Presiden Buka Pertemuan Menteri Perburuhan ASEAN : KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA KUNCI KESEJAHTERAAN SOSIAL [1]
Jakarta, Suara Karya
Presiden Soeharto menandaskan, masalah kependudukan dan tenaga kerja merupakan kunci daripada ketenteraman dan kesejahteraan sosial yang merupakan salah satu tujuan dari pembangunan masyarakat. Dikatakan tidak dapat tidak, masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh salah satu Negara ASEAN, akan pula dihadapi oleh negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Hal itu ditegaskan oleh Presiden dalam sambutannya pada pembukaan pertemuan para Menteri Perburuhan negara-negara anggota ASEAN di Bina Graha, Selasa pagi. Keberhasilan memecahkan masalah-masalah tersebut, kata kepala negara, akan memberi sumbangan bagi terwujudnya stabilitas bersama yang juga merupakan unsur pendorong bertambah cepat dan lancarnya pembangunan.
Berbalik Menjadi Bencana
Selanjutnya Presiden menilai jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal yang potensiil untuk pembangunan, namun hanya dengan jumlah besar saja tanpa disertai peningkatan kesejahteraannya, maka jumlah yang besar itu dapat berbalik menjadi suatu bencana yang sama besarnya.
Diingatkan bahwa masalah pertumbuhan penduduk dan penciptaan kesempatan kerja, masalah pengangguran dan setengah pengangguran, masalah kekurangan tenaga yang akhli dan trampil di berbagai bidang, rendahnya produktivitas kerja, kurangnya data-data yang dapat dipertanggungjawabkan, belum adanya perencanaan tenaga kerja yang memadai, adalah merupakan masalah-masalah besar yang dihadapi oleh semua bangsa yang membangun.
“Kita cukup menyadari betapa mutlaknya penanggulangan terhadap masalah – masalah tadi demi berhasilnya pembangunan.”
Pertambahan penduduk yang sangat cepat yang tidak seimbang dengan kenaikan produksi nasional dinilai Presiden jelas mengakibatkan tekanan-tekanan yang berat pada penyediaan pangan, lapangan kerja, fasilitas – fasilitas kesehatan, fasilitas-fasilitas pendidikan dan sebagainya. Keadaan seperti itu mengakibatkim kegelisahan dan kegoncangan sosial dengan segala akibatnya yang luas.
Bentuk2 Kerjasama
Dalam pertemuan Menteri – Menteri Perburuhan ASEAN ini, diharapkan pula dapat ditemukan bersama bentuk-bentuk kerjasama yang lebih efektif dan efisien dalam usaha menanggulangi masalah-masalah. Presiden mengharapkan perlunya diusahakan agar dapat ditemukan cara pendekatan dan pemecahan masalahnya dengan mempertimbangkan berbagai segi. Perlu dicari dan dikembangkan cara bagaimana negara-negara ASEAN dapat menyusun program bersama yang lebih efisien, yang tidak saja dapat memecahkan satu segi persoalan, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah tersebut secara menyeluruh.
Penanggulangan masalah dapat dilakukan di satu pihak melalui usaha-usaha jangka panjang dengan mengatur pertumbuhan penduduk dengan program keluarga berencana dan di lain fihak dengan usaha-usaha menciptakan dan memperluas kesempatan kerja sebanyak mungkin. Penciptaan lapangan kerja yang sebanyakbanyaknya itu hanya dimungkinkan dengan pembangunan yang menyeluruh.
Pertemuan para Menteri Perburuhan Negara – negara anggota ASEAN dimaksudkan untuk berembug mengenai masalah yang menyangkut kependudukan dan kesempatan kerja. Menurut Presiden, kendatipun hal itu mempunyai derajat yang berbeda – beda namun secara umum sama-sama dihadapi negara-negara ASEAN dalam masing-masing masyarakatnya.
Adapun langkah – langkah yang diambil sekarang ini akan memperkokoh ASEAN sebagai wadah bersama untuk mewujudkan kemajuan, kesejahteraan perdamaian dan stabilitas di wilayah ini. Demikian Presiden Soeharto.
Hadir dalam pembukaan itu disamping Menteri – Menteri Perburuhan Negara – negara ASEAN juga sejumlah menteri kabinet. (DTS)
Sumber: SUARA KARYA (02/04/1975)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 540-541.