INDONESIA TETAP DUKUNG PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA
Presiden Soeharto Tegaskan:
Mensesneg Sudharmono SH selalu mempersilahkan wartawan menanyakan langsung pada Arafat tentang pembukaan Kantor Perwakilan PLO di Jakarta. Tetapi ketika didesak terus dengan pertanyaan apa masih ada perbedaan pendapat tentang masalah kantor itu.
Sudharmono mengatakan pada prinsipnya tidak ada soal, hanya mengenai waktu belum ada kepastian.
Hal itu diungkapkan Menteri Sudharmono menjawab pertanyaan wartawan, seusai ia mengikuti pembicaraan antara Presiden Soeharto dengan Pimpinan PLO, Rabu malam di Ruang Jepara Istana Merdeka.
Pembicaraan itu berlangsung dengan akrab dan bersahabat diiringi tawa ria. Pembicaraan resmi antara kedua pemimpin itu berlangsung seluruhnya 1 jam 15 menit.
Selama pembicaraan itu kedua pemimpin bertukar fikiran dan pengalaman, terutama yang menyangkut perjuangan kemerdekaan.
Menurut Sudharmono, salah seorang anggota perunding dari pihak Indonesia. Yasser Arafat mengemukakan keyakinannya akan tercapainya cita-cita untuk membentuk negara Palestina yang demokratis dan merdeka.
Keyakinan cita-cita perjuangan rakyat PLO yang dipimpin oleh Yasser Arafat ini, sangat dihargai oleh Presiden Soeharto.
Dalam hubungan ini Presiden Soeharto menceriterakan perjuangan kemerdekaan Rakyat Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan, “Yang perlu adalah bersatu teguh untuk menegakkan kemerdekaan,” kata Presiden Soeharto seperti dituturkan oleh Sudharmono.
Perjuangan kita harus bersemboyan merdeka atau mati, karena kita cinta damai tetapi lebih mencintai kemerdekaan.
Menyinggung soal hubungan PLO dan Indonesia, dikatakan bahwa kita secara politis tetap bantu perjuangan rakyat Palestina (PLO).
“Pokoknya kita tetap membantu PLO menurut batas-batas kemampuan yang ada pada kita.
Ditanyakan apakah bantuan materi dibicarakan, Sudharmono menjawab bahwa soal materi kita tidak mampu. “Kita sedang membangun itu,” tukas Sudharmono.
Ditegaskan oleh Sudharmono bahwa dalam perjuangan kedua belah pihak tidak terdapat perbedaan. Perbedaan yang lain apa ada pak, tanya wartawan yang dijawabnya “Perbedaan dalam apa ?”.
Lalu seorang wartawan menyambung, perbedaan dalam office pak (maksudnya pembukaan kantor PLO di Jakarta) yang dijawabnya bahwa pada prinsip tidak ada soal, hanya dalam waktu saja.
Sebenarnya masalah pembukaan Kantor PLO di Jakarta, sudah lama dipermasalahkan tetapi belum ada kepastian. Pihak Indonesia pada waktu itu tidak menutup kemungkinan pembukaan Kantor PLO di Jakarta.
Dua Buah Pistol Terselip Di pinggang
Pemimpin PLO Yasser Arafat disertai anggota Komisi Pemerintahan Jamal Al Suryani, Komisi revolusioner Nabil Ammer, Zaid Marzaim, Sulaiman Herti dan 10 staf Pimpinan PLO tiba Rabu sore jam 17.00 WIB di Jakarta untuk suatu kunjungan kerja selama kl. 17 jam di Indonesia.
Pimpinan PLO dengan rombongan tiba di Pelud Halim Perdana Kusuma dari Kuala Lumpur dengan menumpang pesawat khusus jet Star milik MAS.
Di Halim Perdana Kusuma, Yasser Arafat dan rombongan dijemput oleh Menlu Mochtar Kusumaatmadja, Mendagri Supardjo Rustam, Pangdam V/Jaya Mayjen Try Soetrisno dan beberapa pejabat penting dari Deplu dan Dep. Dagri serta Istana Kepresidenan.
Yasser Arafat yang berpakaian safari wama kakhi dan mengenakan igal kotakkotak warna hitam putih, didampingi Menlu Mochtar Kusumaatmadja langsung memasuki mobil Indonesia I menuju Wisma Negara.
Dikiri kanan pinggang Yasser Arafat terlihat dua buah pistol yang selalu dibawanya dalam memimpin perjuangan rakyat Palestina (PLO).
Di Wisma Negara, Yasser Arafat disambut oleh Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Sampurno SH. Sedianya sore hari itu juga akan dilangsungkan pertemuan dengan Presiden Soeharto, tetapi karena sesuatu hal pertemuan baru dapat dilaksanakan mulai jam 18.30 WIB.
Selesai pertemuan dengan Presiden Soeharto, Yasser Arafat menghadiri jamuan makan malam yang diselenggarakan oleh Wakil Presiden Umar Wirahadikusuma di Istana Wapres.
Sebelumnya diselenggarakan tukar menukar tanda mata. Acara jamuan makan malam ini diakhiri dengan menikmati pertunjukan kesenian.
Di luar acara yang ditentukan, Yasser Arafat seusai menghadiri jamuan makan malam langsung menuju Jl. Diponegoro No. 29 tempat kediaman bekas Wakil PresidenAdam Malik.
Kunjungan pada Adam Malik ini diminta sendiri oleh Yasser Arafat baik Presiden Soeharto maupun Adam Malik, dipanggil sebagai saudara tua oleh Yasser Arafat.
Hari ini menurut rencanajam 08.35 Yasser Arafat menyelenggarakan Konperensi Pers di Wisma Negara. Menurut rencana jam 10.10 WIB Yasser Arafat dan rombongan meninggalkan Indonesia menuju Brunai. (RA)
…
Jakarta, Pelita
Sumber : PELITA (26/07/1984)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 612-613.