PRESIDEN SOEHARTO TEGASKAN SOKONGAN BANGSA INDONESIA TERHADAP PERJOANGAN ARAB PALESTINA [1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto hari Rabu menegaskan kembali sokongan bangsa Indonesia terhadap perjoangan yang adil dan benar dari bangsa2 Arab termasuk bangsa Arab Palestina dalam mempertahankan haknya.
Penegasan Presiden tsb dikemukakan sesaat setelah Jenderal Fadhil Salman AI-Assaf (52 tahun) menyerahkan surat2 kepercayaan sebagai Duta besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Irak untuk Indonesia di Istana Merdeka hari Rabu.
Jenderal Fadhil kemudian menyatakan penghargaan pemerintah dan rakyat Irak terhadap sikap terpuji dan tilas yang telah diambil pemerintah dan rakyat Indonesia dalam membantu perjoangan bangsa Arab Palestina.
Kepala Negara dalam pidato jawabannya selanjutnya mengatakan, bahwa sokongan bangsa Indonesia itu didasarkan karena ia menghormati kedaulatan penuh dan kemerdekaan masing2 bangsa disamping bangsa Indonesia memahami benar2 apa arti kemerdekaan sesuatu bangsa.
“Berabad-abad lamanya kami hidup dalam penjajahan dan selama itu pula kami berjoang untuk mencapai kemerdekaan nasional”, demikian presiden yang menegaskan, bahwa bangsa Indonesia tetap memegang teguh politik luar negeri yang bebas dan aktif serta menentang segala bentuk penjajahan.
Dubes Irak yang baru itu menilai bahwa bantuan pemerintah Indonesia terhadap perjoangan bangsa Arab Palestina dilakukan baik dalam forum internasional maupun di dalam lingkungan Konperensi Non Blok. Juga didalam hal2 yang ada hubungannya dengan keputusan2 yang membantu perjoangan Arab Palestina, suatu perjoangan yang mencerminkan hak suatu bangsa yang ditindas, kata Dubes Fadhil Salman AI-Assaf.
Perdamaian dan Kerjasama
Presiden Soeharto menyatakan, bahwa pemerintah Indonesia mengakui akan selalu adanya perbedaan2 pandangan politik maupun ideologi diantara bangsa2. Kendatipun demikian, kata presiden, perdamaian dan kerjasama bukanlah hal mustahil, sekiranya semua bangsa kembali kepada tujuan hidup, ialah untuk mencapai kesejahteraan manusia dan meningkatkan martabatnya sesuai dengan kodratnya sebagai mahluk tuhan YME.
“Suatu bentuk kerjasama yang demikian akan berlangsung langgeng dan tulus, tanpa tersembunyi niat untuk memaksa kehendaknya terhadap bangsa2 lain atau mencampuri urusan di dalam negeri orang lain”, demikian Presiden Soeharto.
Perkuat Tali Persahabatan
Kepala Negara menyambut hangat pemyataan Dubes Irak itu yang menyatakan akan selalu masyarakat hubungan persahabatan yang sudah ada serta meningkatkan hubungan ekonomi dan kebudayaan antara kedua bangsa dimasa mendatang.
Dubes Irak itu menyatakan yakin, bahwa tugasnya di Indonesia akan dapat terpenuhi, mengingat adanya dasar2 persahabatan yang kokoh antara kedua negara, yaitu atas dasar pertalian Islam yang suci lebih2 mengingat adanya pertalian sejarah.
Jenderal Fadhil Calman Al-Assaf berpendidikan Akademi Militer. Ia di tahun 1936 masuk dinas pemerintahan pada Kepolisian, kemudian tgl 20 Mei 1969 ditunjuk sebagai Dubes pada Kementerian Luar Negeri Irak.
Dari bulan Oktober 1969 hingga sebelum menjadi Dubes di Indonesia ia menjabat sebagai Dubes Irakdi Rabat, Maroko. (T-110/RU-DN/1055/148/1100/Q31) (DTS)
Sumber: ANTARA (04/04/1973)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 95-96.