PRESIDEN SOEHARTO BANTU MESIN “AKSARA BALI”
Denpasar, Pelita
Presiden Soeharto memberikan bantuan satu unit mesin foto type setting aksara Bali yang bernilai Rp 289,1 juta kepada pemda Bali dalam upaya mendukung melestarikan nilai-nilai budaya setempat.
Bantuan tersebut diserahkan Drs. Suprihadi dari kantor Sekretariat Negara kepada Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra di ruang kerjanya Denpasar, hari Jumat.
Mesin yang dilengkapi satu unit komputer yang diprogramkan khusus memuat aksara Bali ini selanjutnya dikelola percetakan Bali, milik pemerintah daerah.
Suprihadi mengatakan, mesin komputer ini didatangkan dari Inggris, yang sebelumnya mendapat pesanan sesuai dengan permintaan dari daerah Bali.
Komputer dengan huruf Bali ini sangat berbeda dengan huruf latin lainnya dan penataan programannya dikerjakan oleh Allan Foad, seorang warga negara Amerika yang bekerja pada sebuah perusahaan komputer di Inggris.
Suprihadi menjelaskan, bantuan sarana yang cukup canggih ini diharapkan mampu mendukung upaya pemda Bali dalam membina dan mengembangkan sastra daerah sebagai penyangga kebudayaan nasional.
Nilai-nilai luhur keagamaan dan kebudayaan yang dianut serta dimiliki masyarakat pulau dewata sebagian besar bersumber dari buku yang memakai huruf aksara Bali, padahal sarana untuk pengadaan buku-buku tersebut sangat terbatas.
Bantuan presiden ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan sekaligus lebih menyempurnakan pengadaan buku-buku yang memakai aksara Bali untuk pelajaran sekolah dasar, SMTP, SMTA, perguruan tinggi maupun memenuhi kebutuhan masyarakat umum.
Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra menilai, bantuan Presiden ini besar manfaatnya bagi kelangsungan pembangunan di daerah ini, khususnya melestarikan nilai-nilai budaya dan keagamaan yang berpangkal pada buku-buku dengan memuat huruf aksara Bali.
Buku-buku tadi perlu penambahan dan penyempurnaan sesuai dengan perkembangan pembangunan. Namun dengan terbatasnya sarana pengadaan bakal mempengaruhi sasaran yang hendak dicapai.
“Adanya perhatian bapak Presiden Soeharto berupa bantuan mesin setting aksara Bali maka permasalahan dan hambatan yang timbul dapat teratasi,” ujar Mantra.
Bantuan Pertama
Nyonya Astuti, guru besar fakultas sastra Universitas Indonesia yang memperjuangkan bantuan peralatan yang sangat modern itu mengatakan, bantuan untuk daerah Bali ini merupakan yang pertama dari beberapa bantuan serupa yang dananya bersumber dari banpres.
Bantuan berikutnya menyusul untuk Sulawesi, yang beraksara Lontarak yang bakal diprogramkan dalam komputer kini sedang dalam persiapan.
Guru Besar ahli sastra daerah ini hari Sabtu ini melanjutkan perjalanan ke Sulawesi guna mengumpulkan bentuk-bentuk huruf daerah itu yang selanjutnya dikirim untuk diprogramkan dalam komputer, sehingga dalam waktu dekat peralatannya bisa diserahkan kepada pemda setempat.
Pemda Sumatera Utara juga akan menerima satu unit mesin foto type setting yang khusus diprogramkan untuk huruf daerah setempat yang diharapkan terealisasi bulan April mendatang.
Nyonya Astuti mengatakan, adanya bantuan yang modern itu akan dapat mendorong pengembangan sastra daerah khususnya pengadaan buku-buku, yang akhir-akhir ini semakin langka.
Sebelumnya guru besar itu sempat prihatin karena pengadaan buku-buku sastra daerah sangat terbatas, akibat peralatan yang kurang memadai. Sejak tahun 1980, ia mengaku sering ke luar negeri antara lain ke Inggris, Jepang, Cina dan Amerika untuk mencari altematif mengatasi kesulitan yang dihadapi.
Perjalanan ke beberapa negara itu menemukan altematif untuk mengatasi kesulitan dalam pengadaan buku-buku sastra daerah, yang selanjutnya dilaporkan kepada mendikbud dan mendapat perhatian dari kepala negara.
Sumber : PELITA (26/03/1988)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 629-631.