Samarinda, 27 Juni 1998
Kepada
Yth. Bapak H. M. Soeharto
di Jl. Cendana No. 8
Jakarta
UUD ’45 PERLU DIREVISI? [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Doa kami kepada Allah SWT, semoga Bapak H. M. Soeharto dan keluarga, beserta segenap keluarga besar jamaah ittihadul muballighin senantiasa dalam keadaan sehat wal’ afiat dan selalu dalam lindungan-Nya. Amien.
Dewan Pimpinan Wilayah Ittihadul Muballighin Provinsi Kaltim menyampaikan ucapan” ‘Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Bapak H. M. Soeharto (Purn. Jenderal Besar).”
- Atas jasa-jasanya menyelamatkan negara RI dari ancama PKI, sekaligus membubarkan Partai Komunis Indonesia dan under brow di bawahnya menjadi partai terlarang di negara RI.
- Telah berhasil memimpin negara Republik Indonesia selama 32 tahun membangun Indonesia dengan membangun fisik dan pembangunan mental spiritual, dalam kehidupan masyarakat yang Islami.
- Semoga Allah swt memberikan pahala yang sebesar-besarnya dan merupakan amal ibadah.
- Krisis ekonomi, politik, hukum, dan krisis moneter merupakan cobaan dari Allah swt yang harus diterima dengan penuh kesabaran dan berusaha keluar dari krisis-krisis tersebut.
- Perlunya reformasi/perbaikan yang konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila, di segala bidang, menghilangkan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
- Sekian dan terima kasih.
Wallahul Muwafiq Illa Aqwamith Thorieq
Wassalamu’alaikum wr. wb. (DTS)
Drs. H. Andi M. Radhi Sjuaib
Samarinda Kaltim
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 866-867. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.