REPELITA IV MENGANDUNG UJIAN-UJIAN BERAT

PRESIDEN SOEHARTO :

REPELITA IV MENGANDUNG UJIAN-UJIAN BERAT

Presiden Soeharto menegaskan, Repelita IV merupakan tahap pembangunan yang amat penting, tetapi sekaligus juga mengandung ujian-ujian yang berat dan tantangan yang tidak ringan.

Dalam amanat tertulis pada penyerahan daftar isian proyek (DIP) tahun anggaran 1983/1984 yang dibacakan oleh sejumlah menteri kabinet pembangunan di 27 propinsi di Indonesia mulai Senin ini.

Presiden Soeharto mengatakan, dalam Repelita IV, "kita akan bertekad untuk meletakkan kerangka landasan yang akan kita mantapkan dalam Repelita V, agar dalam Repelita VI bangsa kita dapat tinggal landas dalam membangun dengan kekuatan sendiri”.

Presiden menegaskan, jika ingin hidup maju dan sejahtera tidak ada pilihan lain kecuali membangun dan membangun.

Devaluasi Bukan Satu-satunya Langkah

Ia mengingatkan, ujian yang dihadapi dalam Repelita IV adalah bagaimana mengatasi tekanan-tekanan berat yang diakibatkan oleh resesi ekonomi dunia, yang mau tidak mau jelas besar pengaruhnya terhadap kelancaran pembangunan. Untuk mengatasi akibat-akibat buruk dati resesi ekonomi dunia itulah baru-baru inidiadakan devaluasi terhadap nilai rupiah.

Dalam amanat tertulisnya, Kepala Negara menyampaikan rasa terharu dan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah dengan penuh pengertian dan kesadaran memahami dan ikut mengamankan langkah berat yang tidak bisa lain harus diambil oleh pemerintah.

Tetapi Presiden mengingatkan, bahwa hanya dengan devaluasi yang memang tidak terelakkan itu bukanlah satu-satunya langkah.

"Kita masih harus mengefisienkan lagi seluruh perekonomian rasional kita untuk meratakan jalan yang kita tempuh dalam melanjutkan pembangunan ini".

Dengan dukungan yang sadar dari seluruh lapisan masyarakat, dengan bekerja keras tanpa mengenal lelah, "kita yakin bahwa ujian-ujian berat dihadapan kita pasti akan dapat kita atasi," kata Presiden.

Ia mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki tradisi sebagai bangsa pejuang yang tahan uji.

"Marilah kita tunjukkan tradisi sebagai bangsa pejuang itu dalam semangat dari zaman pembangunan yang penuh ujian seperti sekarang ini."

Tantangan-Tantangan

Presiden menyebutkan tantangan-tantangan yang di hadapi masa depan ialah peningkatan produksi pangan, penanganan pendidikan bagi berjuta-juta anak dan pemuda-pemudi, penyediaan perusahaan yang Iayak, membuka lapangan kerja bagi jutaan orang, mengatasi masalah-masalah besar kependudukan dan masalah-masalah sosial ekonomi lainnya.

Bersamaan dengan menghadapi masalah itu, kekuatan industri harus pula dibangun, sebab masyarakat adil makmur yang dicita-citakan tidak bisa lain adalah masyarakat industri yang maju dengan dukungan pertanian yang kokoh kuat, katanya.

Semua yang harus dikerjakan dalam Repelita IV nanti harus dilandasi dengan keadaan ekonomi dan tingkat pembangunan yang memadai dalam merampungkan Repelita III sekarang yaitu tahun anggaran 1983/1984.

DIP

Presiden mengatakan, penyerahan daftar isian proyek (DIP) dilakukan secepat­cepatnya ke semua daerah dalam rangka mengefisienkan dan mengefektifkan perkembangan perekonomian nasional dan jalannya-pembangunan.

Adanya DIP merupakan salah satu dukungan terhadap administrasi pembangunan yang baik, kata Presiden.

Ia mengingatkan, penyerahan DIP dalam upacara khusus seperti sekarang sama sekali bukan sekedar upacara simbolik yang hanya-membuang waktu dan uang.

Penyerahan DIP ini hendaknya "kita pandang sebagai lambang tekad kita untuk terus membangun dengan tertib, teratur dan efisien".

Melalui para menteri yang menyerahkan DIP-DIP ituke daerah-daerah, Presiden minta kepada para gubernur sampai bupati-bupati untuk memberitahukan secara Iuas kepada seluruh masyarakat di daerah mengenai semua proyek pembangunan yang ada di daerah.

Dengan demikian rakyat tahu mengenai gambaran masa depan mereka, apa yang akan dikerjakan, kesempatan apa yang terbuka dan bagaimana rakyat dapat berpartisipasi secara aktip dalam gerakan pembangunan daerah.

Dengan jalan itulah, "kita terus berusaha membuat pembangunan kita ini makin terbuka dan demokratis, makin menggugah kesadaran dan memperluas partisipasi rakyat dalam membangun masa depan".

Kepala Negara mengingatkan, tantangan­tantangan besar yang dihadapi dalam pembangunan hanya dapat ditangani bersama dengan kegotongroyongan nasional yang seluas-luasnya dan sejujur-jujurnya.

Pembangunan yang dikerjakan oleh pemerintah saja, tanpa dukungan dan ikut sertanya seluruh rakyat bukan saja tidak mungkin, tetapi salah, kata Presiden.

Sebaliknya, dengan bimbingan yang benar dari pemerintah dan dengan ikut sertanya seluruh lapisan masyarakat, maka pembangunan ini akan berjalan lancar dan berhasil, demikian Presiden Soeharto.

Amanat tertulis Presiden Soeharto dibacakan oleh para menteri yang datang ke daerah-daerah untuk menyerahkan DIP ke 27 propinsi mulai Senin ini. (RA)

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (19/04/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 66-68.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.