JANGAN TERPANCING ANASIR YANG INGIN PISAHKAN ABRI DENGAN RAKYAT

JANGAN TERPANCING ANASIR YANG INGIN PISAHKAN ABRI DENGAN RAKYAT

Presiden Soeharto pada HUT ABRI Ke-39

Presiden Soeharto menegaskan, kemanunggalan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan rakyat merupakan benteng paling kukuh untuk menyelamatkan dan mengamalkan Pancasila secara lestari.

Karena itu rakyat harus memelihara kewaspadaan yang tinggi, agar tidak terpancing oleh anasir-anasir destruktif yang ingin memisahkan ABRI dengan rakyat.

"Hal itulah yang menjadi renungan terdalam kita semua pada setiap peringatan hari ulang tahun ABRI. Lebih-lebih dalam peringatan hari ulang tahun ABRI sekarang ini," demikian Kepala Negara selaku inspektur upacara pada peringatan Hari Ulang Tahun ABRI ke-39 di Lapangan Parkir Timur Stadion Senayan Jumat kemarin.

Hadir dalam acara itu Ny. Tien Soeharto, Wakil Presiden dan Ny. Karlinah Wirahadikusumah, Panglima ABRI Jenderal L.B Moerdani beserta keempat Kepala Staf Angkatan dan Polri, Menhankam Poniman, para menteri Kabinet Pembangunan IV dan pejabat tinggi ABRI dan sipil lainnya.

Juga hadir sebagai tamu di antaranya Puteri Mana Chakri Sirindhorn dari Kerajaan Muangthai, Kepala Staf AU Bangladesh Marsekal Sultan Mahmud, KSAU Chile Jenderal Fernando Matthei dan para duta besar serta atase militer negara-negara sahabat.

Presiden Soeharto menegaskan, dengan rasa tanggung jawab sebesar-besarnya, di lain pihak ABRI harus melindungi rakyat, bangsa dan negara terhadap segala macam marabahaya dan rong-rongan terhadap Pancasila. ABRI pun harus mampu menjadi stabilisator dan dinamisator dalam pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.

"Kesetiaan ABRI terhadap Pancasila tidak pernah goyah sedikit pun di masa lampau sampai hari ini. Kesetiaan ABRI terhadap Pancasila tidak pernah akan goyah hari esok dan sepanjang masa. ABRI harus timbul tenggelam bersama-sama Pancasila. ABRI harus timbul tenggelam bersama-sama rakyat yang berjiwa Pancasila.” demikian Presiden.

Menurut Presiden, dalam babak perjuangan pembangunan sekarang dan selanjutnya, ABRI bersama-sama seluruh bangsa harus berhasil dalam perjuangan besar melaksanakan pembangunan nasional.

Babak sejarah ini tidak kalah berat dari babak sejarah sebelumnya, yaitu perjuangan mempertahankan dan menegakkan Pancasila.

Demokratis dan Konstitusional

Di bagian lain pidatonya, Presiden Soeharto kembali menandaskan, ABRI akan tetap menjunjung tinggi kehidupan yang demokratis dan konstitusional berdasarkan Pancasila dan ini merupakan jaminan, kata Presiden, bahwa "kita tidak akan tergelincir ke arah militerisme atau diktator militer." Dengan Pancasila dan Sapta Marga, ABRI justru menjadi penggerak kehidupan masyarakat yang dinamis dan demokratis.

Sebagai kekuatan sosial, ABRI akan terus memainkan peranan sebagai stabilisator dan dinamisator yang bersama-sama kekuatan sosial lainnya memikul tugas dan tanggung jawab mengamankan dan mensukseskan perjuangan bangsa.

"Fungsi sebagai kekuatan sosial itu dipercayakan oleh bangsa dan negara kepada ABRI, sekali-kali tidak untuk kepentingan ABRl sendiri," ucap Kepala Negara.

"Fungsi itu dipercayakan kepada ABRl untuk tujuan yang lebih mulia, ialah demi perjuangan dan kesejahteraan rakyat. Antara lain dalam rangka menciptakan ketahanan nasional yang tahan uji, mengembangkan demokrasi Pancasila dan memperkuat kehidupan konstitusional berdasarkan Undang-Undang Dasar 45".

Ditambahkan, sebagai kekuatan pertahanan keamanan, ABRl bertindak sebagai penindak dan penyanggah awal terhadap setiap ancaman dari luar maupun dari dalam, serta pelatih rakyat bagi pelaksanaan tugas pertahanan keamanan negara.

"Kita menaruh kepercayaan sebesar-besarnya bahwa ABRI akan meneruskan tradisinya sebagai pejuang, sekaligus menjawab tantangan di zaman modern dengan meningkatkan kemampuan profesionalnya."

Kepada generasi penerus di kalangan ABRl, Kepala Negara berpesan, hayatilah sedalam-dalamnya sejarah kelahiran ABRI, tradisi ABRI sebagai pejuang, dan laksanakanlah dwi fungsi sebaik-baiknya.

