PRESIDEN MERESMIKAN PUSAT PETERNAKAN TAMPUSU

PRESIDEN MERESMIKAN PUSAT PETERNAKAN TAMPUSU

 

Tampusu/Manado, Antara

Presiden Soeharto Selasa sore meresmikan Pusat Petemakan Tampusu yang merupakan Tapos Mini di kabupaten Minahasa, Sulut, dengan memukul tetengkoren dan penandatanganan prasasti bersama empat proyek lainnya secara simbolis.

Empat proyek tersebut, yakni proyek Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Tanggari I, Politeknik Universitas Sam Ratulangi di kabupaten Minahasa, daerah Irigasi Pontak di kabupaten Bolaang Mongondouw dan proyek Jembatan Randangan di kabupaten Gorontalo.

Menteri Pertanian Ir. Wardoyo melaporkan, empat proyek yang diresmikan bersama Pusat Peternakan Tampusu menghabiskan dana Rp.47 miliar lebih meliputi proyek PLTA Tanggari I Rp. 39,4 miliar lebih , Politeknik Unsrat Rp. 5 miliar, Irigasi Pontak Rp. 1 miliar lebih dan, Jembatan Randangan Rp.1,2 miliar lebih.

Pusat Pet makan Tampusu sendiri menghabiskan dana sekitar Rp. 1,1 miliar, katanya melapor dengan menambahkan peternakan itu terletak di atas tanah 100 hektar dan kini 16 hektar ditanami makanan ternak. Di lokasi itu terdapat enam ekor kuda pacu, 1.000 ekor ayam ras induk dan 70 ekor sapi Banpres serta 50 ekor sapi perah.

Proyek PLTA Tanggari I yang menghabiskan danaRp. 39,4 miliar itu bersumber dari bantuan luar negeri dan APBN sehingga PLTA itu kini memiiki kapasitas pembangkit listrik dengan daya terpasang 17,2 MW.

Proyek Politeknik Unsrat memiliki luas bangunan 7.600 m2 dibangun di atas tanah 10 hektar yang dilengkapi laboratorium, bengkel kerja dengan peralatan canggih berupa komputer.

Begitu juga proyek Irigasi Pontak yang semula hanya 215 hektar yang bisa diairi dengan produksi padi satu kali panen/tahun dengan hasil tiga ton/heiktar, kini menjadi 653 hektar dan hasilnya dua kali panen/tahun dengan rata-rata produksi empat ton/hektar.

Sedangkan Jembatan Randangan dengan Iebar 70 meter bentangan 95 meter dibangun sejak tahun anggaran 1984/85 dan selesai 1987/88.

Perampungan jembatan Randangan yang merupakan jalur Trans Sulawesi menghubungkan propinsi Sulawesi Utara dengan Sulawesi Tengah akan memperlancar angkutan darat.

Presiden Soeharto dalam sambutannya mengatakan, peresmian proyek-proyek ini di Sulut pada dasarnya untuk meningkatkan perekonomian di daerah agar kesejakeraan rakyat lebih membaik. “Ini merupakan tujuan pembangunan nasional,” kata Presiden.

 

Tidak Puas

Masyarakat petani merasa tidak puas melihat wajah Kepala Negara dan Ibu Negara karena hanya dalam beberapa waktu saja, sedangkan para petani yang telah mempersiapkan diri menyambut Kepala Negara, ternyata tidak bisa mempertujunkkan kebolehan mereka untuk bernyanyi.

Ketika Presiden Soeharto bersama Ibu Tien dan Menteri Kordinator Bidang Ekuin, Menteri Pertanian, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Dalam Negeri dan Panglima ABRI berada di Tampusu, ternyata hujan turun cukup deras sehingga masyarakat lainnya terpaksa mencari tempat berteduh di sekitar kompleks Pusat Peternakan Tampusu.

Selain meresmikan lima proyek secara simbolis, Presiden Soeharto yang berada di Manado dua hari, akan membuka resmi Musyawarah Besar Nasional Angkatan ’45 di Bukit Inspirasi Tomohon, Kabupaten Minahasa, 20 Juli 1988 pagi.

 

 

Sumber : ANTARA (19/07/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 563-564.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.