PRESIDEN SETUJU TANDA JASA UNTUK OLAHRAGAWAN

PRESIDEN SETUJU TANDA JASA UNTUK OLAHRAGAWAN

Presiden Soeharto menyetujui untuk memberikan tanda jasa kepada olahragawan yang berhasil mengharumkan nama negara dan bangsa dalam pertandingan internasional.

Hal tersebut dikemukakan Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga Abdul Gafur kepada pers Kamis pagi selesai diterima Kepala Negara di Bina graha.

Menurut Gafur pemberian tanda jasa itu untuk memberi dorongan pada olahragawan agar lebih berprestasi dan mengabdikan diri kepada bangsa dan negara melalui olahraga.

Tanda jasa tsb akan didesain khusus dan akan dibicarakan bersama Menteri Muda Sekkab mengenai hukumnya apakah berupa peraturan pemerintah atau keputusan presiden.

Dr. Gafur menjelaskan dalam pemberian tandajasa tsb. ada tiga kategori, masing2 pertama untuk kelas I diberikan kepada olahragawan yang berprestasi untuk tingkat dunia, kedua kelas II diberikan kepada olahragawan yang berprestasi untuk tingkat Asia dan kelas Ill diberikan kepada mereka yang berprestasi di Asia Tenggara.

"Selain itu akan diberikan juga tanda jasa kepada pembina olahragawan di mana penilaiannya akan dilakukan secara khusus." katanya lagi

Beban Mental

Kepada Presiden, Menpora melaporkan mengenai kemungkinan kerja sama dalam bidang olahraga dengan pemerintah Uni Soviet. Presiden dalam petunjuknya menekankan agar mempelajarinya dengan baik cabang olahraga mana saja yang bisa dimasukkan dalam kerja sama tsb. Misalnya cabang olahraga di Uni Soviet seperti senam dan balap sepeda.

Ia juga melaporkan mengenai keberangkatannya ke Kuala Lumpur guna menyaksikan pertandingan final Piala Thomas. Menurut Gafur, Presiden menyampaikan salam hangat kepada pemain bulu tangkis dan mengharapkan dapat bertanding dengan semangat juang yang tinggi dan tidak perlu memikul beban mental.

Menjawab pertanyaan mengenai masalah pemboikotan Olimpiade Los Angeles, Gafur katakan, kita tentu menyayangkan sekali pemboikotan yang dilakukan oleh Uni Soviet. Tentunya hal itu tidak perlu terjadi saling boikot memboikot, menurut Gafur, akan mengancam masa depan Olimpiade itu sendiri dan kita sekali lagi sangat menyayangkan.

Diharapkan agar Uni Soviet bisa mempertimbangkan kembali demi persahabatan umat manusia melalui olahraga. (RA)

Jakarta, Sinar Harapan

Sumber : SINAR HARAPAN (17/05/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 857-858.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.