TIGA PESAN PENTING PRESIDEN KEPADA MENTERI P DAN K
PRESIDEN SOEHARTO berpesan kepada Menteri P dan K tiga hal penting dalam melaksanakan kewajiban selama lima tahun mendatang, yaitu pertama-tama mempersiapkan kewajiban belajar di negara kita dengan sebaikbaiknya kedua memperhatikan pendidikan kejuruan menengah dan ketiga memperhatikan pendidikan sejarah perjuangan bangsa.
Ketiga pesan kepala negara itu, diungkapkan Menteri P dan K Prof. Dr. Noegroho Notosusanto dalam pertemuan dengan Pimpinan Teras Kanwil Departemen P dan K Jawa Barat di museum Jawa Barat jalan Oto Iskandardinata, Jum’ at sore.
Kunjungan Menteri P dan K ke Bandung merupakan yang pertama kalinya semenjak menjabat Menteri P dan K, menggantikan Prof. Dr. Daoed Joesoef yang kini diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung.
Kunjungan pertama ke Jawa Barat dimulai dengan mengadakan pertemuan dan mengadakan tukar pikiran tentang kependidikan dengan Gubernur Jawa Barat di kediaman resmi jalan Oto Iskandardinata Bandung, bersembahyang Jum’ at bersama dengan sesepuh Jawa Barat yang diwakili oleh Wagub Jawa Barat H. Aboeng Koesman.
Kemudian dilanjutkan dengan peninjauan ke kantor Kanwil Departemen P dan K Jawa Barat dan bertatap muka dengan pejabat teras kantor Kanwil Departemen P dan K Jawa Barat.
Ketiga pesan kepala negara itu, menurut menteri bakal dijadikan landasan kebijaksanaan selama lima tahun mendatang sebagai Menteri P dan K dan harus juga mendapat perhatian dari aparat jajaran Departemen P dan K seluruh Indonesia.
Kewajiban Belajar
Menyinggung tentang pesan pertama kepala negara untuk mempersiapkan kewajiban belajar, Menteri P dan K menjelaskan, kewajiban belajar ini bagi Jawa Barat kemungkinan besar tidak ada masalah luar biasa, seperti daerah-daerah lain, karena hanya sedikit daerah yang tidak terjangkau dengan kaki tetapi di daerah lain ada daerah yang pendidikannya hanya mencapai beberapa ratus orang, apalagi anak-anaknya.
Di daerah ini menurut Menteri, perlu diadakan SD yang sifatnya luar biasa, SD kecil atau SD pamong, masalahnya ini merupakan masalah yang tidak kecil dalam melaksanakan kewajiban belajar yang bakal diselenggarakan tahun depan.
Ia menegaskan, kewajiban belajar ini merupakan landasan masa depan kita, sebab anak-anak inilah yang harus kita tangani pendidikannya, sebab merekalah pula nantinya yang bakal menggantikan kita.
Beresnya, baiknya pengelolaan negara kita pada masa depan, tergantung dari anak-anak kita. Performance anak-anak kita nanti tergantung pulalah dari kita sekarang, kata menteri.
Hal ini memberikan keyakinan kepada kita betapa beratnya tugas kita mendatang itu, apalagi tugas berat yang kita hadapi itu dihadapkan kepada keadaan yang serba kurang tetapi menteri percaya tugas berat ini bakal bisa dihadapi dan diselesaikan oleh aparat jajaran Departemen P dan K.
Pendidikan Kejuruan untuk Menopang Pelita IV
Menjelaskan tentang pesan kedua Kepala Negara agar memperhatikan pendidikan kejuruan menengah, menteri rnengemukakan, pendidikan kejuruan menengah ini khusus dimaksudkan untuk mendapatkan tenaga menengah untuk menopang pelaksanaan Pelita ke IV.
Menurut perhitungan Presiden, tenaga atas (pimpinan) saat ini rnemang dirasakan kurang, tetapi tidak sekurang tenaga menengah.
Presiden menganggap tenaga bawah cukup banyak, kita tidak kekurangan manpower, tetapi tenaga menengahlah yang masih sangat dirasakan kekurangan.
Kekurangan inilah yang perlu kita tingkatan agar kekurangan tenaga menengah ini bisa terpenuhi guna menopang pelaksanaan Pelita ke IV.
Tentang pendidikan sejarah perjuangan bangsa yang dipesankan presiden, menurut menteri, walaupun tidak diperintahkan ia bakal melaksanakan juga.
Bagi Jawa Barat, masalah ini tidak menjadi persoalan karena di Jawa Barat begitu penuh dan begitu sarat dengan adegan-adegan perjuangan bangsa pada masa Iampau mulai dari jaman Hindia Belanda, jaman Jepang dan Kemerdekaan.
Di daerah Jawa Barat ini pada waktu Hindia Belanda terjadi pemberontakan kesultanan besar di daerah Banten, pemberontakan Singaparna sewaktu jaman Jepang, sedangkan pada jaman Perang Kemerdekaan kita mengenal pahlawan Toha yang berjibaku, kita tahu peristiwa Bandung Selatan dan Bandung Lautan Api dan lain-lainnya.
Dengan demikian bagi Jawa Barat, hanya harus menggali inspirasi dari lingkungannya sendiri tentang sejarah kepahlawanan.
Ia menambahkan, yang bisa dilakukan oleh daerah Jabar ialah mensejarahkan adegan-adegan ini dengan berbagai media yang ada. Antara lain dengan lukisanlukisan yang besar yang berseni, buku sejarah, tetapi yang penting bagaimana adeganadegan itu bisa memberikan inspirasi perjuangan bagi anak cucu kita.
Masuk ke ITB
Jumat malam, menteri memberikan ceramah umum di SESKOGAB Bandung sedangkan Sabtunya bakal mengadakan peninjauan ke kantor koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah IV Jawa Barat, mengadakan pertemuan dengan unsur-unsur Kopertis Wilayah IV di gedung DPRD Jawa Barat, kemudian ke ITB jalan Tamansari Bandung. (RA)
…
Bandung, Antara
Sumber : ANTARA (14/05/1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 391-393.