SOEHARTO-HELMUT KOHL BICARAKAN MASALAH EKONOMI BILATERAL DAN REGIONAL

SOEHARTO-HELMUT KOHL BICARAKAN MASALAH EKONOMI BILATERAL DAN REGIONAL

Indonesia mengharapkan lebih banyak lagi investasi Jerman Barat yang ditanamkan di negeri ini untuk pembangunan, karena investasi dari Republik Federasi Jerman masih kecil dibandingkan dengan investasi Amerika dan Jepang.

Hal itu dibicarakan dalam pertemuan Presiden Soeharto dengan Kanselir Jerman Barat Helmut Kohl yang berlangsung dua jam di Istana Merdeka, Sabtu.

Menteri Sekretaris Negara Sudharmono SH selesai pertemuan empat mata antara kedua Kepala Pemerintahan itu, mengatakan kepada wartawan bahwa PM Kohl akan mengusahakan agar investasi Jerman Barat dapat ditingkatkan lagi di Indonesia.

Dalam pembicaraan yang berlangsung dalam suasana persahabatan itu Indonesia juga mengharapkan bantuan lunak dari Jerman Barat melalui program IGGI. Untuk maksud ini, kata Sudharmono, akan diadakan pembicaraan oleh kedua pihak mengenai proyek-proyek apa yang dapat diberikan bantuan lunak dari Jerman Barat.

Dalam pembicaraan itu, PM. Kohl juga menyatakan keinginan pemerintahnya untuk meningkatkan kerja sama dalam industri penerbangan. Hal ini perlu diteliti manfaat dari kerja sama itu, kata Mensesneg.

Sudharmono membenarkan bahwa pembicaraan antara Presiden Soeharto dan PM Helmut Kohllebih banyak mengenai masalah ekonomi baik bilateral, maupun regional ASEAN-MEE.

"Karena dalam bidang politik tidak ada masalah," kata Menteri. Namun Indonesia mengharapkan peranan Jerman Barat dalam rangka ikut menciptakan Tata Ekonomi Internasional Baru.

Dalam pertemuan itu dibahas pula kemungkinan-kemungkinan untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi kedua negara, karena selama ini Indonesia lebih banyak mengimpor dari Jerman Barat.

Presiden Soeharto mengemukakan keinginan Indonesia untuk meningkatkan ekspomya ke Jerman Barat guna menyeimbangkan neraca perdagangan atau neraca pembayarannya.

Menurut Menteri Sudharmono, kesanggupan untuk membuka pasaran yang lebih luas masih ada, tetapi perlu langkah-langkah konkrit yang dilakukan oleh kedua pihak.

Dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama telah disepakati untuk mengadakan saling kunjung antara pejabat kedua pihak dari yang terendah hingga tertinggi. Dalam hal ini Indonesia mengharapkan Presiden Jerman Barat dapat berkunjung ke negeri ini tahun depan.

Atas pertanyaan wartawan Mensesneg mengatakan bahwa Jerman Barat berasaha agar Indonesia dapat memperluas pasarannya.

Jerman Barat termasuk negara yang kurang melakukan proteksi terhadap barang-barang dari negara lain. Jerman Barat yang termasuk negara yang telah banyak menutup kontrak dalam rangka kebijaksanaan imbal beli Indonesia, demikian menteri. (RA)

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (05/11/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 222-223.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.