MENURUT PRESIDEN PARA PENGUSAHA INDONESIA MASIH SAJA SANTAI HADAPI RESESI EKONOMI
Presiden Soeharto mengatakan bahwa memang benar pengusaha-pengusaha Indonesia masih ada yang bersifat santai dalam menghadapi pengaruh resesi ekonomi dunia dewasa ini.
Hal ini perlu dirobah, kata Kepala Negara ketika menerima wakil Ketua DPR/MPR Hardjanto di Istana Merdeka Sabtu siang.
Hardjanto yang baru kembali dari Belanda, Perancis, Amerika, Jepang dan Taiwan untuk melihat dari dekat pengaruh resesi ekonomi di negara-negara tersebut, menyarankan kepada Presiden Soeharto perlunya dibentuk suatu "trading house" di Indonesia.
Trading house itu perlu untuk melancarkan kegiatan ekspor Indonesia terutama non-minyak dan gas bumi. Trading house harus bekerja 24 jam dan membantu pengusaha-pengusaha yang menghasilkan komoditi-komoditi tradisional, kata Hardjanto.
Pola kerja yang hanya delapan jam kurang lancar, karena jika di Indonesia malam, maka di Eropa atau Amerika mungkin sudah pagi atau siang hari, kata Hardjanto. Dengan kegiatan yang terus menerus selama 24 jam hal itu akan melancarkan ekspor, katanya menegaskan.
Atas pertanyaan wartawan, Hardjanto mengatakan bahwa saran-sarannya mengenai perlunya didirikan trading house itu mendapat sambutan baik dari Presiden Soeharto.
Hardjanto mengatakan bahwa ia telah membicarakan pembentukan trading house itu dengan Menteri Ekuin wijoyo Nitisastro. Tetapi tidak dijelaskannya kepada wartawan apa hasil pembicaraannya dengar menteri elwin mengenai pembentukan trading house itu.
Ia mengatakan, dari basil kunjungannya ke beberapa negara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bagaimanapun keadaannya, akhirnya yang penting bagi bangsa Indonesia ialah membangun ekonominya berdasarkan kekuatan dan kemampuannya sendiri.
"Kalau seratus juta seri bersatu tentu dapat menjatuhkan kapal yang besar", kata Hardjanto yang mengibaratkan perlu persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam menghadapi pengaruh resesi dunia dewasa ini. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (23/01/1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 269-270.