DIUSULKAN GELAR : PENYELAMAT PANCASILA UNTUK PAK HARTO
Sidang Umum MPR-RI yang mulai berlangsung hari ini sampai 11 Maret mendatang, diharapkan mempertimbangkan pemberian gelar kehormatan "Penyelamat Pancasila" kepada Jenderal (Purn) Soeharto disamping gelar "Bapak Pembangunan".
Dalam kaitan ini hendaknya BP-MPR meneliti pernyataan kebulatan tekad rakyat dari Pernda Sulut, yang rnengharapkan SU MPR rnernberikan gelar "Bapak Pembangunan" kepada Jenderal (Purn) Soeharto yang dinilai sebagai penyelamat Pancasila.
Harapan tersebut dikemukakan Wakil Ketua Komisi V DPR-RI, H.Ismail Mokobombang dalam percakapan dengan "Pelita" kemarin.
Menurutnya dari sekitar 2.700 pernyataan kebulatan tekad rakyat Indonesia, terlihat ada kekhususan dalam pernyataan kebulatan tekad rakyat Sulut.
Dalam salah satu klausul pernyataan itu secara tegas disebutkan Jenderal (Purn) Soeharto yang kini sebagai Presiden RI adalah penyelarnat Pancasila.
Ketegasan sikap rakyat Sulut itu rnenurut Ismail Mokobombang memang beralasan, karena fakta sejarah menunjukkan bahwa pada awal tegaknya Orde Baru, Jenderal (Purn) Soeharto ketika itu bersikap tegas membubarkan PKI, setelah terbukti PKI ingin menginjak-injak Pancasila dan menggantikannya dengan ideologi komunis.
Jadi fakta sejarah ini hendaknya jangan dilupakan. Sikap Presiden Soeharto sangat diyakini untuk tetap membela, menegakkan dan melaksanakan Pancasila.
Bertutur lebih lanjut anggota MPR/DPR dari F-PP ini, dilihat dari sejak tumbuhnya Orde Baru sampai sekarang dalam usaha menegakkan dan memelihara kestabilan nasional sebagai jaminan bagi lancarnya pembangunan. Presiden Soeharto senantiasa menggunakan landasan Pancasila dan UUD 45. "Secara konsekuen beliau melaksanakannya" kata Ismail Mokobombang.
"Saya kira SU-MPR ini mempunyai kewajiban moril untuk memberikan gelar Penyelamat Pancasila di samping gelar Bapak Pembangunan kepada Presiden Soeharto", tegasnya.
…
Jakarta, Pelita
Sumber : PELITA (01/03/1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 37-38.