TAK MUNGKIN BIARKAN RAKYAT BERPALING DARI PANCASILA

PRESIDEN SOEHARTO TEGASKAN :

TAK MUNGKIN BIARKAN RAKYAT BERPALING DARI PANCASILA

Jumlah Veteran Pejuang Kemerdekaan 704.977 orang

Presiden Soeharto menegaskan, sebagai Veteran RI yang mengetahui betapa besar pengorbanan rakyat untuk merebut, mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan bangsa ini, kita tidak mungkin membiarkan rakyat terjerumus pada usaha-usaha untuk berpaling dari Pancasila.

Menyampaikan sambutannya pada upacara pengukuhan Dewan Paripurna Pusat dan Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI hari Sabtu di Istana Negara, Presiden lebih lanjut menyatakan, pemantapan Pancasila kita rasakan sebagai perampungan tugas historis para veteran pejuang kemerdekaan, karena makin hari makin dekat saat peralihan generasi secara menyeluruh.

Peralihan generasi ini adalah kodrat yang tidak mungkin kita hindari, kata Presiden yang selanjutnya menyatakan dalam rangka babak-babak terakhir perampungan tugas dan peranan sejarah tadi, para veteran pejuang kemerdekaan tidak ingin mewariskan kehidupan bangsa dan negara kita di mana Pancasila sebagai ideologi nasional masih belum mantap.

“Kita tidak ingin generasi mendatang menanggung beban sejarah ketidak mantapan ideologi, seperti kita alami dengan segala kepahitannya,” kata Presiden.

Dalam rangka pemantapan Pancasila ini yang paling penting adalah benar benar melaksanakan Pancasila itu dalam nafas, gerakan, arah dan wujud pembangunan kita di segala bidang singkatnya bagi kita melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila seperti yang telah menjadi tekad nasional yang kita nyatakan sendiri dalam GBHN 1983, “Inilah tekad kita dengan tekad itu saya harapkan saudara-saudara melangkahkan kaki ke masa bakti mendatang,” ujar Presiden.

Ditambahkan, dalam usaha untuk meningkatkan ketahanan nasional itu khususnya ketahanan ideologi, kita sedang menggalang kebulatan tekad nasional untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya azas dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara bagi semua organisasi kemasyarakatan.

“Bagi veteran RI masalah kemantapan Pancasila sebagai ideologi nasional merupakan prinsip yang tak bisa ditawar-tawar lagi, sebab tanpa kemantapan dan kelestarian Pancasila maka hilanglah arti RI yang telah kita proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Untuk itu apapun akan kita pertaruhkan demi tegaknya negara proklamasi yang telah kita bela dengan pengorbanan yang tak ada batasnya”, kata Presiden.

Sebagai veteran RI, kita adalah pejuang apapun kedudukan dan pekerjaan kita sekarang, sebagai pejuang kita tidak mengenal masa pensiunan.

Batas perjuangan kita adalah kematian, karena itu selama hayat di kandung badan kita tidak akan berpangku tangan, lebih-lebih bila Pancasila terancam, demikian, Presiden Soeharto.

Laporan LVRI

Ketua Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI Achmad Tahir dalam laporannya menyatakan al. jumlah warga veteran pejuang RI yang syah sekarang ini berjumlah 704.977 orang.

Sedangkan jumlah anggota Dewan Paripurna Pusat berjumlah 75 orang dan Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI berjumlah 25 orang.

Kepada Presiden juga disampaikan hasil kongres Veteran dari tanggal 14-16 Desember 1983 di Medan, Sumut. Yaitu berupa garis perjuangan LVRI tahun 1983-1988 yang mengandung tujuh amanat dan telah dijabarkan menjadi program kerja yang meliputi bidang Idpolkam, Hublu, Ekuin, Sosbud, Kesra, Peranan Wanita, Pembinaan Generasi Muda dan umum.

Di antara tokoh veteran yang hadir tampak, Ketua Mahkamah Agung Letjen TNT Purn Ali Said SH, bekas Wapres Sri Sultan Hamengkubuwono, bekas Dirut Pertamina Letjen Purn lbnu Sutowo, bekas Pangkopkamtib Jenderal Purn Sumitro, bekas KASAU Marsekal Purn Suwoto Sukendar, “Si Pending Emas” Ny. Herlina Kassim, Kepala BP-7 Letjen Purn Sarwo Eddhie Wibowo dan bekas Menpen Marsekal Purn Budiardjo Setelah acara resmi Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah berkenan melakukan photo bersama dengan seluruh Pimpinan Pusat dan Dewan Paripurna Pusat LVRI di tangga Istana Merdeka.

Dewan Paripurna Pusat dan Pimpinan Pusat LEGIUN VETERAN RI hasil Kongres V LVRI, di Medan akhir tahun 1983 yang lalu, hari ini Sabtu 28 Juli 1984 setelah dikukuhkan oleh Bapak Presiden, di Istana Negara, melanjutkan acaranya dari Istana Negara ke TMP Pusat Kalibata, Jakarta untuk menyelenggarakan ziarah Tabur Bunga.

Seusainya acara tabur bunga, masih pada hari yang sama PP dan DPP LVRI V itu melangsungkan Rapat pertamanya bertempat di auditorium Graha Purna Yudha/MABES LVRI di Jakarta. Rapat tersebut al. telah mengambil suatu keputusan bahwa semua anggota PP-DPP-LVRI-V bersedia menjadi Orang Tua Asuh atau bapak/ibu angkat.

Dalam hubungan itu, Ketua Umum PP-LVRI Letjen TNI Purn Achmad Tahir sekaligus menghimbau segenap anggota PP-DPP LVRI V melaksanakan keputusan PP-DPP tsb; dan ditegaskan apabila perlu untuk satu jenjang pendidikan (paling sedikitnya dalam waktu/umpama) selama 6 (enam) tahun. Himbauan tersebut diterima, acara aklamasi oleh para peserta sidang. (RA)

Jakarta, Pelita

Sumber : PELITA (30/07/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 777-779.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.