TANPA PENGETAHUAN PERANAN WANITA SULIT DIKEMBANGKAN DALAM PEMBANGUNAN

TANPA PENGETAHUAN PERANAN WANITA SULIT DIKEMBANGKAN DALAM PEMBANGUNAN

 

 

PRESIDEN :

Presiden Soeharto menegaskan, salah satu kunci penting untuk meningkatkan peranan kaum wanita adalah usaha yang terus menerus untuk meningkatkan usaha dan ketrampilan dalam arti yang seluas-luasnya.

Hal ini merupakan tantangan besar dan tugas yang sangat besar, kata Presiden dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Kerja Nasional Peningkatan Peranan Wanita di Bina Graha, Kamis siang.

Kepala Negara mengingatkan, tanpa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sulit dikembangkan peranan kaum wanita dalam pembangunan Nasional.

Namun satu hal harus disadari sedalam-dalamnya, bahwa peranan kaum wanita dalam pembangunan itu sama sekali tidak boleh berarti bahwa kaum wanita semata-mata diharapkan memberi sumbangan sebesar-besarnya.

Sebaliknya, hasil-hasil pembangunan itu pun harus dinikmati sebesar-­besarnya oleh kaum wanita. Dengan kata lain kaum wanita adalah pelaku dan sekaligus menjadi tujuan pembangunan bangsa. Karena itu yang harus diusahakan ialah mengembangkan potensi kaum wanita dalam arti yang luwes, baik dalam arti jasmaniah maupun rohaniah.

Mengenai tugas kaum wanita Presiden mengatakan, secara kodrati kaum wanita harus menunaikan tugas sebagai ibu sebaik-baiknya, dengan rasa tanggung jawab yang sebesar-besarnya.

“Walaupun kita menaruh perhatian yang besar terhadap peranan wanita dalam pembangunan, namun hal ini sama sekali tidak bisa mengakibatkan kaum wanita meninggalkan tugas ibu sebagai rumah tangga,” kata Kepala Negara.

Hal ini perlu disadari sedalam-dalamnya, sebab rumah tangga adalah lingkungan masyarakat yang terkecil tapi sangat menentukan.

Suatu masyarakat akan runtuh jika rumah tangga-rumah tangga yang jadi tiang masyarakat itu runtuh terlebih dahulu. Masyarakat akan kuat jika rumah tangga yang menjadi penyangga kuat. Oleh karena itu peranan kaum ibu dalam membina keluarga sejahtera sama sekali tidak boleh diabaikan.

Dalam kesempatan itu Presiden mengharapkan agar kaum wanita umumnya, dan kaum ibu khususnya, benar-benar dapat menjadi kekuatan yang mendalami penghayatan dan pengamalan Pancasila.

Presiden mengatakan, jika tiap ibu dapat menjadi benteng pancasila maka akan terbentuk benteng Pancasila yang sangat kuat di seluruh Indonesia, karena dari ibu Pancasilais pasti akan tumbuh anak-anak Pancasilais yang akan berkembang menjadi remaja-remaja Pancasilais, dan kelak akan menjadi anggota masyarakat yang Pancasilais pula.

Rapat Kerja Nasional Peningkatan Peranan Wanita itu berlangsung dua badan diikuti sekitar 100 peserta. (RA).

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (14/03/1985)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 339-340.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.