INSTRUKSI PRESIDEN KEPADA DELEGASI INDONESIA KE KONPERENSI FAO DI ROMA

INSTRUKSI PRESIDEN KEPADA DELEGASI INDONESIA KE KONPERENSI FAO DI ROMA

Presiden Soeharto hari Kamis Memerintahkan agar utusan Indonesia ke konferensi tingkat menteri Organisasi Pangan dan Pertanian, Sedunia (FAO) di Roma mengemukakan usul konkrit untuk mengatasi masalah kekurangan pangan dan gizi serta kelaparan di dunia.

Hal itu diungkapkan Menteri Affandi di Bina Graha Jakarta kepada wartawan setelah ia melapor tentang rencananya memimpin utusan Indonesia ke sidang FAO di Roma Italia.

Affandi diinstruksikan pula agar dalam pertemuan internasional itu ia mengingatkan peserta sidang bahwa resesi ekonomi dunia yang berkepanjangan telah berpengaruh buruk terutama terhadap negara berkembang.

Pendapatan devisa dari ekspor komoditi utama negara berkembang (bahan mentah) merosot deras, di samping kelaparan dan kemiskinan semakin meluas di berbagai bagian dunia.

Affandi menggambarkan keadaan pangan dunia dewasa ini menghadapi kegawatan, terutama di negara-negara Afrika.

Konferensi itu, digambarkan Affandi, sebagai wadah perjuangan negara berkembang dan negara maju dalam menghadapi masalah pertanian yang berkaitan dengan pengamanan pangan dunia.

Masalah lain yang akan disorot dalam pertemuan itu di antaranya penyediaan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan akan pangan yang terus meningkat, di lain pihak terasa perlunya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan sumber2 alam.

Aspek lain yang akan dibahas menyangkut peranan masyarakat pedesaan dalam pembangunan desa sebagai faktor penting keberhasilan pembangunan pertanian

Kepala Negara juga mengingatkan adanya kekuatiran merosotnya harga bahan pangan di pasaran dunia yang dapat membahayakan suplai di masa datang.

Affandi menjelaskan, hasil pertanian dunia diperkirakan akan naik tapi tidak merata, sehingga akan terjadi akumulasi (penumpukan) persediaan pangan di negara-negara tertentu, khususnya di negara maju.

Karena daya beli negara yang membutuhkan (umumnya negara berkembang) lemah, maka distribusi pangan itu terhambat yang akan merosotkan harga bahan pangan di pasaran dunia.

"Ini berbahaya, karena dapat menimbulkan keengganan para petani di negara maju dalam menanam jenis padi-padian", ujar menteri.

Dalam kaitan, itu Presiden minta kepadaAffandi agar dalam konferensi FAO itu memaparkan usaha2 yang dilakukan Indonesia dalam meningkatkan produksi pangan, antara lain melalui intensifikasi dan ekstentiflkasi pertanian.

"Ini istilah yang mudah disebut namun sangat sukar di laksanakan negara berkembang yang belum menjalankannya," tambah Affandi.

Perlu ada kemauan politik dari negara bersangkutan, tandas presiden mana dikutip Affandi.

Dalam kaitan itu Presiden Soeharto menyayangkan banyaknya negara, termasuk berkembang, yang lebih banyak mengeluarkan uang untuk membeli senjata ketimbang mengatasi masalah kekurangan pangan dan kalaparan.

Presiden berpesan agar Affandi dalam konferensi itu menekankan keyakinan bahwa masalah pangan adalah masalah kemanusiaan dan pembangunan di bidang pangan berarti pembangunan menuju perdamaian dunia. (RA)

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (03/11/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 454-455.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.