PETANI TEBU JANGAN GANTUNGKAN PADA ‘BELAS KASIHAN’ PABRIK

PETANI TEBU JANGAN GANTUNGKAN PADA ‘BELAS KASIHAN’ PABRIK

Harapan presiden Soeharto:

Presiden Soeharto mengharapkan para petani tebu tidak hanya menggantungkan dirinya semata-mata kepada belas kasihan pabrik gula dalam meningkatkan produksi gula maupun dalam pengolahan hasil sampingan.

Menteri Pertanian Ir. Ahmad Affandi bersama Pengurus Dewan Gula Indonesia Selasa kemarin diterima Presiden Soeharto di Istana Merdeka yang menyampaikan laporan hasil Kongres Gula Internasional ke-15 bulan lalu di Havana, Cuba dan Kongres ke-18 akan dilangsungkan di Jakarta bulan April 1986.

Merosot

Dalam pesan-pesannya untuk meningkatkan daya beli petani tebu, Presiden mengharapkan agar diusahakan sejauh mungkin peningkatan intensiflkasi tebu rakyat.

Sampai sekarang harus diakui produksi gula dalam negeri jauh merosot padahal keadaan alam masih sama dan irigasi masih bagus, penyediaan pupuk masih cukup, kata Menteri.

Masalahnya sekarang adalah usaha lebih mendorong maju produksi gula itu sebaik-baiknya antara lain dengan penggunaan tiga varitas unggul tebu yang baru yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Gula yang berusaha terus menerus untuk menemukan varitas-varitas baru dalam rangka peningkatan produksi gula.

Kongres Internasional

Sekretaris Dewan Gula Indonesia Soedja’i Kanasasmita menjelaskan, Kongres Gula Internasional yang ke-19 di Indonesia tahun 1986 merupakan hal penting bagi Indonesia karena diharapkan tahun itu produksi gula mencapai 3 juta ton dan juga dalam rangka perayaan se-abad Balai Penelitian Gula Pasuruan. Salah satu balai penelitian yang tertua di dunia.

Di Havana, Indonesia dan India bersaing ketat untuk memperoleh hak menjadi tuan rumah dalam Kongres Gula Internasional 3 mendatang itu dan Jakarta memperoleh kepercayaan lebih besar, walaupun PM Indira Gandhi telah mengirimkan ke Thailand dan meninjau perkebunan tebu di daerah tersebut, disamping meninjau pabrik gula Gunung Madu di Lampung dan Balai Penelitian gula Pasuruan. (RA)

Jakarta, Pelita

Sumber : PELITA (13/02/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 268-269.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.