PRESIDEN MEMBUKA WIDYAKARYA NASIONAL PANGAN DAN GIZI
Presiden Soeharto menekankan, pangan dan gizi bagi bangsa Indonesia bukan hanya sekedar bertujuan untuk mencapai kesehatan jasmani saja akan tetapi melalui perbaikan makanan dan peningkatan gizi juga ingin ditingkatkan kecerdasan bangsa.
Hal ini dikemukakan oleh Kepala Negara dalam sambutannya pada pembukaan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi pada Senin pagi di Bina graha.
Dikemukakan, pencerdasan kehidupan bangsa tidak akan cukup hanya melalui pendidikan saja, melainkan pula tidak dapat dipisahkan dari peningkatan gizi secara mantap.
Disadari, ketahanan di bidang pangan dan gizi tidaklah hanya dipengaruhi produksi pangan saja akan tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendukung. a.l. kependudukan, distribusi makanan, pembinaan cadangan pangan, penganekaragaman menu makanan rakyat merupakan faktor2 yang mempengaruhi ketahanan pangan dan gizi.
"Lebih dari itu, bagi kita, masalah pangan dan gizi juga harus menampilkan kadar keadilan sosial yang tinggi", kata Kepala Negara.
Dikemukakan selanjutnya ketahanan di bidang pangan dan gizi akan kita miliki jika kita dapat menyediakan pangan dan gizi yang cukup memadai dan terjangkau bagi seluruh rakyat secara merata.
88 Peserta
Sementara itu, Ketua LIPI Bachtiar Rifai dalam laporannya mengatakan bahwa widyakarya ini diikuti oleh 88 peserta yang mewakili berbagai instansi Pemerintah dan swasta ditambah dengan 32 peninjau aktif dan 9 nara somber.
Dikemukakan pula bahwa atas bantuan USAID dan NAS, telah didatangkan seorang ahli dari Amerika Serikat. (RA)
…
Jakarta, Sinar Harapan,
Sumber : SINAR HARAPAN (26/07/1983)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 479-480.