PRESDIEN BUKA KONGRES WALUBI

PRESDIEN BUKA KONGRES WALUBI

 

Presiden Soeharto berpendapat, agama bukan sekedar unsur pelengkap dalam pembangunan bangsa Indonesia, melainkan unsur sangat menentukan bagi keberhasilan pembangunan masyarakat yang dicita-citakan.

“Dengan menjunjung tinggi ke-Tuhan-an Yang Maha Esa, kemanusiaan yang kita capai melalui pembangunan tidak akan menjerumuskan kita pada kemerosotan moral dan kemiskinan rohani”, kata kepala Negara Selasa pagi dalam sambutannya pada pembukaan kongres pertama perwalian Umat Budha Indonesia (WALUBI) di Balai Sidang Senayan, Jakarta.

Ia menegaskan, membangun masyarakat yang maju, makmur, adil, bermoral dan berakhlak merupakan tantangan umat beragama di Indonesia, termasuk umat Budha.

“Dibanding pemeluk agama-gama lain,jumlah umat Budha di Indonesia tergolong sedikit. Namun dalam hal keyakinan dan kehidupan beragama kita tidak mengenal mayoritas dan minoritas, sebab keyakinan agama merupakan keyakinan paling tinggi”, demikian presiden.

Karena itu, lanjutnya, yang harus dilakukan semua umat beragama di Indonesia adalah bagaimana dengan latar belakang keyakinan masing-masing yang berbeda-beda, secara aktif memberi sumbangan sebaik-baiknya dalam tugas bersama membangun masyarakat Pancasila. Menyadari bahwa masyarakat Indonesia sangat majemuk, Presiden menyerukan agar kita semua senantiasa bertentangan rasa satu sama lain.

“Kita harus menghormati keyakinan orang lain, walaupun kita tidak setuju, sebagaimana kita juga menginginkan orang lain menghormati keyakinan kita” tambahnya.

Tidak Mencampuri

Dalam kesempatan itu Presiden menegaskan, pemerintah sama sekali tidak akan mencampuri masalah intern agama masing-masing umat. Pemerintah, sesuai dengan Undang-Undang Dasar, memberi jaminan kemerdekaan tiap penduduk memeluk agama masing-masing dan menjalankan ibadat menurut agama dan kepercayaannya.

“Bagi kita kemerdekaan dan kebebasan beragama adalah hak manusia paling azasi. Majelis Permusyawaratan Rakyat secara tegas mengakui bahwa kebebasan beragama bukan pemberian negara atau pemberian golongan. Kebebasan beragama langsung dari sumber pada martabat manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa”, demikian Presiden.

Pada awal sambutannya, Presiden menilai penting kongres itu yang berlangsung setelah bangsa Indonesia menegaskan Pancasila sebagai satu­satunya azas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ia menguraikan, di waktu lalu dirasakan pengalaman pahit, karena di samping Pancasila sebagai ideologi nasional dan dasar negara masing­ masing golongan masih memiliki ideologi sendiri-sendiri.

Hal itu, katanya, mengakibatkan setiap golongan lebib mementingkan dan mengembangkan ideologinya masing-masing dengan segala kefanatikan dan ekses, yang dari waktu ke waktu makin menyisihkan ideologi nasional.

Penegasan Pancasila sebagai satu-satunya azas disebut oleh Presiden sebagai langkah mendasar dalam rangka mengakhiri segala permasalahan yang menyangkut Pancasila sebagai ideologi nasional dan dasar negara.

“Kita bertekad mengakhiri pertikaian ideologi, untuk selama-lamanya. Dengan begitu kita bisa memusatkan perhatian dan pikiran pada pembangunan demi kemajuan dan kesejahteraan kita semua”, ujarnya.

Walaupun demikian, Ianjut Presiden, disadari bahwa dengan penegasan Pancasila sebagai satu-satunya azas tidak berarti segala-galanya lalu menjadi beres begitu saja.

“Tugas besar dihadapan kita adalah bagaimana kita semua tanpa kecuali sungguh-sungguh mengamalkan Pancasila itu. Dalam pembangunan sebagai pengamalan Pancasila ini peranan agama sangat besar”, katanya.

Nilai-nilai etika, nilai-nilm moral dan nilai luhur yang diajarkan agama harus memberi nafas segar terhadap pelaksanaan pembangunan masyarakat dan bangsa Indonesia, demikian Presiden Soeharto. (RA)

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (08/07/1986)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 585-586.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.