PRESIDEN TERIMA PESERTA RAPlM

PRESIDEN TERIMA PESERTA RAPlM :

ABRI JANGAN KECEWAKAN RAKYAT

Dalam memperkuat ketahanan nasional peranan ABRI sangat penting dan hal ini mengharuskan ABRI tidak mengecewakan rakyat terutama dalam melanjutkan pengabdiannya pada zaman pembangunan sekarang, demikian Presiden Soeharto mengatakan ketika menerima peserta Rapim (Rapat Pimpinan) ABRI di Istana Negara hari ini.

Dikatakan oleh Kepala Negara segala gerak dan pertumbuhan pembangunan dan masyarakat harus diarahkan tidak memperlemah melainkan memperkuat ketahanan nasional.

Menurut Presiden semua kehidupan bangsa dan negara harus dikembangkan guna memantapkan ketahanan nasional, sehingga keseluruhannya dapat menghasilkan daya tahan besar dalam menghadapi ancaman, gangguan dan kerawanan kerawanan dari dalam maupun dari luar.

Kata Presiden, Dwi Fungsi ABRI harus dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab yang sebesar besarnya, serta peranan ABRI sebagai stabilisator dan dinamisator harus pula dilaksanakan dengan cara-cara yang baik dan pandai-pandai membawa diri sehingga mampu mendorong gerak pembangunan bangsa dalam arti yang luas.

Berhasil Baik

Presiden Soeharto mengatakan dalam perkembangannya sampai sekurang dia menilai ABRI telah berhasil baik dalam menjalankan Dwi Fungsi serta peranannya sebagai stabilisator dan dinamisator.

Dalam memperjuangkan keyakinannya mengenai apa yang baik bagi bangsa Indonesia ABRI sebagai kekuatan sosial menggunakan cara-cara yang masuk akal dan dengan pendekatan-pendekatan yang demokratis dan konstitusional.

Sebagai kekuatan sosial ABRI dengan sadar menempatkan dirinya sederajat, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan kekuatan sosial politik lainnya dalam alam Demokrasi Pancasila.

"Sikap ABRI yang demikian tadi sungguh merupakan sumbangan yang penting bagi pelaksanaan dan pengembangan Demokrasi Pancasila di negara kita ini," kata Kepala Negara.

Kepribadian

Presiden Soeharto mengatakan pembangunan dan pengembangan ABRI harus tetap ditumbuhkan diatas kepribadian ABRI sendiri yang tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa.

Kekuatan pokok ABRI adalah rakyat dan dukungan rakyat, karena itulah kemanunggalan ABRI dan rakyat harus tetap merupakan kunci penting bagi kekuatan pertahanan dan keamanan.

Dalam tahun-tahun mendatang perlu dilanjutkan modernisasi ABRI, namun yang tidak kalah pentingnya adalah mengembangkan terus doktrin perlawanan rakyat semesta di dalam membela negara, yang dilaksanakan dengan sistim pertahanan keamanan rakyat semesta untuk mempertahankan kedaulatan kemerdekaan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD ’45.

Hak dan Kewajiban

Kepala Negara minta perhatian terhadap pembinaan wilayah dan masyarakat yang terus disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan masyarakat yang makin maju.

”Dalam rangka ini pula penting sekali dilaksanakannya secara nyata hak dan kewajiban rakyat dalam upaya pembelaan negara," kata Presiden.

Dengan pembinaan wilayah yang baik, dengan ikut sertanya rakyat dalam upaya pembelaan negara dengan ABRI manunggal dengan rakyat, kita dapat membangun suatu kekuatan ABRI yang relative kecil tetapi tanggap, serta memiliki reaksi yang cepat dan jika perlu dapat dikembangkan dalam waktu yang singkat, kata Kepala Negara.

Kerawanan Nasional

Presiden mengatakan peralatan dan persenjataan ABRI yang tergantung dari luar merupakan kerawanan nasional, karena itu dalam tahap tahap awal pembangunan harus dimulai melaksanakan pembangunan industri pertahanan keamanan.

Betapa pun moderennya ABRI yang akan dibangun dan betapapun mutakhirnya sistim senjata yang akan digunakan, pada akhirnya prajurit lah yang melaksanakannya.

Karenanya pembinaan serta pendidikan dan latihan-latihan prajurit yang memegang dan menggunakan senjata harus mendapatkan perhatian yang terus menerus.

Ketangguhan mental sebagai prajurit pejuang, ketahanan fisik dan ketrampilan teknis, kemahiran sikap dan ketangkasan di lapangan, disiplin dan tata tertib harus terus menerus ditingkatkan tanpa henti hentinya, kata Kepala Negara.

Tema

Panglima ABRI Jenderal Benny Moerdhani dalam laporannya mengatakan Rapim ABRI yang berlangsung sejak tanggal 26 September yang lalu bertemakan "Dengan jiwa kejuangan dan profesionalisme yang tinggi ABRI mensukseskan Repelita IV.”

Jumlah peserta adalah 146 orang yang terdiri dari unsur-unsur pimpinan Mabes ABRI, Angkatan serta Polri, staf Dephankam Mabes ABRl, kotama operasional, badan pelaksana pusat Hankam/ABRI serta unsur-unsur dan unit organisasi Angkatan dan Polri. (RA)

Jakarta, Merdeka

Sumber : MERDEKA (01/10/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 354-356.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.