PRESIDEN SOEHARTO: HADAPI MAS ADEPAN DENGAN IPTEK

PRESIDEN SOEHARTO: HADAPI MASA DEPAN DENGAN IPTEK[1]

 

Jakarta, Kompas

Bangsa Indonesia harus benar-benar memahami sifat khas, tantangan, dan peluang yang terbuka di masa depan, agar mampu melewati abad ke-21 mendatang dengan selarnat. Supaya tidak kehilangan jati diri, marnpu mandiri dan maju pesat kuncinya adalah nilai Pancasila dan kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Demikian pernyataan Presiden Soeharto dalam sambutannya pada Sidang Paripuma Terbuka Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia- Dewan Riset Nasional (DRN) dan peresmian tiga sarana ilmu pengetahuan dan teknologi , di Puspitek Serpong, hari Jumat (29/12). Sarana itu adalah Balai Sidang Puspiptek yang diberi nama Graha Widia Bakti, Pusat Pengkajian dan Penerapan Bioteknologi Industri dan Pertanian BPPT dan Kebun Propinsi atau Kebun Tanaman Langka. Hadir pula di antaranya Ny .Tien Soeharto, Menristek BJ Habibie, Menteri Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatrnadja, dan Menteri Perhubungan Haryanto Dhanutirto.

Kemajuan Iptek

Presiden menjelaskan ,ciri terpenting dari abad ke-21 yang akan dimasuki bangsa Indonesia nantinya adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalarn abad yang akan datang itu kehidupan manusia akan bercorak khas, yaitu bercorak ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu Kepala Negara mengharapkan, pada abad mendatang bangsa Indonesia hendaknya memperkukuh jiwa Pancasila dengan dilengkapi kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin andal.”kita memang harus terus memperkukuh diri kita dengan nilai-nilai Pancasila, agar kita tidak kehilangan jati diri dan hanyut dalam arus perubahan dunia yang terus bertambah kuat,” ujar Presiden.

Namun, Presiden menegaskan pula, “kita juga harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena hanya bangsa yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara efisien dan produktif yang akan dapat mandiri dalam menentukan nasibnya dan mampu maju pesat.”

Meskipun pembangunan di Indonesia memiliki keterbatasan hampir dalam semua hal, Presiden mengharapkan hal itu tidak dianggap sebagai penghalang, melainkan sebagai tantangan yang harus ditundukkan. “Sebagai bangsa pejuang, kita tidak akan mundur menghadapi tantangan, betapapun besamya tantangan tadi,” tegasnya.

Bioteknologi

Khusus tentang bioteknologi, Presiden mengharapkan agar industri yang memanfaatkan bioteknologi didorong pengembangannya, mengingat industri inisarat dengan teknologi yang saat ini sedang berkembang pesat dan produk- produk yang dihasilkannya diperlukan masyarakat luas. Kepala Negara juga mengimbau diterapkannya bioteknologi pada sektor pertanian. Karena dengan duktmgan bioteknologi, jelasnya, produk pertanian dapat lebih ditingkatkan kualitasnya melalui pengembangan bibit-bibit baru maupun dengan memuliakannya. “Bibit-bibit baru tadi tidak hanya memberikan kemudahan dalam cara penanaman dan pengembangannya, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan ketahanan pascapanennya,” urainya. Dalam kunjungan itu Presiden dan rombongan juga mengadakan peninjauannya di Laboratorium PPP Bioteknologi lndustri dan Pertanian,yang antara lain telah dapat memproduksi obat dan vitamin dalam skala pabrik antara lain eritrornisin, sefalosporin C, vitamin B 12,dan penisi lin. Kepala Pusat Bioteknologi, Ir M. Said Didu mengatakan, hasil pengembangan ini nantinya akan diproduksi dalam skala industri dengan tujuan mengurangi ekspor bahan baku obat antibiotik yang saat ini masih diirnpor. Untuk itu sekarang ini tengah dibahas langkah kerjasama pembangunan industri antibiotik dengan pihak swasta asing antara lain Biofin dari Italia.

Kebun Propinsi

Presidenjuga mengadakan peninjauan ke areal Kebun Propinsi di kawasan Puspiptek Serpong. Menurut Pengelola Kebun Propinsi ,Nurul Sumiasri, di kebun seluas 9 hektar ini terdapat 122 jenis tanaman sebanyak 2.000 individu atau batang pohon. Pohon itu mencerminkan ciri khas tiap propinsi. Peresmian Kebun Propinsi ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Keanekaragaman Hayati Dunia. Dalam sambutannya di acara yang sama dalam rangka peringatan itu, Sarwono Kusumaatmadja mengajak seluruh masyarakat, di antaranya untuk membentuk wadah kelembagaan yang konsisten melaksanakan upaya konservasi dan pemanfaatan yang berkelanjutan melalui program pengembangan informasi, keterpaduan pengelolaan kawasan insitu dan eksitu serta pengembangan bioteknologi. Dalam sambutan pada pembukaan sidang paripurna ATPI-DRN, Menristek Prof Dr BJ.Habibie mengatakan mulai tahun depan DRN akan melaksanakan program Riset Unggulan Strategis Nasional dan Riset Unggulan Terpadu Intemasional. Mengenai Riset Unggulan Strategis Nasional (RSUN), Wakil Ketua DRN, Prof. Dr. Samaun Samadikun menjelaskan kepada Kompas, riset ini merupakan riset jangka panjang akan mencapai perioda penelitian hingga 10 tahun. Samaun menerangkan, RUSN sifatnya top down dan mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan penelitian tertentu yang diunggulkan. Penelitian yang dilakukan, jelas Samaun, nantinya ditentukan dari atas dalam hal ini DRN. Riset Unggulan Strategis ini ditentukan dengan acuan hasil inventarisasi seluruh hasil riset unggulan terpadu yang telah dilakukan selama tiga tahun ini. Untuk bidang bioteknologi misalnya ditentukan penelitian kedelai dan pada bidang mikro-elektronika tentang perangkat sistem navigasi.

Sumber : KOMPAS ( 30/12/1995)

_________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 620-622.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.