada seluruh jajaran ABRI tersebut menyebutkan :
- Pertama, mantapkan terus penghayatan terhadap makna proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan bagi setiap derap langkah segenap anggota ABRI.
- Ke dua, mantapkan terus kepribadian ABRI sebagai tentara nasional Indonesia yaitu kepribadian prajurit pejuang yang selalu menjunjung tinggi Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan kemanunggalannya dengan rakyat.
- Ke tiga, dengan wawasan nusantara tingkatkan peranan ABRI sebagai kekuatan perjuangan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui peranan ABRI sebagai kekuatan Hankam dan peranan ABRI sebagai kekuatan sosial politik.
- Ke empat, galakkan kepeloporan ABRI dalam upaya meningkatkan disiplin nasional, meningkatkan produktivitas nasional dan terpeliharanya stabilitas nasional melalui ketaatan kepada semua norma dan ketentuan yang berlaku serta mewujudkan efisiensi dan kesederhanaan dalam setiap kegiatan.
- Ke lima, mantapkan tekad dan kesiap siagaan ABRI sebagai salah satu kekuatan dan pendukung Orde Baru, baik dalam rangka ikut mewujudkan citacita nasional maupun dalam upaya mengatasi tantangan-tantangan pembangunan dewasa ini.
Penerima Bintang
Dalam acara peringatan hari ABRI ini, Kepala Negara juga menyematkan Bintang Kartika Eka Paksi Nararya kepada Letnan Dua Inf. Abdul Rachman, dan kepada Letnan Dua lnfSutarto. Ke duanya anggota Kodam VI/Tanjung Pura.
Bintang Jalasena Nararya disematkan kepada Mayor (E) Ir. Makruf Budihardjo dari Departemen Hankam.
Dua Bintang Swabuana disematkan kepada Pembantu Letnan Satu TNI AU Andy Samigoen, anggota Lanud Atang Sanjaya, dan Sersan Mayor Rachman dari Pasukan Khas 461 Lanud Halim PK.
Dua Bintang Bhayangkara Nararya disematkan kepada Sersan Satu Polisi AriefBasrah, Kapolsek Sanggi Irja dan Sersan Satu Polisi M. Manggaprauw, juga dari Polda Irian Jaya. (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MERDEKA (06/10/1986)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 551-554.