PRESIDEN BERENCANA KE MALAYSIA BULAN DESEMBER
Presiden Soeharto menyambut baik undangan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad untuk berkunjung ke Malaysia. Kunjungan itu direncanakan pada bulan Desember yang akan datang. Itu dikemukakan Anwar Ibrahim, Menteri Kebudayaan. Belia dan Sukan Malaysia yang menyampaikan undangan tersebut kepada Presiden Soeharto hari Sabtu.
Dalam jumpa pers sehabis penandatanganan Memorandum Kesepakatan antara Pemerintah RI dan Kerajaan Malaysia rnengenai program kerja sama pemuda dan olahraga Minggu siang di kantor Menpora Senayan, Menteri Anwar Ibrahim (36 tahun) menyatakan, kesediaan Presiden tersebut merupakan kabar yang sangat menggembirakan bagi Malaysia. Pada akhir kunjungannya selama 5 hari di Indonesia kemarin Anwar Ibrahim menyatakan sangat puas atas sambutan yang diberikan kepadanya.
Selama 5 hari itu ia bersama rombongannya tokoh-tokoh pemuda UMNO (Organisasi Persatuan Nasional Melayu) berkesempatan menghadiri sarasehan untuk memperingati 55 tahun Hari Sumpah Pemuda, menghadiri puncak, peringatan Hari Sumpah Pemuda/Hari Pemuda di Jakarta, berkunjung ke Pontianak hari Sabtu dan berjumpa dengan beberapa pejabat dari Indonesia.
Tertarik akan apa yang dikerjakan pemuda Indonesia di Kalimantan Barat, secara spontan tokoh-tokoh pemuda dari Malaysia rombongan Menteri Anwar Ibrahim melalui Menpora dr Abdul Gafur menyerahkan sumbangan Rp. 500.000 untuk pembangunan gedung pemuda di Pontianak. Abdul Gafur kemarin menjanjikan akan segera menyampaikan sumbangan itu kepada Gubernur Kalimantan Barat.
Dalam memorandum yang ditandatangani dr Abdul Gafur dan Anwar Ibrahim, masing-masing mewakili Pemerintah RI dan Kerajaan Malaysia, kedua negara sepakat untuk meningkatkan hubungan baik dan tali persaudaraan, melalui kegiatan pendidikan dan kebudayaan, khususnya kepemudaan dan olahraga.
Kerja sama ini akan diwujudkan dengan pertukaran pemuda untuk penelitian, latihan, bantuan teknik, peninjauan, pengenalan dan pemahaman aspek-aspek sosial ekonomi dan budaya kedua bangsa. Pertukaran tim olahraga juga tercakup dalam kerja sama itu.
lstimewa
Menguraikan memorandum itu Menpora Abdul Gafur mengatakan, bangsa Malaysia dan Indonesia mempunyai hubungan yang akrab karena keduanya mempunyai latar belakang budaya, yang sama.
"Indonesia dan Malaysia terlalu banyak persamaannya," kata Gafur.
Warisan budaya yang sama ini menurut Anwar Ibrahim harus dilestarikan oleh generasi muda Indonesia dan Malaysia. "Memorandum ini mengukuhkan persahabatan yang sudah terjalin selama ini," tambah Anwar Ibrahim.
Bagi Malaysia kerjasama seperti ini untuk pertama kali diadakan dengan Indonesia, untuk negara-negara ASEAN. Sebab Indonesia dan Malaysia mempunyai hubungan yang istimewa.
"Daerah Istimewa," tambah Anwar Ibrahim. Bagi Indonesia kerja sama bidang kepemudaan dan olahraga dengan sesama Negara ASEAN juga baru dilakukan dengan Malaysia. Tetapi Indonesia juga sudah menjalin kerjasama dengan Australia, sehingga dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini sejumlah pemuda Australia dikirim pemerintahnya untuk hadir di Jakarta.
Lebih lanjut Abdul Gafur menjelaskan, pertukaran pemuda Indonesia-Malaysia juga sudah berlangsung. Setiap tahun Indonesia mengirim 25 pemuda Indonesia ke Dusun Tua di Malaysia untuk belajar ketrampilan. Malaysia juga mengirim pemudapemudanya ke Indonesia untuk belajar kerajinan tangan, seperti mengukir dan membatik.
Di samping itu kini juga berlangsung pertukaran pemuda antara pemuda negara bagian Malaysia dan Kalimantan Barat. Pertukaran pemuda semacam ini akan diperluas, terutama untuk daerah-daerah yang berdekatan antara Indonesia dan Malaysia. Pelaksanaannya akan dilakukan lebih terkoordinir dan terarah.
Di bidang olahraga, menurut Gafur mungkin saja Indonesia belajar dari Malaysia untuk sepakbola.
"Kalau ada pelatih dari Malaysia bisa saja kita minta untuk melatih pemain Indonesia. Tetapi kalau bulutangkis saya kira Malaysia yang akan belajar pada kita," kata Gafur.
Kemarin petang tamu dari Malaysia meninggalkan Indonesia untuk kembali ke negerinya. Menteri Anwar Ibrahim yang menyebut Menpora Abdul Gafur dengan sebutan akrab "Saudara", ini masih muda. Ia lahir di Kampung Ceruk Tok Kun, Bukit Mertajam 10 Agustus 1947.
Sebelum menjadi menteri ia adalah Presiden Angkatan Belia Islam Malaysia. Ia diangkat menjadi Menteri Kebudayaan, Belia dan Sukan Malaysia 5 bulan yang lalu, mengisi kedudukan yang ditinggalkan Daduk Mochtar Hasyim karena diputus pengadilan dengan hukuman gantung setelah terlibat dalam pembunuhan. (RA).
…
Jakarta, Suara Karya
Sumber : SUARA KARYA (31/10/1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 214-216.