JAWABAN TERHADAP RESESI DUNIA ADALAH KEMAUAN POLITIK
Resesi dunia yang berlarut-larut membuat yakin bahwa tatanan, ekonomi dunia yang lama sudah tidak dapat lagi menjawab tantangan zaman dan kebutuhan yang hidup di abad ini.
Sebab sumber pokoknya adalah ketidakadilan dalam tata hubungan ekonorui dunia yang lama. Karena itu satu-satunya jawaban adalah adanya kemauan politik dari semua bangsa dan semua negara untuk membangun Tata Ekonomi Dunia Baru yang menjamin kemajuan, kesejahteraan dan keadilan bagi semua.
Demikian Presiden Soeharto pada pembukaan Muktamar ke-4 Kamar Dagang, Industri dan Pertukaran Komoditi Islam di Istana Negara, Senin pagi.
"Dalam keadaan ekonomi dunia sedang mengalami ujian besar seperti sekarang, diharapkan adanya kesadaran semua negara bahwa tidak ada jalan lain bagi keselamatan umat manusia kecuali kita atasi bersama dengan semangat kerja sama, saling menghormati, saling membantu dan persamaan derajat," tambah Presiden.
Negara-negara yang sedang membangun harus melihat masalah ini dengan sikap konstruktif dan penuh kepercayaan. Nasib dan masa depan tidak ditentukan oleh orang lain. Juga bukan dengan belas kasihan.
"Kita sendirilah yang memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk menalong diri sendiri."
Sementara itu terus-menerus diusahakan meyakinkan semua negara akan perlunya kerja sama internasional untuk mengatasi kemelut ekonomi dunia. Demikian Presiden Soeharto.
"Secara sendiri-sendiri, kita mungkin secara ekonomi masih lemah. Tetapi dengan bekerja sama bahu-membahu, bantu membantulah dengan semangat kekeluargaan yang besar, kita yakin bahwa kita akan banyak dapat berbuat".
"Ratusan juta rakyat-rakyat kita," demikian Presiden, "Merupakan pasaran tersendiri yang sangat luas bagi barang-barang yang dapat kita hasilkan. Kita juga memiliki sumber-sumber kekayaan alam yang memadai. Rakyat-rakyat kita, dengan pendidikan dan pembinaan, merupakan kekuatan pcmbangunan yang sekali dapat kita bangkitkan, akan dapat menggerakkan ekonomi dan pembangunan masyarakat kita."
Masalah Utama
Sebelumnya Presiden Soeharto mengatakan, pembangunan masyarakat memang merupakan masalah utama umat manusia dewasa ini. Sebab lebih dari dua-pertiga umat manusia kini berada dalam pergulatan besar untuk merasakan kehidupan lahir-batin yang lebih baik.
Menurut Presiden, dalam perjuangan membangun Tata Ekonomi Dunia Baru, negara-negara yang tergabung Kelompok 77 perlu terus melanjutkan perjuangannya.
Organisasi Konferensi Islam, induk Organisasi Kamar Dagang, Industri dan Pertukaran Komoditi Islam ini, perlu makin banyak memusatkan perhatian pada masalah ekonomi dan pembangunan.
OKI telah memiliki sejumlah badan dan lembaga untuk menangani masalah ekonomi dan pembangunan seperti Bank Pembangunan Islam, Ankara Centre, Dacca Centre serta Kamar Dagang, Industri dan Pertukaran Komoditi Islam.
Memperhatikan masalah-masalah mendesak yang dihadapi sekarang, Presiden menilai muktamar ini perlu memberi perhatian besar pada usaha bersama untuk meningkatkan arus perdagangan dan stabilitas harga, peningkatan produksi pertanian khususnya pangan, serta kerja sama di sektor investasi dan infrastruktur.
Dalam memberi isi nyata kepada kerja sama antara negara-negara anggota OKI, Indonesia baru-baru ini mengambil keputusan untuk menandatangani perjanjian untuk promosi, proteksi dan garansi penanaman modal diantara negara anggota OKI.
Saling Mengenal
Sementara itu, Menteri Perdagangan Rachmat Saleh SE mengatakan, kerja sama antarnegara OKI telah meliputi bermacam-macam segi dan bidang. Semenjak tahun 1977 di Indonesia telah diadakan badan koordinasi khusus yang dikenal sebagai Tim Timur Tengah, yang mencerminkan pandangan Indonesia bahwa penggalangan kerja sama ekonomi sesama negara OKI dan negara Islam pada umumnya, mempunyai potensi manfaat yang besar.
Patut diakui, lanjut Rachmat Saleh, peningkatan kerja sama tersebut tidak senantiasa berjalan selancar dan semudah yang diidamkan. Salah satu sebabnya adalah perjalanan sejarah yang berbeda-beda. Juga telah berkembangnya sistem maupun tradisi yang berbeda dalam mengelola perekonomian masing-masing.
Karena itu, usaha untuk lebih saling mengenal adalah penting sekali. Dan dalam rangka meningkatkan saling mengenal inilah, maka penting sekali artinya muktamar ini.
Lebih dari 100 delegasi menghadiri muktamar yang berlangsung tanggal 25-28 April itu.
Kamar Dagang Islam ini dibentuk tahun 1977 di Istanbul, merupakan afiliasi dari OKI yang beranggotakan 42 negara. Indonesia terpilih menjadi tuan rumah penyelenggara muktamar IV, sebagai keputusan bersama muktamar sebelumnya yang diadakan di Maroko, Februari tahun lalu.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Komite Timur Tengah, Drs Nahar Zahiruddin pekan lalu mengatakan, muktamar ini akan membahas usaha peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan sesama negara OKI.
Dalam rangka kerja sama tersebut, saat ini sudah terdapat 57 proyek investasi yang ditawarkan untuk mendapat pembiayaan dari Bank Pembangunan Islam.
Sepuluh proyek sudah diterima, dan akan dibiayai bersama anggota OKI. Di antara 57 proyek yang ditawarkan, Indonesia baru menawarkan tiga proyek, yaitu proyek pengolahan kayu terpadu, pabrik kertas dan industri pipa baja.
Sheikh Ismail Abudawood, Ketua Kamar Dagang Islam mengingatkan badan ini bukan saja giat di bidang perdagangan, tetapi juga aktif di semua bidang kerja sama ekonomi di antara negara-negara anggotanya.
Pencapaian kamar dagang ini di lapangan kerja sama industri dan terutama dalam memajukan kerja sama proyekproyek adalah cukup sukses, dan beberapa industri akan didirikan di berbagai bagian dari dunia Islam. Beberapa dari proyek ini sudah dalam proses pelaksanaan.
"Saya mengajak semua negara anggota untuk mendukung program ini dan membuat tawaran kerjasama kepada Kamar Dagang," ucap Sheikh Ismail Abudawood di depan peserta Muktamar-IV Kadin Islam. (RA)
…
Jakarta, Kompas
Sumber : KOMPAS (26/04/1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 70-73.