INDONESIA HARAPKAN US $ 200 DJUTA KREDIT TAMBAHAN DAN US $100 DJUTA PEMBAJARAN – MUKA PEMBELIAN MINJAK

Komunike Bersama Sabtu Ini

INDONESIA HARAPKAN US $ 200 DJUTA KREDIT TAMBAHAN DAN US $ 100 DJUTA PEMBAJARAN – MUKA PEMBELIAN MINJAK [1]

 

Djakarta, Kompas

Presiden Soeharto Djumat pagi kemarin mengadakan pertemuan terachir dgn PM EI Saku Sato dirumah kediaman resmi Sato di Tokyo. Pertemuan ini berlangsung dua djam, satu djam lebih lama daripada jang direntjanakan semula. Dalam pertemuan itu Presiden didampingi oleh Ketua Team Tehnis Radius Prawiro dan Sekneg Soedharmono.

Hasil2 Perundingan dengan pihak Djepang ini akan diumumkan dalam komunik Bersama jang dikeluarkan Sabtu ini.

Selesai pertemuan PM Sato mengantarkan Presiden Soeharto dan pendampingnja sampai kemobil. Mereka tampak tersenjum2.

Bitjarakan Tawaran Tambahan

Sekneg Soedharmono menjatakan bahwa kundjungan kerdja Presiden ke Djepang ini disamping membitjarakan soal2 internasional, djuga membitjarakan tawaran Djepang untuk memberikan tambahan pindjaman guna meningkatkan produksi minjakbumi di Indonesia.

Indonesia hanja menerima tambahan bantuan itu dengan sjarat2 ringan, kata Sudharmono. Karena sudah mendjadi kebidjaksanaan Pemerintah Indonesia hanja menerima kredit jang produktip dan dalam batas2 kemampuan rakjat untuk bisa membajarnja kembali. Pindjaman ini dikemukakan Presiden dalam pembitjaraan2nja dengan menteri2 dari pihak Djepang dan djuga dikemukakan kepada PM Sato Djumat kemarin.

Demikian keterangan Soedharmono kepada “Antara” jang menanjakan hal itu karena di beberapa surat kabar Djepang hari Djumat tersiar berita bahwa Menteri Keuangan Mizuta telah mendjandjikan kepada Presiden pemberian pindjaman $ 200 djuta. Sjaratnja: Indonesia harus mensupply Djepang dengan minjak tanahnja jang terkenal berkadar belerang rendah.

Kantor berita “K yodo” menjiarkan pula berita bahwa dalam pertemuan Presiden Soeharto dengan Menteri Luar negeri Djepang Takeo Fukuda hari Rabu telah dibitjarakan mengenai djaminan Djepang bahwa negara itu akan memperluas kerdjasama positip dgn Indonesia dalam usaha pembangunan projek2 industri minjak. Diberitakan pula adanja “djandji” Djepang, untuk memberikan tambahan pindjaman $ 200 djuta kepada Indonesia dengan sjarat bahwa Indonesia harus mendjual minjak tanahnja kepada Djepang.

Pertimbangan2 Djepang

Sementara itu AFP memperoleh keterangan dari Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri Djepang bahwa Indonesia mengharapkan 200 djuta dollar sebagai pindjaman tambahan jang akan digunakan mengusahakan minjak lepas-pantai dan 100 djuta dollar lagi sebagai pembajaran muka pembelian minjak oleh Djepang dari Indonesia.

Sumber2 Kementerian itu mengungkapkan bahwa Djepang bersedia memberikan bantuan tambahan jang diminta itu kepada Indonesia karena tiga alasan berikut ini.

  1. Indonesia akan mampu mendjual kepada Djepang minjak mentah jang kadar belerangnja rendah
  2. Indonesia lebih dekat letaknja dari Djepang dibandingkan dengan negara2 Timur Tengah dan Timur Dekat:
  3. Indonesia setjara relatip adalah anggota jang moderat dari Organisasi Penghasil Minjakbumi, lagipula Djepang dapat mengharapkan suplly minjak setjara stabil dari Indonesia.

Menurut AFP, sjarat2 perkreditannja akan dibahas lebih landjut oleh Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Djepang Tanaka dengan Menteri Negara Urusan Nasional Prof Dr Widjojo Nitisastro.

Berkas2 dari Tokyo memberitakan pula bahwa Presiden Soeharto dalam pembitjaraan dengan Menteri Keuangan Mizuta menjatakan keinginan Indonesia untuk mendapatkan keuangan bagi pembangunan Projek Pembangkit Tenaga listrik di sungai Asahan dan untuk Projek ini pembangunannja sedang dipeladjari oleh pengusaha2 Djepang dan Amerika.

Reuter mengabarkan bahwa sumber2 Kementerian Djepang menjatakan bahwa projek2 itu diduga memerlukan biaja sebesar 400 sampai 500 djuta dollar.

Kundjungi Kaisar

Djumat siang, setelah mengadakan pembitjaraan terachir dengan PM Sato, Presiden dan Njonja Tien Soeharto mengadakan kundjungan kepada Kaisar Hirohito dan permaisurinja di istana kaisar di Tokyo dalam suatu djamuan teh. Dalam pertemuan tsb Presiden didampingi oleh Menlu Adam Malik (DTS)

Sumber: KOMPAS (12/05/1972)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 13-15.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.