PRESIDEN ANJURKAN PETANI2 JUGA BETERNAK [1]
Bogor, Harian Kami
“Petani2 yang bekerja secara tradisional tidak akan maju justru diperlukan mixed farming,” kata Presiden di balai desa Sinargalih Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor Sabtu kemarin. Didepan para petani Presiden menganjurkan agar selain menanam padi, si petani juga berkebun, memelihara domba, ayam atau itik.
“Usaha2 semacam ini adalah apabila tanaman padi gagal, petani bisa harapkan hasil kebunnya dan kalau ini juga gagal maka hasil peternakannya dapat menanggulangi hidup petani itu,” kata Presiden Soeharto.
Contoh
Diumpamakan oleh Presiden, bila seorang petani memiliki tanaman cengkeh 10 pohon saja, itu berarti tiap tahun si petani memiliki cadangan sedikitnya 10x Rp 7.500 belum terhitung hasil perternakannya. Bila ia juga memelihara 50 ekor domba atau 50 ekor itik atau 50 ekor ayam”, Ini sudah cukup untuk membantu anaknya membeli buku2 keperluan sekolah”, kata Presiden lagi. Lebih jauh Presiden menyatakan, bahwa pertanian kita harus kita kembangkan untuk mendukung industrialisasi yang sedang kita garap.
Tengkulak
Presiden mengatakan, bahwa petani sebagai produsen atau konsumen harus dilindungi. Sewaktu masa panen hasilnya harus dilindungi dari tengkulak, sedang pada masa paceklik para petani sebagai konsumen nanti dapat membeli kebutuhannya dengan harga wajar. “Untuk ini antara lain maksud didirikan BUUD dan KUD” kata Presiden Soeharto. Disinggung pula tentang masuknya tengkulak2 dengan membawa alat2 pecah belah ke desa2.
“Tengkulak2 itu menawarkan harga Rp 1 dengan 20 kali bayar. Padahal kita tahu harganya cuma RP 10”
kata Presiden. Dalam hal ini BUUD dan KUD bisajadi agen produksi alat2 pecah belah itu. (DTS)
Sumber: HARIAN KAMI (18/06/1973)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 220.