Rabu, 3 Juni 1998
Kepada
Yth. Bapak Muhammad Soeharto
di Kediaman
SEMOGA BAPAK BAHAGIA [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji Syukur ananda haturkan atas ke-Maha Kuasaan Allah sehingga surat ini bisa sampai pada Yang Mulia Bapak Soeharto, seiring salam hormat dan salam sejahtera khususnya kepada Bapak Soeharto dan keluarga. Rasanya riskan sekali ananda melakukan hal ini, tetapi karena dorongan yang besar serta ananda merasa Bapak sebagai Orang Tua seluruh bangsa Indonesia, jadi ananda sangat berterima kasih sekali jika Bapak dapat meluangkan sedikit waktu untuk membaca ocehan pena ananda di desa.
Bapak Soeharto, mungkin ini kesempatan yang paling tepat buat ananda sekeluarga untuk dapatnya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala jerih payah Bapak Soeharto yang telah mengisi kemerdekaan ini dengan Pembangunan semoga segala amal serta jerih payah selama ini mendapatkan pahala di sisi Allah Swt.
Bapak, izinkanlah ananda pada tanggal 8 Juni 1998 di usia Bapak yang ke-77 tahun mengucapkan Selamat Semoga panjang umur dan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah Swt. Dan alangkah bahagianya jika Bapak Soeharto dapat berkoresponden dengan ananda, dan ananda ingin sekali memiliki photo keluarga Bapak Soeharto sebagai kenang-kenangan. (DTS)
Wassalamu’ alaikum
St. Khairiyatur Rizkiyah & Keluarga
Madura – Jawa Timur
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 1015. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.