ABRI MENJADI PELOPOR DALAM MENEGAKKAN HUKUM

ABRI MENJADI PELOPOR DALAM MENEGAKKAN HUKUM

PRESIDEN :

Presiden Soeharto, hari Kamis, menegaskan, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dalam fungsinya sebagai kekuatan sosial hendaknya terus ikut menumbuhkan kehidupan demokrasi Pancasila serta menjadi pelopor dalam menegakkan hukum.

"Dengan sikap demikian, ABRl akan mempunyai kekuatan batin yang teguh dalam melindungi kepentingan rakyat banyak dari segala macam ancaman dan rongrongan terhadap keselamatan serta ketenteraman rakyat, sebab apa yang dikerjakan ABRI sejalan dengan kesadaran dan suara hati rakyat”, demikian pesan Kepala Negara pada upacara prasetya perwira lulusan AKABRl di halaman Istana Merdeka Jakarta Kamis pagi.

ABRI, menurut Presiden, juga harus memodernkan diri dalam pikiran, persenjataan dan organisasi. "Namun yang paling menentukan adalah kesetiaan ABRl terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar ’45, kesetiaan ABRI terhadap kepentingan seluruh rakyat Indonesia", tegas Presiden.

Dalam gerak pembangunan nasional, dengan melaksanakan dwi fungsi sebaik­baiknya, angkatan bersenjata harus tetap menjadi kekuatan dinamisator dan stabilisator bangsa.

"Untuk itu saya minta semua perwira remaja tidak henti-henti membekali diri dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar dapat menjalankan peranan dinamisator dan stabilisator sesuai dengan tuntutan serta kemajuan zaman", demikian Kepala Negara.

Yang tidak kalah penting kata Presiden adalah kepekaan para perwira atas segala aspirasi positif dan konstruktif yang tumbuh di hati rakyat.

"Kekuatan ABRI dahulu, sekarang dan di masa datang tetap pada kemanunggalannya dengan rakyat. Dengan kata lain, ABRI harus selalu ingat pada sumbernya, ialah rakyat Indonesia", ujar Presiden.

Ia mengingatkan, dalam memasuki tahap-tahap pembangunan selanjutnya yang makin meningkat perlu disadari bahwa tantangan yang dihadapi tidak ringan.

"Untuk itulah kita harus makin memiliki ketahanan nasional yang tangguh dan tahan uji, termasuk ketahanan di bidang ideologi, politik, ekonomi dan sosial", katanya.

ABRI pun hendaknya dapat memberi sumbangan sebesar-besarnya dan sebaik­baiknya dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional di segala bidang itu, di samping ketahanan di bidang pertahanan dan keamanan.

478 orang

Perwira remaja lulusan AKABRI yang dilantik dan diambil sumpahnya hari ini berjumlah 478 orang, terdiri 233 lulusan akademi militer (darat), 53 orang lulusan Akademi Angkatan Laut, 13 lulusan Akademi Angkatan Udara dan 129 lulusan Angkatan Kepolisian.

Mereka mendapat pangkat Letnan Dua pada angkatan masing­masing. Pada upacara yang semarak itu Presiden Soeharto memasangkan tanda pangkat Letnan Dua kepada empat perwira remaja yang telah memperoleh tanda penghargaan "Adhi Makayasa" sebagai lulusan terbaik dari ketiga angkatan dan Polri.

Mereka yang terpilih mendapat tanda penghargaan itu adalah Letda (artileri) R.E. Diwan Prabowo dari Angkatan Darat, Letda (adm.) Dwi Widjajanto dari Angkatan Laut, Letda (penerbang) Muhammad Syaugi dari angkatan udara dan Letda (polisi) Wahyu Indra Pramugari dari kepolisian.

Diperoleh keterangan bahwa Ediwan adalah putera bungsu dari keluarga Ny. Utoro (pegawai negeri), Dwi Widjajanto putera kedua dari Subari (pegawai negeri), Syaugi putera keempat Alwi Saleh (wiraswasta) dan Wahyu putera keenam Tjiptohadi (purnawirawan TNIAD).

Jauh Berbeda

Pada awal amanatnya, Presiden mengatakan bahwa angkatan bersenjata RI dahulu lahir dalam gemuruhnya dentuman meriam dan senapan serta dalam gemuruhnya suara rakyat berjuang dan tajamnya ujung bambu runcing, jauh berbeda dengan upacara pelantikan saat ini yang meriah dengan bunyi genderang dan terompet.

"Angkatan bersenjata kita lahir dari kandungan rakyat yang sedang berjuang dalam perang kemerdekaan. Oleh karena itu setiap prajurit ABRI pertama-tama adalah seorang pejuang, baru sesudah itu ia adalah prajurit profesional, kata Presiden.

Hakekat sebagai pejuang itulah yang senantiasa terus menyala dalam dada setiap prajurit ABRI, sehingga selalu dapat menjadi sumber kekuatan dan sumber keluhuran perjuangan yang tidak pernah kering.

Dalam kesempatan itu Presiden juga menguraikan kembali isi sapta marga yakni tujuh pegangan setiap prajurit ABRI yang selalu harus dihayati.

Kepada para perwira remaja, Kepala Negara minta agar mereka meresapkan sedalam-dalamnya apa yang diharapkan rakyat dan bangsa terhadap mereka.

"Tugas­tugas pembangunan makin berat dan aspirasi masyarakat kita akan terus berkembang dan makin beranekaragam," demikian Presiden.

Hadir pada upacara pelantikan itu Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah, sejumlah menteri kabinet, Pangab/Pangkopkamtib dan para kepala staf ketiga angkatan dan kepala Poiri. (RA)

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (28/09/1984)

Jakarta, Sinar Harapan

Sumber : SINAR HARAPAN (27/09/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 786-787.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.