SUDAH SAATNYA HADAPI NARKOTIKA SECARA TERPADU

SUDAH SAATNYA HADAPI NARKOTIKA SECARA TERPADU

Presiden Soeharto menyatakan, sudah tiba saatnya sekarang ini bangsa-bangsa di kawasan ASEAN menentukan suatu kebijaksanaan dan strategi yang terpadu dalam menanggulangi masalah narkotika.

Mengatakan hal itu ketika memberikan sambutan pada pembukaan pertemuan para ahli narkotika ASEAN ke VIII hari ini di Istana Negara, Kepala Negara menambahkan bahwa sebenarnya sudah banyak usaha yang dilakukan untuk menanggulangi bahaya obat bius itu.

Namun kenyataan juga terus menunjukkan bahwa penyalahgunaannya di kawasan ini masih menunjukkan kecenderungan meningkat.

Menurut Presiden, ASEAN menjadi kawasan yang rawan terhadap bahaya narkotika, antara lain karena letaknya yang sangat dekat dengan salah satu sumber gelap narkotika yang besar. Kenyataan lain juga menunjukkan bahwa hampir di semua negara anggota ASEAN terdapat baik perdagangan maupun konsumsi narkotik.

“Yang lebih memprihatinkan lagi adalah bahwa sebagian terbesar dari penyalahgunaan narkotika ini terdiri dari kaum muda, tunas-tunas bangsa yang kita harapkan, kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa-bangsa,” kata Presiden.

Kepala Negara, menyatakan kekhawatirannya jika banyak diantara kaum muda yang kecanduan narkotika dan obat-obat berbahaya, akan membawa ketidakstabilan sosial yang pada gilirannya akan mempengaruhi ketahanan nasional dan ketahanan regional ASEAN.

Oleh karena itu kita harus waspada terhadap bahaya narkotika dan berusaha menghancurkannya sebelum bahaya ini menjadi besar demi keselamatan generasi yang akan datang.

Presiden mengharapkan pertemuan itu dapat benar-benar menjadi karena untuk tukar-menukar informasi dan pengalaman antar para ahli narkotika di negara negara ASEAN guna menanggul angi penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya di negara masing-masing pada khususnya dan di wilayah ASEAN pada umumnya.

Ekonomi

Di bagian lain Kepala Negara menambahkan, dalam perjuangan meningkatkan taraf hidup rakyat, bangsa-bangsa di lingkungan ASEAN memang memberikan perhatian yang besar kepada perjuangan di lapangan ekonomi. Karena hanya dengan pembangunan ekonomi itulah rakyat rakyat ASEAN dapat meningkatkan taraf hidupnya sehingga dapat menikmati kemajuan dan kesejahteraan.

Namun disadari, bahwa pembangunan ekonomi merupakan bagian dari proses “nation building” dalam arti yang seluas-luasnya. “Karena itu pembangunan yang kita pikirkan juga mencakup pembangunan sosial dalam arti yang luas, termasuk di dalamnya usaha mencegah masyarakat dari penyakit sosial dan mental yang merusak,” katanya.

“Dalam hubungan inilah kerja sama penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya perlu benar-benar mendapat perhatian yang besar dari kita bersama,” kata Presiden.

Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) selaku Ketua Badan Kordinasi Pelaksanaan (Bakolak) Inpres 6/1971 Yoga Soegomo dalam laporannya mengatakan temu karya ahli narkotika ini diikuti oleh 51 peserta dan peninjau.

Dia juga mengatakan akan diusahakan penyeragaman perundang-undangan yang penting dan kampanye anti narkotika regional sehingga tidak ada lagi negara ASEAN yang menjadi mata rantai yang lemah dalam kekuatan regional yang terpadu tersebut. Menurut pertemuan para ahli narkotika ini akan berlangsung sampai tanggal 4 April mendatang. (RA)

Jakarta, Merdeka

Sumber : MERDEKA (09/03/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 934-936.


Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.