PRESIDEN SOEHARTO TERIMA. PENGUSAHA ROTAN HPRI

PRESIDEN SOEHARTO TERIMA. PENGUSAHA ROTAN HPRI

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengimbau para pengusaha rotan Indonesia bersatu-padu dalam merebut pasaran di luar negeri, dengan menghasilkan produk yang memenuhi selera pasar dan menjaga mutu secara ketat.

"Saya menyadari usaha ini tidak mudah, namun saya yakin kita pasti akan berhasil sebab Tanah Air kita inilah yang menghasi lkan rotan," katanya ketika menerima sekitar 200 pengusaha rotan yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Rotan Indonesia (HPRI) hari Senin di Bina Graha Jakarta.

Ia menilai, industri rotan memberi peluang besar untuk melaksanakan UUD 1945 terutama pasal 33, sebab Indonesia merupakan produsen terbesar rotan di dunia.

Hampir 80 persen rotan dunia dihasilkan negeri ini, namun ekspor rotan Indonesia sebagian besar masih berupa barang setengah jadi.

Negara-negara pembeli rotan setengah jadi dari Indonesia, ujar Presiden, mengolah dan mengekspor sebagai barangjadi. "Ini berarti negara lain yang mendapat keuntungan lebih besar dari nilai tambah yang mereka peroleh," kata Kepala Negara.

Padahal, menurut Presiden, pengolahan rotan tidak memerlukan teknologi tinggi dan modal sangat besar. Apabila rotan diolah di dalam negeri dan diekspor dalam bentuk barang jadi, tidak sedikit nilai tambah yang dapat dinikmati, lanjutnya.

Lebih dari itu, pengolahan rotanjuga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah tidak kecil, sehingga membantu memecahkan masalah ketenagakerjaan dewasa ini.

"Dengan mengolah rotan kita menjadi barang jadi, maka berarti kita telah memanfaatkan sumber kekayaan alam kita untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat," demikian Presiden.

Dalam kesempatan itu ia menguraikan kembali gagasan-gagasan dasar mengenai pembangunan Indonesia, terutama menyangkut pemanfaatan potensi kekayaan alam.

Ketua Umurn HPRI, M. Bob Hasan, melaporkan kepada Presiden tentang hasil musyawarah nasional organisasi itu awal Desember lalu, termasuk usulan pada Pemerintah mengenai penyempurnaan tata niaga dan tata cara ekspor rotan.

Ekspor rotan setengah jadi dari Indonesia dalam tahun 1987 bernilai 95 juta dolar AS, sedang ekspor barang jadi dari rotan baru 38 juta dolar atau hanya lima persen dari nilai barang jadi yang diperdagangkan di dunia.

"Negara-negara yang tidak menghasilkan bahan baku rotan seperti Taiwan, Hongkong, Cina dan lain-lain justru menikmati nilai tambah yang besar," ujar Bob Hasan.

Berdasarkan SK Menteri Perdagangan no. 274 tahun 1986, mulai awal tahun 1989 Indonesia hanya mengekspor rotan dalam bentuk barang jadi.

Kebijaksanaan tersebut, menurut Hasan, di satu pihak mendorong perkembangan industri barang jadi rotan di dalam negeri, namun di lain pihak terjadi pelonjakan ekspor rotan setengah jadi.

Untuk mempercepat peningkatan industri pengolahan rotan, HPRI mempunyai program nyata yang dalam waktu dekat akan diusulkan kepada Pemerintah, kata Bob Hasan.

Jakarta, ANTARA

Sumber : ANTARA (01/02/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 246-247.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.