RI HARUS PERKUAT PERDAMAIAN DEMI PEMBANGUNAN [1]
Jakarta, Suara Karya
Presiden Soeharto ketika melantik 7 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI yang baru hari Sabtu, di Istana Negara, menyatakan pembangunan yang sedang kita laksanakan, jelas tidak mungkin berjalan dalam suasana kacau dan tidak menentu baik di dalam negeri sendiri maupun di sekitar kita.
“Dan untuk itu, kita ikut mengambil bagian dalam setiap landasan untuk memperkuat perdamaian,” katanya.
Dinyatakan pula politik luar negeri bebas dan aktif yang ldta abdikan kepada pembangunan itu, rupanya memang makin lebih cocok dengan keadaan dunia sekarang.
Sehubungan dengan itu dinyatakan dalam hubungan luar negeri, kita ingin memahami prinsip2 hidup dan persoalan2 bangsa lain, tanpa mencampuri urusan dalam negeri masing2 serta atas landasan saling hormat menghormati. Dan ingin kita pupuk adalah persamaan2, bukannya mempertajam perbedaan2.
“Kita percaya bahwa bangsa dengan sistim sosial dan politik yang berbeda dapat dan harus mau hidup berdampingan secara damai. Bukan hanya damai berdampingan secara pasif saja, melainkan harus aktik menjalin kerjasama yang erat untuk membina kehidupan bersama yang lebih maju, lebih sejahtera dan lebih adil dari yang kita rasakan sampai saat ini,” katanya.
Dikemukakan pula jaman konfrontasi secara berangsur2 telah kita tinggalkan, jaman konsultasi berkembang. Bukan saja antara negara2 kecil tetapi juga antara kekuatan2 raksasa dunia.
Perobahan2 itu mengandung harapan, demikian Presiden, walaupun tidak sepi dari ketegangan2 dan pertikaian2 yang dapat mengancam perdamaian dunia.
Dengan semakin punahnya kolonialisme, Presiden juga mengingatkan bahwa berakhirnya kekuatan politik asing bukan tujuan akhir, tapi hanya alat untuk mencapai tujuan kesejahteraan, kemajuan, keadilan dan perdamaian bagi seluruh ummat manusia.
Mereka yang Dilantik
Para Dubes yang dilantik Presiden hari Sabtu itu adalah Mayjen (Purnawirawan) Prof Fr. Ery Sadewo sebagai Dubes RI untuk Swedia, Letjen TNI Marinir Mukijat untuk Finlandia, Soeparman untuk Rep. Demokrasi Jerman, Tjokorde Ngurah Wim Sukawati untuk Rep. Federasi Swiss, Alex Alatas SH untuk Kantor PBB di Eropa di Jenewa, Soedio Gandarum untuk Bulgaria dan Prof. Dr. Fuad Hassan untuk Rep. Arab Mesir. (DTS)
Sumber: SUARA KARYA (01/12/1975)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 695-696.