Bandung, 1 Juni 1998
Kepada
Yth. Bapak Soeharto
di Jl. Cendana
Jakarta
TERIMA KASIH ATAS YAYASAN SUPERSEMAR [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan hati yang tulus bersama ini saya mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Harto. Berkenaan dengan hal ini, bahwa saya (sejak awal Mei 1998) telah memiliki sertifikat tanah, bukti kekuatan hukum atas hak milik tanah saya yang terletak di RT. 07/RW. 04 Kel. Sukapura, Kec. Kiaracondong, Kodya Bandung, dengan luas 140 m2. Di situ pulalah rumah kami tinggal bersama keluarga.
Penjelasan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Prop. Jawa Barat, Kel. Sukapura (di mana kami bertempat tinggal) dimasukkan dalam proyek pembikinan sertifikat tanah sistematik, berkat adanya surat instruksi presiden (Bapak Soeharto).
Dengan adanya instruksi presiden itu saya dapat memiliki sertifikat tanah dengan biaya murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat kecil seperti saya. Sekarang semua warga Kel. Sukapura tanpa kecuali telah memiliki sertifikat tanah tersebut.
Untuk itu sekali lagi kami menghaturkan banyak terima kasih, seiring doa semoga Pak Harto selalu dalam keadaan sehat wal’ afiat. Amiin ya rabbal ‘alamiin!
Wassalamu’alaikum wr. wb. (DTS)
Salam hormat,
Kaprawi
Bandung – Jawa Barat
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 913. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.