Jakarta, 9 September 1998
Kepada
Yth. Bapak H. M. Soeharto
Jl. Cendana No.8
di Jakarta Pusat
KAGUM DENGAN KEARIFAN BAPAK [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan hormat,
Salam sejahtera saya haturkan untuk Bapak Soeharto beserta keluarga, semoga dalam keadaan sehat wal’afiat dalam lindungan Allah SWT.
Pak Harto yang terhormat,
Sebelumnya saya perkenalkan diri dahulu. Nama saya Mulyati, seorang wiraswasta kecil-kecilan. Sejak Bapak tidak lagi menjabat Presiden, baru dua kali saya melihat penampilan Bapak di Televisi, yaitu saat Upacara tujuh bulanan Mbak Tata dan Mas Tommy di TVRI, dan kedua Minggu malam tanggal 7 September 1998 yang lalu, saat memberikan keterangan/penjelasan tentang Yayasan -yayasan yang Bapak ketuai. Semuanya saya ikuti dengan seksama.
Pak Harto beserta keluarga,
Sungguh saya merasa amat sedih dan prihatin baik yang saya lihat di Televisi, berita-berita di koran ataupun radio mengenai banyak hal yang kesemuanya banyak menyudutkan keluarga Cendana. Saya beserta seluruh keluarga tidak ingin bersikap demikian dan saya juga yakin tidak semua masyarakat bersikap demikian.
Untuk itulah maksud saya tidak lain dan tidak bukan adalah ingin menyampaikan rasa simpati setulus-tulusnya serta memberikan dukungan moril kepada Pak Harto beserta keluarga dalam menghadapi semua ini, karena bagaimanapun Bapak adalah mantan Presiden ke-2 di negeri ini. Orang yang banyak mengabdikan hidupnya sejak zaman perjuangan dulu untuk kepentingan bangsa dan negara. Jasa-jasa Pak Harto akan kami kenang dalam hati.
Pak Harto beserta keluarga,
Saya kagum akan kearifan dan kebesaran jiwa yang Bapak miliki dalam menghadapi kehidupan ini. Semogalah Bapak tetap tegar dan diberi kekuatan lahir dan batin oleh Allah SWT untuk semuanya ini. Saya dan seluruh keluarga tetap menghormati Pak Harto selaku pribadi ataupun sebagai pemimpin/mantan Presiden negeri ini dengan segala kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang ada sebagai hamba Allah SWT.
Salam hormat saya haturkan pada Bapak Prabowo Subianto dan keluarga, semoga diberikan kekuatan iman dan ketabahan. Saya kagum atas sikap ksatria beliau sebagai seorang prajurit sejati dan seorang muslim yang baik sebagaimana saya baca di surat-surat kabar.
Saya doakan Bapak dan keluarga semuanya diberikan kekuatan lahir batin, ketabahan dan melapangkan dada dalam menghadapi semuanya, dan tetap dalam lindungan Allah SWT. Amin ….
Akhir kata saya mohon maaf kalau ada kata-kata saya yang kurang berkenan dan atas perhatian Bapak terhadap surat saya ini, saya mengucapkan banyak terima kasih. (DTS)
Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum wr. wb.
Hormat saya,
Mulyati, SE
Jakarta Timur
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 509-510. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.