PEMBANGUNAN PERLU MANUSIA SEHAT, CERDAS DAN PRODUKTIF

PEMBANGUNAN PERLU MANUSIA SEHAT, CERDAS DAN PRODUKTIF

PRESIDEN :

Manusia yang diperlukan dalam proses pembangunan ialah manusia sehat, cerdas, produktif dan bersikap mental pembangunan, oleh karenanya tidak mengherankan sasaran Repelita IV meningkatkan mutu hidup manusia, meningkatkan prestasi belajar guna mencerdaskan bangsa serta meningkatkan produktivitasnya, Presiden mengatakan hari ini di Istana Negara ketika membuka rapat kerja nasional perbaikan gizi.

Upaya meningkatkan keadaan gizi rakyat menurut Presiden, erat kaitannya dengan usaha untuk meningkatkan produksi dan pengadaan pangan. Kita menyadari, ujar Presiden, masih ada sebagian golongan penduduk berusia muda yang belum terpenuhi kebutuhan gizinya.

Beberapa sebab di antaranya ialah karenakurangnya pengetahuan, rendahnya tingkat pendidikan, besarnya anggota keluarga, adanya berbagai adat kebiasaan yang merugikan dan kurang mendukung pentingnya arti kesehatan.

Masalah lain yang erat kaitannya dengan ketahanan di bidang pangan dan perbaikan gizi adalah perlunya benar-benar menanggapi masalah penganeka ragaman pola konsumsi pangan, yang juga perlu dimantapkan dalam Repelita IV.

Ketergantungan

Dengan meningkatnya pendapatan rakyat, ada kecenderungan bahwa konsumsi beras akan meningkat terus. Di satu pihak hal ini menggembirakan, tetapi di pihak lain menciptakan ketergantungan kepada beras sebagai satu-satunya makanan pokok.

Ketergantungan yang terlalu besar kepada salah satu bahan makanan pokok, akan merupakan sumber kerawanan dalam jangka panjang. “Karena itu harus segera kita mulai usaha yang lebih sungguh-sungguh untuk menganeka ragamkan pola konsumsi pangan,” kata Presiden.

Dikatakan, terpenuhinya kebutuhan gizi keluarga akan meningkatkan derajat kesehatan keluarga, yang selanjutnya dapat menurunkan angka kematian bayi dan anak-anak balita (di bawah umur lima tahun).

Rendahnya kematian anak Balita dapat mendorong makin mantapnya pelembagaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Oleh sebab itu upaya untuk menekan angka kematian bayi dan balita harus diusahakan dengan sungguh-sungguh dalam Repelita IV.

‘Tingginya angka kematian bayi akan menunjukkan kurang berhasilnya upaya kita dalam meratakan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata Presiden.

Presiden minta kepada para Gubernur/KDH se-Indonesia mengambil langkah­langkah yang diperlukan guna meningkatkan keterpaduan dalam upaya perbaikan gizi rakyat di tingkat daerah, antara lain dengan mengaktifkan fungsi Badan Perbaikan Gizi Daerah (BPGD).

Proyek-proyek perbaikan gizi terpadu terutama Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) pada tingkat perencanaan dan pengawasan operasionalnya di daerah perlu selalu dikoordinasikan oleh BPGD dan Bappeda.

Raker berlangsung tiga hari diikuti sekitar 150 peserta yang akan merumuskan langkah-langkah penjabaran kebijaksanaan Repelita IV di bidang pangan dan perbaikan gizi (RA)

Jakarta, Merdeka

Sumber : MERDEKA (13/04/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 939-941.


Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.