Presiden Soeharto:
SUMPAH PEMUDA PUTUSAN SEJARAH YANG PENTING HARI ESOK ADALAH HARI DEPAN HARAPANNYA KAUM MUDA [1]
Jakarta, Angkatan Bersenjata
Presiden Soeharto menegaskan, Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tahun untuk memperkuat persatuan sebab hanya dengan persatuan itu tugas pembangunan yang masih sangat banyak dapat diteruskan.
Presiden Soeharto menyampaikan hal ini dalam sambutan yang dibacakan oleh Menteri P dan K, Sultan Hamengkubuwono IX pada peringatan Sumpah Pemuda Sabtu malam di Istana Olahraga Senayan yang merupakan puncak Hari Sumpah Pemuda ke 44.
Dikatakan oleh Presiden apabila 44 tahun yang lalu kaum muda telah menyatakan tekadnya untuk bersatu maka sekarang wujud persatuan harus semakin kuat.
Pada awal sambutannya Presiden menyampaikan bahwa 44 tahun yang lalu lahirlah Sumpah Pemuda yang berbunyi mengakui berbangsa satu, Bangsa Indonesia. Mengaku bertanah air Indonesia dan mengaku berbahasa satu, Bahasa Indonesia.
Ia disebut Sumpah Pemuda karena yang mencetuskannya adalah kaum muda. ”Tapi ia bukan hanya milik seluruh bangsa ini yang merupakan milik nasional yang tidak terhingga adanya,” demikian Presiden.
Presiden lebih jauh mengatakan tidak dapat dibayangkan kesatuan apa yang akan dihadapi bila 120 juta bangsa Indonesia yang berbeda-beda tapi ingin bersatu ini tidak merasa dirinya sebagai bangsa yang satu tidak mencintai tanah airnya dan tidak memiliki bahasa yang satu.
Putusan Sejarah yang Tepat
Presiden mengemukakan bahwa Sumpah Pemuda bukan hanya merupakan peristiwa bersejarah tapi sungguh merupakan satu putusan sejarah yang sangat penting dan tepat.
Dikatakan bahwa kaum muda dalam setiap generasi tentu merasa bangga karenanya sebab dari kaum muda itulah sejarah itu dicetuskan. Seluruh bangsa inipun merasa bangga karena bangsa ini juga telah mengambil keputusan yang besar.
“Kebanggaan itu harus dipelihara sebab kebanggaan tersebut membuat suatu bangsa memiliki harga diri dan harga diri merupakan kekuatan tersendiri bagi sesuatu bangsa,” demikian Presiden.
Tapi kebanggaan dan harga diri itu perlu dipelihara dan diarahkan secara tepat yaitu kearah pelaksanaan tugas bersama dimasa depan dan tugas masa depan itu adalah pembangunan.
Peranan Generasi Muda
Presiden pada kesempatan itu mengemukakan pula peranan generasi muda untuk membangun hari esok yang dicita-citakan baik oleh Sumpah Pemuda, maupun Proklamasi Kemerdekaan melalui suatu perjoangan yang sangat panjang dari seluruh bangsa.
Dikatakan oleh Presiden bahwa hari kemarin telah menjadi sejarahnya kaum tua. Hari ini adalah bersama kaum tua dan kaum muda tapi hari esok adalah hari depan harapannya kaum muda. Presiden juga mengemukakan dalam sambutannya itu tantangan dan kesulitan yang dihadapi dalam menggerakkan pembangunan, tapi dikatakan oleh Presiden bagaimanapun juga ketabahan dan kemauan untuk terus berusaha harus dimiliki karena merupakan hal yang sangat penting bagi suksesnya pembangunan.
Repelita I baru merupakan awal dari serangkaian pembangunan, untuk menggarap bidang yang penting dan mendesak yg bertujuan memperbaiki tarap hidup dan meletakkan dasar yang kuat bagi pembangunan tahap berikutnya.
Jika roda pembangunan dapat digerakkan dengan kekuatan sendiri jalan pembangunan akan lebih lancar dan semakin cepat dalam rangkaian pembangunan makin cepat itulah masalah sosial yang sangat luas akan dapat dipecahkan seperti pemberantasan perbaikan mutu dan perluasan pendidikan penyebaran penduduk yang lebih merata dan kebutuhan lain bagi terwujudnya kesejahteraan sosial.
Dalam kegiatan yang besar itulah pemuda harus ikut serta didalamnya sebab kelanjutan pembangunan nanti akan berada diatas pundak tanggungjawab generasi muda yang sekarang. Demikian Presiden
Lebih 10.000 Hadir
Upacara peringatan hari Sumpah Pemuda di Istana Olahraga Senayan itu selain dihadiri oleh 10.000 pelajar dari berbagai sekolah di Jakarta juga dihadiri oleh para menteri dan anggota korps diplomatik.
Menteri P & K dan Sultan Hamengkubuwono IX pada kesempatan mewakili Presiden didampingi oleh Ketua DPR/MPR DR. Idham Chalid, Menpen Boediharjo, Gubernur KDKI Jaya Ali Sadikin dan Mayjen Supardi Dirjen Olahraga dan Pemuda selaku Ketua Umum Panitia Pusat hari Sumpah Pemuda.
Pada puncak peringatan hari Sumpah Pemuda ke-44 itu telah dibacakan Keputusan Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 dan isi Sumpah Pemuda masing2 dibacakan oleh Mira Carola dan Bambang Goenawan, keduanya bekas pengibar bendera pusaka pada Hari Proklamasi tahun yg lalu.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-44 di Istana Olahraga Senayan itu ditutup dengan Lagu “Padamu Negeri” yang dinyanyikan oleh 300 pelajar dari koor SMP I Cikini dan diiringi oleh Korps Musik Polri. (DTS).
Sumber: ANGKATAN BERSENJATA (30/10/1972)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 49-50.