PERJUANGAN BERSAMA INDONESIA DAN AUSTRALIA DI KAWASANNYA BERPENGARUH POSITIF [1]
Jakarta, Kompas
Presiden Soeharto hari Sabtu, di Istana menerima Surat-surat Kepercayaan Duta Besar Australia yang baru, Richard Arthur Woolcott pengganti Duta Besar Robert William Furlonger yang sudah habis masa jabatannya di Indonesia.
Woolcott, 47 tahun, sebelum diangkat duta besar menjabat sebagai Deputy Sekretaris Deplu Australia dan dalam jabatannya ini ia sering menyertai PM Withlam dalam kunjungan-kunjungan ke luar negeri. Antara lain, ia ikut juga sewaktu PM Australia berkunjung ke Wonosobo bulan September 1974, sehingga bagi Woolcott Indonesia sudah tidak asing lagi.
Dalam pidatonya, Presiden Soeharto mengatakan, bahwa Indonesia dan Australia membutuhkan bersama-sama persahabatan, kerjasama, saling pengertian dan saling percaya.
“Saya melihat, pandangan demikian telah pula menjadi pandangan bersama bangsa-bangsa di kawasan ini. Saya makin yakin akan hal ini, setelah kunjungan Yang Mulia PM Withlam ke Indonesia pada bulan September tahun lalu,” demikian antara lain Presiden.
Ia menambahkan, pembangunan ekonomi yang menjadi pusat perhatian mempunyai tujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat kami untuk menyiapkan diri agar mampu memikul tanggungjawab bersama terhadap masa depan di kawasan ini.
Usaha stabilisasi kawasan ini yang merupakan perjoangan bersama Indonesia dan Australia menurut Presiden punya pengaruh yang positif dan akan melampaui batasbatas wilayah ini. Dan pada gilirannya akan meratakan jalan menuju terwujudnya perdamaian dunia dan kesejahteraan ummat manusia.
Sedangkan Duta Besar Woolcott mengatakan, Australia menghargai peranan pemerintah Indonesia dalam membawa kerjasama regional dan dalam membina keamanan.
“Sebagai seorang duta besar adalah kewajiban saya untuk mengembangkan dialog antara Indonesia danAustralia dalam berbagai segi, baik yang bersifat bilateral maupun regional,” katanya.
Woolcott yang mengatakan sikap pemerintah Australia yang memprioritaskan dan yang berusaha mempertahankan dan memperkokoh hubungan bertetangga yang stabil, ampuh dan baik bukan saja untuk masa depan yang dekat tapi juga yang kekal dan abadi. (DTS).
Sumber: KOMPAS (10/03/1975)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 536-537.