PRESIDEN SOEHARTO: INDONESIA BUKA PINTU BAGI RAKYAT TIMOR PORTUGIS UNTUK MENGINTEGRASIKAN DIRI DENGAN INDONESIA

PRESIDEN SOEHARTO:

INDONESIA BUKA PINTU BAGI RAKYAT TIMOR PORTUGIS UNTUK MENGINTEGRASIKAN DIRI DENGAN INDONESIA [1]

 

Jakarta, Antara

Kesediaan Indonesia untuk menerima kehendak rakyat di Timor Portugis bergabung dengan Indonesia dalam rangka pelaksanaan dekolonisasi oleh Portugal terhadap jajahan2nya, telah dikemukakan kembali oleh Presiden Soeharto hari Sabtu, di Jakarta.

“Justru karena berbatasan wilayah, maka kita membuka pintu bagi rakyat Timor Portugis untuk mengintegrasikan diri dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, apabila penggabungan itu yang menjadi kehendak mereka,” kata Presiden Soeharto dalam Pidato Kenegaraan di depan sidang DPR, ketika ia menyinggung masalah pelaksanaan dekolonisasi oleh Pemerintah Portugal terhadap jajahan2nya, khususnya Timor Portugis yang berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia.

“Namun”, kata Presiden, “perlu kita tegaskan kepada diri kita sendiri dan kepada dunia, bahwa kita sama sekali tidak mempunyai ambisi teritorial”. Pada pembukaan masa persidangan pertama tahun sidang 1975/1976 lembaga legislatif tersebut, Kepala Negara menegaskan, proses dekolonisasi dimanapun sejak semula disokong sepenuhnya oleh Indonesia.

Terang, bahwa kehendak rakyat mengenai masa depan mereka sendiri adalah mutlak, demikian Presiden Soeharto yang dalam hubungan ini mengemukakan keinginan Indonesia, agar proses dan hasil dari dekolonisasi itu tidak menimbulkan gangguan stabilitas, yang mau tidak mau akan mempengaruhi stabilitas Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya.

Selalu Berdiri Bersama-sama dengan Negara-negara Timur Tengah

Presiden mengemukakan sikap Indonesia, bahwa segala bentuk penindasan dan merebut wilayah negara lain selalu ditentang oleh Indonesia.

“Karena itu pula sejak semula kita selalu berdiri bersama-sama dengan negara-­negara Timur Tengah dan rakyat Palestina dalam perjuangannya untuk memperoleh penyelesaian yang adil melawan agresi Israel,” kata Kepala Negara.

Walaupun sumbu peperangan di sana belum sepenuhnya dilenyapkan, demikian Presiden Soeharto, tetapi langkah2 perdamaian yang tampak diusahakan dengan keras oleh semua pihak kita sambut dengan hangat.

Dalam hubungan ini, Presiden menyatakan sambutan Indonesia dengan penuh harapan pembukaan kembali terusan Suez dan mengharapkan agar tindakan pemerintah Mesir untuk membuka kembali ternsan itu akan mendorong semua pihak, kearah pengurangan ketegangan dan akhimya mencapai landasan perdamaian yang langgeng.

“Kearah terciptanya perdamaian dunia yang langgeng dan pembangunan bangsa­-bangsa itulah politik luar negeri Indonesia kita arahkan. Karena itu kita sambut dengan penuh harapan hasil Pertemuan Puncak di Helsinki baru2 ini. Setidak-tidaknya di sana diusahakan keinginan untuk bersama-sama membangun dunia yang lebih damai,” demikian Presiden Soeharto. (DTS)

Sumber: ANTARA (16/08/1975)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 602-603.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.