TINGKAT KEWASPADAAN HARUS DIPERTAHANKAN
Presiden Soeharto Pada HUT ABRI ke-39
Kemanunggalan ABRI dengan rakyat merupakan benteng yang paling kukuh untuk menyelamatkan dan mengamalkan Pancasila secara lestari. Karena itu, rakyat harus memelihara kewaspadaan yang tinggi agar tidak terpancing oleh anasir-anasir destruktif yang ingin memisahkan ABRI dengan rakyat…!
Presiden Soeharto ketika memberikan amanatnya pada upacara peringatan hari ulang tahun ABRI ke 39, hari ini di Parkir Timur Senayan Jakarta berkata,
"Hal-hal itulah yang menjadi renungan terdalam kita semua pada setiap peringatan hari ulang tahun ABRI, lebih lebih dalam peringatan hari ulang tahun ABRI yang sekarang ini".
Dikatakan, 39 tahun yang lalu ABRI dilahirkan dari kandungan rakyat yang sedang berjuang dalam kancah revolusi dengan tujuan dan tugas yang sangat jelas.
"ABRI didirikan bukan untuk ABRI sendiri. ABRI dilahirkan, dibesarkan dan dikembangkan untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945", kata Presiden Soeharto.
Oleh karena itu, kata presiden, sejak semula setiap prajurit ABRI, adalah pejuang-pejuang membela negara kesatuan R.I. yang berdasarkan Pancasila dan prajuritprajurit Indonesia yang menjunjung tinggi disiplin dan berjiwa kesatria.
Dengan merenungkan kembali hakekat ABRI dan hakekat prajurit ABRI itu, menurut presiden Soeharto, maka ABRI akan dapat melihat secara jelas tugas tugas sejarah yang diemban dalam perjalanan selanjutnya, khususnya dalam mengamankan dan ambil bagian dalam pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
Presiden menegaskan, dengan berpegang teguh pada pengamalan yang sebaik baiknya pada Pancasila oleh setiap prajurit ABRI, maka betapa besar pun peranan yang dipercayakan kepada ABRI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ABRI akan tetap menjunjung tinggi kehidupan yang demokratis dan konstitusional yang berdasarkan kepada Pancasila.
"Ini merupakan jaminan bah wakita tidak akan tergelincir ke arah militerisme atau diktator militer. Kita semua yakin bahwa dengan Pancasila dan Sapta Marga ABRI justru menjadi penggerak kehidupan masyarakat yang dinamis dan demokratis," kata presiden Soeharto.
Sebagai pertahanan keamanan, ABRI bertindak sebagai penindak dan penyanggah awal terhadap setiap ancaman dari luar maupun dari dalam, serta pelatih rakyat bagi pelaksanaan tugas pertahanan keamanan negara.
Fungsi sebagai kekuatan pertahanan keamanan itu dipercayakan oleh bangsa dan negara kepada ABRI sebagai kehormatan yang tinggi serta tanggung jawab yang besar dan berat.
"Agar tidak mengecewakan bangsa dan negara, kita menaruh kepercayaan yang sebesar besarnya bahwa ABRI akan meneruskan tradisinya sebagai pejuang. Di samping itu kita juga percaya bahwa justru untuk menjawab tantangan dalam zaman modern ini, ABRI akan meningkatkan kemampuan profesionalnya agar dapat menggunakan sebaik-baiknya segala peralatan dan senjata yang dipercayakan rakyat di tangan ABRI", tambah Presiden Soeharto.
Harapan bangsa dan negara kepada ABRI makin bertambah besar karena dewasa ini sedang berlangsung proses peralihan generasi. Generasi ’45, generasi pembebas, kata Presiden, sedang merampungkan tugas sejarahnya. Tugas-tugas sejarah selanjutnya mulai diserahkan kepada generasi penerus, generasi pembangunan.
"Generasi baru inilah yang akan melanjutkan tugas sejarah untuk mewujudkan cita cita kemerdekaan yang telah dibayar oleh rakyat dengan segala pengorbanan yang sangat panjang dan tidak ternilai harganya", kata Presiden Soeharto.
Dalam bagian lain amanatnya, Presiden menandaskan, kesetiaan ABRI terhadap Pancasila tidak pemah goyah sedikit pun di masa lampau sampai hari ini. ‘ABRI harus timbul tenggelam bersama sama rakyat yang berjiwa Pancasila itu", ujar Kepala Negara.
"Pagelaran"
Pada hari ulang tahun ABRI ke-39 ini, pasukan-pasukan tempur ABRI yang dilibatkan dalam acara tersebut, tampil dengan pakaian seragam yang mirip dengan loreng pasukan Inggris yang berperang di Kepulauan Malvinas. Tapi dalam HUT ini, tidak tampak pesawat tempur, seperti tahun tahun sebelumnya di pagelarkan di atas lapangan upacara.
Acara pokok dimulai tepat pukul 08.00 WIB, dan bertindak sebagai Komandan Upacara Kolonel TNI Infantri Killian Sidabutar. Setelah menyiapkan pasukan yang terdiri dari tujuh Brigade, Presiden Soeharto dan Kolonel (inf) Kilian Sidabutar naik jeep memeriksa barisan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian kehormatan berupa Satya Lencana Teladan kepada para tamtama ABRI.
