PRESIDEN TENTANG PRIORITAS PEMBANGUNAN KADANG-KADANG TIMBULKAN KEJUTAN DAN KEKECEWAAN

PRESIDEN TENTANG PRIORITAS PEMBANGUNAN KADANG-KADANG TIMBULKAN KEJUTAN DAN KEKECEWAAN

Presiden Soeharto mengakui bahwa prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam pelaksanaan pembangunan, kadang-kadang menimbulkan kejutan dan kekecewaan.

Adakalanya pula menimbulkan suatu keadaan yang berat untuk dipikul. "Tetapi berbagai keadaan yang berat dan mengecewakan tersebut, tidak boleh menjerumuskan kita. Justru di sinilah letak tugas dan kewajiban kita bersama sebagai bangsa untuk mengatasinya".

Kita harus menyadari bahwa segala kesulitan dan problematika tersebut adalah pengorbanan yang harus diberikan untuk mencapai sasaran yang dicita-citakan, demikian Presiden ketika menerima bahan pertimbangan mengenai "Beberapa Pokok Pikiran tentang Repelita IV" dari pimpinan Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Komisi Ekuin DPA di Bina Graha hari Sabtu.

Menurut Kepala Negara, demikian Wakil Ketua Komisi Ekuin DPA Ir A.R. Soehoed, prioritas-prioritas pembangunan ditetapkan karena dalam segala macam persoalan dan sasaran pembangunan yang hendak dicapai, sering terjadi berbagai hambatan. Baik karena perkembangan dunia maupun disebabkan perkembangan keadaan dalam negeri sendiri.

Berbagai perkembangan tersebut menyebabkan walau sebetulnya ingin tetap bertahan pada rel pembangunan yang sudah ditetapkan dalam pola pembangunan jangka panjang, tetapi adakalanya harus memilih prioritas yang kadang-kadang menimbulkan rasa kecewa. Adakalanya menimbulkan kejutan dan adakalanya pula menimbulkan beban yang berat untuk dipikul.

Sering tergesa-gesa

Menurut Presiden, kadang-kadang orang sering mengambil langkah yang tergesa-gesa dalam keinginan untuk melaksanakan pembangunan, tanpa memperhitungkan kekuatan sendiri dan tanpa mempertimbangkan kemampuan pada saat-saat tertentu.

Langkah yang tergesa-gesa tersebut, demikian Kepala Negara, kadang-kadang dapat menjerumuskan pada hal-hal yang akibat-nya jauh sehingga sasaran sulit dicapai.

"Karena itu problematik pembangunan sekarang adalah tidak semata-mata mencari caranya, tetapi memilih antara cara-cara itu, mana yang terbaik," kata Presiden seperti yang dikutip Soehoed.

Pembangunan Indonesia

Menurut Ketua DPAM. Panggabean, beberapa-PokokvPikiran tentang Repelita IV dari DPA untuk Kepala Negara, sebetulnya sudah disampaikan tanggal 19 Oktober lalu. Tetapi karena ada hal-hal yang perlu ditambahkan untuk lebih menjelaskannya lagi, maka pimpinan DPA dan Komisi Ekuin menemui Presiden lagi.

Materinya menurut Panggabean agak Iuas. Menyangkut usaha peningkatan pertanian, perindustrian, jasa-jasa produksi, pendayagunaan sumber daya manusia serta tata dan tertib pembangunan. Tetapi dengan alasan menurut tata tertib DPA bahan pertimbangan oleh DPA hanya untuk Presiden, maka ia tidak bersedia menguraikannya lebih jauh kepada pers.

Meskipun pembuatan bahan-bahan pertimbangan tersebut merupakan tugas. Komisi Ekuin, namun menurut Soehoed melibatkan pula anggota dari komisi lain. Ini menjadi tata kerja di DPA karena, disadari bahwa pembangunan tidak semata-mata dilihat kerangka ekonomi saja, tetapi disesuaikan pula dengan kerangka lainnya.

Sehingga pembangunan yang diwujudkan, tidak hanya pembangunan ekonomi saja tetapi pembangunan Indonesia.

"Beberapa Pokok Pikiran tentang Repelita IV" merupakan hasil sidang IV DPA yang diadakan dari tanggal 10 sampai 14 Oktober lalu. (RA)

Jakarta, Kompas

Sumber : KOMPAS (31/10/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 216-218.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.