Suasana dan Tanda Penghargaan

Upacara HUT ABRI ke-39 berlangsung sederhana, khidmat dan tepat waktu, dimulai pukul 08.00 dan selesai pukul 10.00 WIB. Hanya 37 menit setelah upacara, parade dan defile yang dinanti masyarakat muncul.

Drum band Akabri Sangka Lokananta membuka dengan pekik terompet berirama jazzy yang riang, meningkabi hentakan lima taruna penabuh genderang besar.

Ketika tank dan panser mulai menderu menghidupkan mesin untuk membuat formasi, genderang ditabuh makin keras, membahana ke angkasa. Kini lagu mars susul menyusul.

Beberapa penabuh menari-nari dengan genderangnya, sementara penata rama memainkan tongkat aba-aba di sepatunya yang mendadak melambungkannya jauh ke atas dengan cantik. Decak kagum berkumandang dari para undangan.

Marching Band Polwan menyusul tampil dengan seragam coklat khaki bervariasi lepit kuning terang, lengkap dengan topi koboi berjambul kuning oranye.

"Ini adalah penampilan ke-40 mereka setelah latihan selama dua minggu penuh," ucap Mayor (Pol) Robert Senduk, salah seorang pembina para Polwan tersebut kepada Kompas.

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 060 TK/84/12 Oktober, empat tamtama dari ketiga Angkatan dan Polri memperoleh tanda penghargaan berupa Satya Lencana Teladan atas pengabdiannya tiga tahun berturut-turut tanpa cacat dalam kerajinan dan kepatuhannya.

Mereka adalah Koptu Kasman Arjuna dari Kodim 1319 Kodam XIII/Merdeka, Manado, Koptu Dekky Sumampouw dari Korps Marinir Yon Brigif II, Kopda Yohannes Walten dan Kopasgat, dan Baratu Razaly dari Yon Bhayangkari I Brimob. Pada saat penyematan lencana, berpuluh genderang Korps Musik ABRI dipukul lembut mengiringi sayup-sayup.

Ketika defile pasukan dari unsur-unsur Daerah III muncul bersemangat, tepuk tangan undangan dan penonton lain di sepanjang pepohonan pinggir lapangan upacara mengiringi langkah mereka.

"Soalnya jarang turun ke darat, nih," komentar seorang kolonel laut dengan wajah berbinar.

Tapi tepuk paling keras datang bagi penampilan pasukan polantas, yang termasuk Gabungan Brigade IV. Suitan para penonton melengking dari berbagai pojok lapangan.

"Wah, ini sih yang tiap hari ketemu di jalan. Jadi harus diaplus," celetuk remaja-remaja yang ikut menemani orang tua mereka sebagai undangan. Pasukan terjun bebas militer Kopassandha dan Kopasgat yang sedianya ikut ambil bagian, dibatalkan atas permintaan Mabes ABRI sendiri.

Upacara peringatan HUT ABRI tahun inijuga diselenggarakan di seluruh garnisun di Indonesia. Kecuali Akabri, hampir seluruh peserta parade dan defile berasal dari kesatuan-kesatuan sekitar Jakarta.

Adhi Bangkit

Selain defile dari pasukan-pasukan yang berseragam lapangan loreng motif baru, parade juga diikuti unsur non-ABRI seperti Resimen Mahasiswa dan Hansip yang juga mendapat sambutan meriah dari hadirin.

Terakhir barulah barisan panser V-150, tank pengangkut personil AMX, meriam medan yang ditarik truk Unimog buatan Mercedes, meriam marinir, meriam anti-pesawat dan jip-jip dengan senjata bantuan jenis tolak balik.

Beberapa kali dua pesawat ringan terbang rendah melintas dengan menarik slogan Dirgahayu HUT ABRI ke-39 dan Kemanunggalan ABRI-Rakyat.

Upacara HUT ABRI ini sebetulnya sudah dimulai sejak pagi-pagi buta. Tatkala surya belum muncul dan embun pagi yang dingin masih menyelimuti Markas Besar ABRI dan sekitarnya, tepat pukul 05.00 WIB terdengar bunyi terompet dan tambur dari halaman Mabes ABRI.

Satu peleton terdiri dari 40 prajurit berseragam putih/kombinasi warna biru laut, mengalunkan "Adhi Bangkit", untuk membangunkan mereka yang masih terlelap tidur.

Upacara di keheningan pagi itu hanya berlangsung singkat, sekitar lima menit tapi benar-benar membuat rasa khidmat dan semangat untuk memasuki hari ulang tanun ini. (RA)

Jakarta, Kompas

Sumber : KOMPAS (06/10/1984)

Jakarta, Sinar Harapan

Sumber : SINAR HARAPAN (27/09/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 788-791.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.