WAPANG KOPKAMTIB SINJALIR SUBVERSI ASING MELALUI BUKU DAN BROSUR-BROSUR

WAPANG KOPKAMTIB SINJALIR SUBVERSI ASING MELALUI BUKU DAN BROSUR-BROSUR [1]

 

Djakarta, Kompas

Wakil Panglima Kopkamtib, Letdjen Soemitro, mengungkapkan adanja kegiatan subversi asing jang dengan melalui bermatjam2 tjara mengirimkan buku dan brosur2 ke Indonesia.

Tanpa menjebutkan nama suatu negara, Letdjen Soemitro, ketika ditanja oleh pers Selasa pagi di Aula Hankam menjatakan, “kita sudah ketahui tjara2 subversi melalui buku2 dan brosur itu”.

Ia selandjutnja mengemukakan, subversi asing terhadap Indonesia ada dan kita mudah meramalkan akan ada peningkatan subversi dan infiltrasi itu. Kita tidak terkedjut”.

Ditanja apakah ada subversi melalui mass-media di Indonesia, Letdjen Soemitro menjatakan “tidak ada”. Karena, katanja menambahkan sebelum hal itu terbukti instansi2 resmi belum boleh mengemukakan sesuatu hal sebagai suatu fakta. “Saja kira keliru”.

Wapangkopkamtib mengemukakan, bahwa orang Indonesia harus merasa bangga terhadap stabilitas politik di Indonesia jang dapat dipertahankan. Kalau masih ada orang jang ingin melihat keadaan jg lain di Indonesia “saja kira itu keliru dan latah namanja”

“Adalah keliru”, demikian Letdjen Soemitro, ”kalau ada orang Indonesia jang ingin melihat tanah airnja katjau”.

Kita dengan “susah-pajah mempertahankan keamanan dan stabilitas politik ditanah air. Karena itu kita harus memperingatkan terhadap orang jg ingin melihat keadaan jang lain daripada apa jang dengan susah-pajah kita kerdjakan demikian Letdjen Soemitro.

Soemitro djuga menjesalkan sikap orang jang menjesalkan sikap orang jang ingin meniru2 negara lain. Kalau keadaan sospol dinegeri lain katjau, mengapa ia ingin agar keadaan jang demikian djuga terdjadi di Indonesia katanja.

Tak usah tundjuk hidung.

Mendjawab pertanjaan Letdjen Soemitro menjatakan, bahwa adik2 kita jang muda2 (maksudnja mahasiswa2, Red)”bersih2”. Akan tetapi kalau ada penunggangan jang punja tudjuan djelek akan ketahuan sendiri dan rakjat akan tahu. Tak usah kita tundjuk hidung. (DTS)

Sumber: KOMPAS (04/08/1970)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 484-485.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.