PENEGASAN PRESIDEN SOEHARTO : TAK ADA YANG DIHUKUM KARENA BERBEDA PENDAPAT

PENEGASAN PRESIDEN SOEHARTO : TAK ADA YANG DIHUKUM KARENA BERBEDA PENDAPAT

 

 

Presiden menolak anggapan sementara orang akhir-akhir ini seolah­ ah Pemerintah sengaja mengadili orang-orang yang berbeda pendapat dengan Pemerintah. Demikian dikemukakan Menpora Abdul Gafur kepada wartawan di Bina Graha Rabu pagi setelah ia menemui Presiden Soeharto.

Presiden menurut Menpora menegaskan, “Anggapan itu tidak benar sama sekali, sebab Pemerintah hanya mengadili orang-orang yang melanggar hukum.”

Menurut Menpora, penegasan itu dikemukakan Presideh terutama di tujukan kepada para pemuda agar mereka memperhatikan masalah ini dengan seksama, agar jangan sampai mereka termakan hasutan fikiran-fikiran yang tidak benar.

Menurut Gafur, Presiden telah menyambut baik pemyataan pemuda Indonesia itu yang antara lain berisi seruan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, perlunya kewaspadaan terhadap bahaya latent PKI dan golongan ekstrim lainnya serta mensukseskan program Keluarga Berencana.

Pernyataan itu ditanda-tangani oleh 24 organisasi pemuda dengan KNPI sebagai wadah komunikasi mereka, kata Ghafur.

Tentang pengoperasian Pancasila dalam dasawarsa mendatang, Presiden menurut Menteri mengharapkan agar hal itu betul-betul dapat dilaksanakan. Dengan demikian pemuda Indonesia harus benar-benar melaksanakan Pancasila itu, jangan ada yang plus danjangan ada pula yang minus,” ujar Menpora.

“Misalnya masalah “Bhinneka Tunggal Ika,” pengertiannya hams diterima utuh, jangan hanya menonjolkan kebhinekaannya saja, itu tidak tepat.

“Kalimat ‘Bhinneka Tunggal Ika’ adalah satu kesatuan yang utuh,” kata Menpora mengutip ucapan Presiden.

Presiden juga mengharapkan agar para pemuda Indonesia memaklumi betul makna Pancasila, agar jangan sampai salah tafsir.

“Sebab sekali kita salah tafsir, kita bisa salah, bisa berfikir liberal dan sebagainya,” kata Presiden.

Kembali pada Pernyataan Pemuda Menpora mengatakan, telah disepakati oleh para pemuda Indonesia yang tergabung kedalam 24 organisasi itu agar dasawarsa Pemuda 1986-1996 benar-benar diwarnai kehidupan Pemuda, karena dalam dasawarsa itu terdapat dua hal yang perlu diamati dengan baik, yaitu Repelita V dan Repelita VI serta masalah regenerasi.

Namun para Pemuda Indonesia, “kata Gafur,” dalam menghadapi dasawarsa mendatang ini tetap prihatin, hidup sederhana dan tidak bermewah-mewah. Pemuda Indonesia bertekad untuk mensukseskan Pemilu 1987 dan supaya terjamin kesinambungan pembangunan” (RA).

 

 

Jakarta, Merdeka

Sumber : MERDEKA (23/01/1986)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 569-570.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.