PEMBANGUNAN TANPA DEMOKRASI DAPAT BERARTI PENINDASAN

PEMBANGUNAN TANPA DEMOKRASI DAPAT BERARTI PENINDASAN

PRESIDEN SOEHARTO :

Presiden Soeharto menegaskan, pembangunan dan demokrasi memang satu nafas. Pembangunan tanpa demokrasi dapat berarti penindasan, sedang demokrasi tanpa pembangunan dapat berarti masa depan tanpa harapan.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Negara dalam sambutan tertulisnya pada Peringatan Hari Ulang Tahun Korps Cacat Veteran RI ke-XXXIII yang dibacakan Mayjen TNI (Pur) lbnu Hartono, Sabtu.

Lebih Ianjut Presiden minta, agar Korps Cacat Veteran RI terus mengambil bagian dalam ikut menumbuhkan kebudayaan demokrasi yang sehat dan pembangunan yang meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Menurut Presiden, cacat jasmani sama sekali bukan aib "Lebih-lebih cacat jasmani saudara-saudara justru merupakan pengabdian saudara kepada perjoangan kemerdekaan nasional dan harga diri bangsa", kata Kepala Negara.

Dalam memperjoangkan cita-cita, lanjut Presiden, mereka yang cacat jasmani tetapi kuat rohaninya jauh lebih mulia dan jauh lebih penting dari mereka yang utuh jasmani tetapi cacat rohaninya.

Presiden mengajak Korps Cacat Veteran untuk terus berusaha meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

"Saya ajak semua lapisan masyarakat untuk menyertai usaha Korps Cacat Veteran RI dalam meningkatkan kesejahteraan para anggotanya," tambah Kepala Negara.

Memperoleh Tempat Terhormat

Ketua Umum Legiun Veteran RI Letjen TNI (Pur) A. Tahir dalam sambutan tertulisnya yang juga dibacakan Mayjen TNI (Pur) Ibnu Hartono antara lain menyatakan, dalam usia 33 tahun Korps Cacat Veteran telah menunjukkan, bahwa para veteran walaupun mengalami cacat jasmani dalam menunaikan tugasnya sebagai warga negara, tetapi mereka tidaklah mengalami cacat kemampuan dan harga diri di dalam melanjutkan tugasnya sebagai pejuang.

Karena itulah sepanjang usia 33 tahun itu Korps Cacat Veteran RI setingkat demi setingkat telah berhasil memperoleh tempat yang terhormat dalam jajaran pejuang.

Semangat perjuangan serta ketekunan menurut A. Tahir, sangat kita perlukan di dalam menghadapi dan mengatasi hambatan dan rintangan yang masih melintasi gerak maju bangsa kita membangun negara dan bangsa.

Ketua Umum Badan Pimpinan Harian Pusat Korps Cacat Veteran RI H. Soeharso MS dalam pidato sambutannya antara lain menghimbau pemerintah, untuk segeramenge1uarkan Undang-Undang tentang Penyandang Cacat yang sudah 20 tahun diperjuangkan, namun belurn juga terwujud.

Menurut perkiraan Ketua Umum Korps Cacat Veteran itu, saat ini di seluruh Indonesia terdapat sekitar 3,6 juta penyandang cacat dan jumlah anggota Korps Cacat Veteran RI 3.695 orang. Sebagian besar dari anggota Korps Cacat Veteran tersebut belum memiliki rumah.

Dalam kesempatan tersebut diserahkan juga sejumlah sumbangan untuk anggota Korps Cacat Veteran antara lain berupa lima buah Prothese kaki dari Yayasan Moh. Husni Thamrin pada tiga orang yang pernah menjadi Ketua Umum Korps Cacat Veteran diserahkan kenang-kenangan.

Ketua umum Korps Cacat Veteran pertama Hasan Basri (1950-1956), kedua H.Bachnan (1535-1965), ketiga Bambang Utoyo (1966-1980), dan sekarang H. Soeharso MS. (RA)

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (28/05/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 352-353.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.