PRESIDEN HARGAI INISIATIF JEPANG
Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja trampil mempunyai motivasi jika dipadukan dengan penerapan sistem manajemen yang rapi dan akan menghasilkan kekuatan produksi hebat, demikian dikatakan. Menteri Perburuhan Jepang Misoji Sakamoto di Jakarta, Selasa kemarin.
Sakamoto bersama isteri dan beberapa pejabat Kementrian Perburuhan Jepang berada di Indonesia selama tiga hari sampai Selasa kemarin dalam rangka perjalanannya ke negara-negara ASEAN.
Dalam pembicaraan itu diajuga mengungkapkan pertemuannya dengan Presiden Soeharto selama kurang lebih 40 menit Senin lalu.
Menurut Sakamoto, Presiden Soeharto sangat menghargai inisiatif pemerintah Jepang dalam rangka kerja sama teknis ini.
Presiden Soeharto juga mengimbau, sudah selayaknya pemerintah Jepang yang akan memberi bantuan kepada Indonesia melihat kenyataan yang ada di negeri ini, karena hanya dari situlah apa-apa yang menjadi kepentingan bersama akan bisa dilihat dengan nyata dan sama-sama dipecahkan.
Presiden Soeharto menurutnya juga menilai, keberhasilan pembangunan tidak semata tergantung pada sumber alam, tapi juga pada pekerja yang berproduktivitas dan bermutu tinggi.
Dalam hal ini, Jepang telah menunjukkan bukti nyata, karena itu, ada baiknya Indonesia banyak belajar dari Jepang.
Dengan Soedomo
Di Departemen Tenaga Kerja, Menteri Sakamoto mengaku telah berbincang bincang sekitar masalah-masalah yang menyangkut kepentingan bersama dan mempelajari berbagai kemungkinan ditingkatkannya lagi kerja sama tehnik dan pengembangan sumber daya manusia serta manajemen hubungan antara buruh dan majikan di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan perusahaan-perusahaan patungan Indonesia – Jepang.
Kepada Soedomo, Sakamoto mengusulkan agar diadakan pertemuan antara para buruh, pengusaha dan para pejabat departemen perburuhan negara-negara ASEAN atau Indonesia saja untuk bertukar pikiran dengan Jepang, seperti telah terjadi antara Jepang dan Australia.
Usul ini disambut baik oleh Menteri Soedomo. Soedomo dikatakan ingin mempelajari keserasian managemen dengan sistem perburuhan di Jepang dengan cara tukar menukar tenaga ahli.
Tentu saja disesuaikan dengan situasi keserasian manajemen dengan sistem perburuhan di Indonesia yang selaras dengan Pancasila.
Soedomo, menurutnya, setuju akan diselenggarakannya konperensi para Menteri Perburuhan ASEAN yang akan diadakan di Manila tanggal 8-9 Oktober mendatang.
Menyinggung masalah proyek Pusat Pendidikan Kejuruan dan Pendidikan Penyuluhan (CEVEST) Ny. Sakamoto yang menjabat Direktur Perburuhan Jepang menguraikan, Jepang membantu dalam hal pembangunan gedung, penyediaan mesin dan perlengkapan latihan serta pengiriman tenaga ahli Jepang ke Indonesia dan sebaliknya.
Pembangunan ini seluruhnya menelan biaya empat milyar Yen (sekitar Rp 16 milyar).
Proyek yang direncanakan selesai akhir Maret 1985 ini, dikunjungi rombongan Sakamoto hari Minggu lalu. Pusat pendidikan dan latihan ini akan dipakai sebagai tempat mendidik guru kejuruan dan penyuluh dalam rangka peningkatan industri kecil.
Ditanya kesannya selama di Indonesia, Sakamoto mengatakan merasa puas, karena dua cita-citanya terkabul. Yaitu bertemu dengan Presiden Soeharto secara pribadi dan mengunjungi Candi Borobudur. (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MERDEKA (27/09/1984)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 634-636.