Secara simbolis Presiden menganugerahkan kepada empat orang dari tiga angkatan/Polri, Satya Lencana teladan tersebut. Sedang yang berhak menerima Satya Lencana Teladan itu adalah, Koptu Kasman H. Duna dari Kodim 1309 Manado, Kopda Agus Hubi, dari Kodam XVll/Cendrawasih, Koptu Decky Sumampouw dari Marinir, KLS TTU Dajaswi dari Daerah III, Kopda Yohannes Walten dari Kopasgat, Kopda Susanto dari Mabes Polri, Bharatu Razali dari Sattama Brimob.
Seusai memberikan amanatnya, Presiden naik ke mimbar II didampingi Panglima ABRI Jenderal L.B. Moerdani, Kasad Jenderal Rudini, Kasau Marsekal Sukardi, Kasal Laksamana M. Romli dan Kapolri Jenderal Polisi Anton Soedjarwo. Sedang di sebelah mimbar I, tampak hadir Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah Nyonya Karlina dan Nyonya Tien Soeharto para Menteri Kabinet Pembangunan IV, Ketua DPAM. Pangabean, Ketua BPK M. Jusuf, serta para undangan lainnya.
Mengawali defile, tampil memberikan penghormatan kepada inspektur upacara yang berada di mimbar II, pembawa panji-panji Angkatan dan Polri, menyusul brigade Taruna AKABRI dengan Genderang Suling Canka Lokanantanya di bawah pimpinan Senna Satu Taruna Dodik Wijinarko. Kemudian dilanjutkan brigade gabungan yang terdiri dari Yon POMAD, dan Yon Korps Wanita ABRI.
Setelah itu, tampil Brigade TNI AD yang terdiri dari Yon Komando pasukan Sandiyudha, Yon Infanteri Lintas Udara, 305 Kostrad, Yon Infanteri 201 Jaya Yudha Jayasakti Kodam V. Brigade TNIAL terdiri dari, Yon gabungan Kodaeral 3 Jakarta, dan TNI AU terdiri dari Yon Pasukan Gerak Cepat (Pasgat) 461, Yon Gabungan Pasgat dari unsur Kopatdara dan Kohanudnas, serta Yon gabungan Pasgat dari Mabes TNI-AU.
Kemudian disusul oleh Brigade Polri yang terdiri dari Yon Brimob Polri, Yon Sabhara Polri dan Yon Lantas. Non ABRI yang turut ambil bagian antara lain Yon Resimen Mahasiswa Jayakarta, Kompi Hansip.
Mengakhiri defile adalah Yon (batalyon) kesejahteraan bantuan tempur yang terdiri dari Yon Kaveleri, Yon Artileli Medan dan artileri pertahanan udara.
Marching Band
Para polisi wanita (Polwan) hari ini cukup mendapat perhatian karena mereka mendemonstrasikan kebolehannya pada HUT ABRI ke-39 ini dengan kolone senjata. Selain itu mereka juga mendemonstrasikan kebolehannya dengan Marching Bandnya. Display Marching Band Polwan ini juga tampil pada upacara Taptu, Kamis malam.
Demonstrasi kolone senjata Polwan, demonstrasi drum-band dan defile memakan waktu tidak kurang dari 33 menit, menurut pengamatan wartawan harian ini, jumlah undangan dan penonton pada HUT ABRI ke-39 kurang lebih 3.000 orang. Sedang peserta menurut panitia penyelenggara Garnisun Ibu kota sebanyak tujuh brigade atau kurang lebih 7000 orang.
Disain Pangab
Pakaian seragam pasukan tempur yang baru tahun ini dimulai dan mendapat tanggapan dari para peserta upacara.
"Selama empat jam di lapangan, saya tidak keringat. Untuk pakaian pasukan sangat cocok, karena ukurannya sesuai tidak terlalu sempit," kata Komandan Upacara Kolonel Silian Sidabutar memberikan komentarnya usai upacara.
"Ini tidak sama dengan loreng pasukan tempur Inggris yang diterjunkan ke Malvinas tahun lalu," tambah Kilian sambil menunjukkan seragam baru ABRI itu.
Assisten Logistik KASUMABRI, Mayor Jenderal TNI Dading Kalbuadi ketika ditanya mengatakan, seragam pasukan tempur ABRI yang baru ini hampir sama dengan seragam pasukan tempur Inggris, tetapi kainnya berbeda.
"Disain pakaian seragam pasukan tempur ini langsung dari Pangab sendiri", kata Dading menjelaskan.
Dikatakan, perencanaan pakaian seragam ini sudah satu tahun. Sejak hari ini, semua pasukan tempur ABRI sampai pakaian seragam yang sama. Sedang para staf tetap memakai pakaian harian yang sudah ada.
Try Soetrisno Didaulat Para Pelajar
Sementara itu Komandan Garnisun lbukota Major Jenderal TNI Try Soetrisno sebagai penyelenggara HUT ABRI ke-39 di Jakarta, tampak didampingi para pelajar yang mengucapkan selamat sebelum meninggalkan lapangan Parkir Timur Senayan Jakarta. Try Soetrisno tampak ceria karena upacara berjalan lancar dan sesuai dengan rencana.
"Terima kasih, terima kasih," kata Try Soetrisno kepada para pelajar yang menyampaikan ucapan selamat dalam HUT ABRI ke-39 itu. (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MERDEKA (06/10/1984)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 791-794.