PRESIDEN SOEHARTO: BANTUAN LN DIGUNAKAN SETEPAT – TEPATNYA [1]
Jakarta, Angkatan Bersenjata
Pemerintah Belanda yg baru terbentuk tlh memberikan jaminannya utk tetap melanjutkan bantuannya kepada pemerintah Indonesia dIm rangka IGGI.
Jaminan tsb. dikemukakan oleh Dubes Belanda untuk Indonesia, Paul Willem Jalink ketika ia menyerahkan surat2 kepercayaannya kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka hari Kamis.
“Saya diberi wewenang untuk menyampaikan jaminan pemerintah saya kepada Paduka Yang Mulia,” kata Dubes Pul Willem Jalink yang menggantikan Dubes Hugo Scheltema yang telah ditarik kembali ke negaranya.
Presiden Soeharto dalam pidato jawabannya menyatakan, menyambut gembira keputusan pemerintah Belanda itu. Kepala Negara menyatakan, bahwa bantuan2 yang diterima Indonesia dari negara2 sahabat telah digunakan se-tepat2nya untuk menambah dan mempercepat kemampuan bangsa Indonesia agar makin kuat berdiri diatas kekuatan sendiri.
“Hasil dari pembangunan yang kami laksanakan sudah mulai tampak, namun demikian bangsa Indonesia menyadari, bahwa perjalanannya masih jauh.”
“Kemampuan2 untuk memikul tanggung-jawab pembangunan bertambah besar, namun bangsa Indonesia menyadari, bahwa tantangan2 yang dihadapinya masih lebih besar lagi,” demikian Presiden.
Presiden Soeharto menyatakan sependapat dengan pernyataan Dubes Belanda yang baru itu, bahwa bangsa Indonesia dan Belanda mempunyai ikatan sejarah yang panjang.
“Dari ikatan sejarah itu,” demikian Presiden, “kedua bangsa kita bertekad untuk membangun hubungan baru dengan semangat baru suatu hubungan yang penuh saling pengertian, saling percaya dengan rasa persahabatan, hormat menghormati, kerjasama dan saling bantu membantu.
“Menurut presiden, hubungan baru ini tercermin ketika ia berkunjung ke negeri Belanda dan kunjungan Ratu Juliana serta Pangeran Bernhard ke Indonesia. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENJATA (01/06/1973)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 210-211.