RRI & TVRI HENDAKNYA DAPAT MENYEBARLUASKAN SEMANGAT

PRESIDEN RESMIKAN PEMANCAR CIMANGGIS :

RRI & TVRI HENDAKNYA DAPAT MENYEBARLUASKAN SEMANGAT

Presiden Soeharto mengharapkan agar RRI dan TVRI dalam penyelenggaraan siarannya dapat menyebarluaskan semangat kerja dan semangat membangun.

Di samping itu, RRI dan TVRI juga harus dapat menyampaikan informasi yang diperlukan masyarakat secara cepat. Dalam hal ini, Kepala Negara minta agar siaran-siaran yang tertuju pada masyarakat pedesaan lebih ditingkatkan lagi, karena sebagian besar masyarakat tinggal di daerah pedesaan.

Harapan dan permintaan ini dikemukakan oleh Presiden Soeharto dalam amanatnya ketika meresmikan penggunaan pemancar RRI di Cimanggis serta dimulainya penghijauan dan pelestarian lingkungan Studio Alam TVRI. Senin pagi bertempat di Desa Cimanggis Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Upacara tersebut selain dihadiri oleh Nyonya Tien Soeharto, juga hadir Mendagri Soepardjo Roestam, Menhankam Poniman, Mensesneg Sudharmono, Pangab Jenderal LB. Moerdani, Menmud UPDN Ginandjar Kartasasmita, Gubernur Jawa Barat Aang Kunaefi serta para pejabat lainnya baik sipil maupun militer.

Tidak Pernah Absen

Pada bagian lain Presiden Soeharto mengatakan bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa, peranan RRI memang tidak kecil. Dalam zaman Perang Kemerdekaan dulu, walaupun dengan peralatan yang sederhana, RRI tidak pernah absen dalam menggelorakan semangat bangsa Indonesia untuk berjuang mengusir kaum penjajah yang ingin mencengkeramkan kembali kekuasaannya di Tanah Air.

Menurut Kepala Negara, sejarah mencatat bahwa RRI merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dan sekaligus merupakan kekuatan perjuangan.

Sejarah masa lampau itu merupakan kebanggaan dan kekuatan bagi segenap jajaran RRI dalam meneruskan perjuangan selanjutnya, memberi isi kepada kemerdekaan nasional melalui pembangunan lahir batin.

Dalam zaman pembangunan sekarang ini, menurut Kepala Negara, RRI dan TVRI juga memegang peranan yang sangat penting. Siaran-siaran RRI dan TVRI mempunyai pengaruh yang luas terhadap masyarakat.

Melalui siaran-siarannya, RRI dan TVRI tidak hanya meneruskan berita kepada masyarakat, menyajikan hiburan dan pengetahuan tetapi juga ikut membentuk pikiran masyarakat dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat ini merupakan kekuatan dari suatu bangsa.

Masyarakat yang berpikiran positif dan penuh kepercayaan akan tumbuh menjadi bangsa yang bersemangat dan sanggup mencerna gagasan-gagasan baru, yang pada gilirannya akan berkembang menjadi bangsa yang kuat semangatnya dan teguh kemauannya.

Berbenah Diri

Menteri Penerangan Harmoko dalam sambutannya mengatakan bahwa jajaran penerangan dewasa ini seusai menyelenggarakan Rapat Kerja Paripurna telah berbenah diri menyempurnakan dan meningkatkan potensi yang ada.

Untuk pemerataan informasi, menurut Harmoko, diusahakan adanya keterpaduan koordinasi, saling isi dan saling tunjang antar seluruh media operasional penerangan, baik yang dimiliki Pemerintah maupun yang ada di tangan swasta.

"Strategi telah disusun program lebih diatur, sehingga potensi yang ada dapat ditepat gunakan dan didayagunakan sebaik-baiknya," ujar Menpen Harmoko.

Upacara peresmian tersebut didahului dengan penekanan tombol dan penandatanganan oleh Presiden Soeharto, didampingi Menpen TVRI yang terletak di Desa Sidamukti, administratif Kabupaten Bogor, Barat.

Upacara diakhiri dengan Soeharto berkenan berbicara lewat udara melalui SSB dengan Gubernur Irian Jaya Izaac Hindom dan seorang transmigrasi desa Kroya Kec. Abepura, Irian Jaya.

Dari hasil percakapan dengan Presiden Gubernur Irian Jaya mengatakan dapat menerima siaran secara jelas. Sedangkan Wuku Sasmito, salah seorang transmigran asal Ponorogo yang sempat berbicara dengan Kepala Negara mengharapkan, agar RRI dalam menyelenggarakan siarannya mengganti kata-kata asing dengan kata-kata yang mudah dipahami.

Pemancar RRI yang diresmikan tersebut dari 3 x 100 KW dan 1 x 250 KW dengan biaya seluruhnya Rp 6.918.861.000,-.

Ir. Iskandar Arfan, Direktur Radio selaku pimpinan proyek dalam laporannya, mengatakan bahwa proyek tersebut berasal dari dana "Crash Program" dan dana bantuan proyek Perancis. (RA)

Jakarta, Merdeka

Sumber : MERDEKA (22/05/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 872-874.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.