MENGATASI HAMBATAN PROYEK PEMBANGUNAN YANG GUNAKAN BANTUAN L.N

MENGATASI HAMBATAN PROYEK PEMBANGUNAN YANG GUNAKAN BANTUAN L.N

 

 

Presiden Minta kepada Mentan dan Sekjen/Irjen :

Presiden Soeharto minta agar segera mengatasi semua hambatan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan proyek-proyek pembangunan, terutama yang menggunakan dana bantuan luar negeri, khususnya dari Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia.

Kepala Negara, Rabu kemarin memanggil Menteri Pertanian, beserta Sekjen, Irjen, ke empat orang Dirjen lingkungan Departemen Pertanian dan Menmud-Urusan Peningkatan Produksi Tanaman Keras.

Selain itu juga hadir Menteri Keuangan, Menteri PAN, Menteri PPN/Ketua Bappenas, Mensesneg dan Memnud/Sekkab.

Para pejabat tinggi tersebut dipanggil untuk diberikan petunjuk penyelenggaraan pembangunan proyek-proyek bantuan luar negeri tersebut.

Selesai diterima Presiden, di Bina Graha, Menmud/Sekkab Drs. Moerdiono kepada pers menerangkan, percepatan langkah-langkah perlu kita ambil, untuk memelihara gerak pembangunan dewasa ini.

Kita perlu memanfaatkan sebaik-baiknya kepercayaan luar negeri yang diberikan kepada pemerintah Indonesia, kata Moerdiono. Kepercayaan itu bisa terlihat pada jumlah besarnya bantuan yang diberikan pihak luar negeri kepada kita selama ini, tambahnya.

Petunjuk-petunjuk Presiden dimaksudkan agar pelaksanaan proyek dan penggunaan dana lebih lancar, kata Moerdiono.

Berbicara tentang hambatan, dikatakan, ada yang besar ada yang kecil. Hambatan yang besar misalnya belum lengkapnya perencanaan proyek, tidak adanya pimpro dan tugas-tugas pimpro. Juga misalnya, penunjukan konsultan, pelaksanaan tender dan soal tanah.

Dengan telah diketahuinya hambatan-hambatan itu, Presiden minta agar segera mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu. Sehingga dana bantuan tersebut bisa terpakai. Para pimpinan proyek, dalam hal ini, para menteri agar segera mengadakan koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas yang akan datang.

Setelah ini, Presiden juga akan memanggil departemen-departemen yang lain, yang akan memanfaatkan bantuan luar negeri.

Ditanya pers, mengapa Departemen Pertanian lebih dulu yang dipanggil, apakah di departemen itu banyak persoalan, Moerdiono menjawab, tidak. Hanya kebetulan, katanya.

Diterangkan, proyek-proyek Deptan yang memperolah bantuan dari luar negeri tersebut di sub sektor perikanan, perkebunan, peternakan dan tanaman pangan.

Ditanya pers, apakah kelambatan pelaksanaan pembangunan proyek tersebut karena dana rupiah (dana pendampingnya) tidak ada, Moerdiono mengatakan, itu, tidak benar.

Dalam pidato Presiden tenting APBN yang lalu Presiden menegaskan dana rupiah dari proyek-proyek yang mendapat bantuan dari luar negeri terus diutamakan.

Moerdiono menjelaskan, jika dana-dana dari luar negeri itu tidak dimanfaatkan, padahal persetujuan prinsipnya telah ditanda-tangani, maka kita akan terkena pembayaran sekitar 3/4 persen setiap tahunnya. Kelihatan kecil, tetapi jika jumlah bantuan yang kita terima itu besar, maka kita juga akan membayar jumlah yang besar. (RA).

 

 

Jakarta, Berita Buana

Sumber : BERITA BUANA (17/07/1986)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 492-494.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.