KEDAULATAN NASIONAL BANGSA – BANGSA HADAPI ANCAMAN DAN UJIAN BARU
PRESIDEN SOEHARTO :
Presiden Soeharto mengingatkan, kedaulatan nasional bangsa-bangsa kini dapat menghadapi ancaman dan ujian baru yang datang dari perebutan pengaruh antara kekuatan-kekuatan besar dunia, baik dengan cara terang-terangan maupun secara terselubung melalui subversi dan infiltrasi.
Dalam pidatonya pada pelantikan enam duta besar RI untuk berbagai negara di Istana Negara, Sabtu, Kepala Negara mengatakan, pergolakan dan ketegangan yang saat ini melanda berbagai bagian dunia yang sewaktu waktu dapat mengobarkan api peperangan yang lebih dahsyat, pangkal sumbernya adalah perebutan pengaruh kekuatan-kekuatan besar dunia itu.
"Karena itu, politik luar negeri kita yang bebas aktif sama sekali tidak akan kita tinggalkan, melainkan akan tetap kita laksanakan selurus-lurusnya," tegasnya.
Politik luar negeri yang bebas dan aktif itu memang merupakan politik luar negeri yang paling tepat untuk memantapkan kemerdekaan nasional dan untuk perdamaian dunia, demikian Presiden Soeharto.
Ke enam duta besar luar biasa dan berkuasa penuh RI yang baru dilantik itu ialah Mayjen Pol. (Purn) Hardiman Sastrapuspita untuk Vatikan, R. Moh. Sidik Kusumaatmaja untuk Suriname, Laksmana Muda R. Mujono Purbonegoro untuk Pilipina, H.A. Hidayat Kusumanegara untuk Venezuela, Trinidad dan Tobago, Drs. Sumadi untuk Meksiko merangkap Kuba dan Panama, Drs. Soepari Tjokrohartono untuk Republik Demokrasi Korea. Pelantikan ke enam duta besar itu dihadiri pula Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah dan sejumlah menteri.
Presiden Soeharto dalam amanatnya mengatakan, dalam Repelita IV, "Kita telah bertekad untuk makin mempercepat tercapainya sasaran pembangunan kita dengan meningkatkan usaha memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian pendapatan yang makin merata dan lebih memperluas kesempatan kerja".
Ia mengingatkan, selain pembangunan di bidang pertanian, maka dalam Repelita IV juga harus ditingkatkan pembangunan industri yang kesemuanya itu memerlukan biaya dan devisa yang tidak kecil.
Presiden mengharapkan para duta besar, dalam melaksanakan tugasnya juga harus aktif berusaha untuk memperluas pemasaran barang-barang ekspor Indonesia.
Ia mengharapkan para duta besar dan seluruh staf kedutaan RI di luar negeri bergerak dengan lincah, ulet dan tekun untuk melaksanakan tugas diplomasi yang aktif serta dinamis. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (21/04/1984)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 591-592.