RI SOKONG SEMUA NEGARA YANG BENAR-BENAR NON-BLOK [1]
Perundingan Adam Malik – Ho Dam
Jakarta, Kompas
Menlu Adam Malik dan Wakil PM/Menlu Korea Utara Ho Dam, Jum’ at kemarin, mengadakan pembicaraan di Deplu Senayan. Keduanya disertai staf masing-masing. Selesai pertemuan selama dua jam itu, Menlu Ho Dam menjelaskan kepada pers bahwa berbagai masalah bilateral dan internasional dibahas, termasuk rencana pertemuan negara-negara Non-Blok yang akan datang.
Ia membenarkan kunjungannya antara lain untuk minta sokongan RI bagi. keanggotaan Korea Utara pada kelompok Non-Blok. Dikatakan, Presiden Soeharto telah menyatakan sokongan itu, demikian pula Menlu Adam Malik. “Kita akan sokong-menyokong di bidang internasional,” katanya.
Rencananya, pertemuan para Menlu Non-Blok akan dimulai tanggal 25 Agustus di ibukota Peru, Lima, dan merupakan persiapan bagi KTT Non-Blok di Kolombo tahun depan.
Menjawab pertanyaan tentang “apa bedanya” keanggotaan kedua Vietnam dan kedua Korea dalam PBB. Ho Dam menyatakan, pemerintahnya tak bersedia memberi penilaian terhadap permintaan Vietnam Utara dan Vietnam Selatan masuk kedalam PBB, dengan alasan hal itu merupakan urusan kedua Vietnam sendiri. Tapi tentang rencana masuknya Korea Selatan, ia menegaskan Korea Utara memang menentang keras.
Ia mengatakan rencana Korea masuk PBB merupakan “intrik” untuk mengekalkan adanya dua Korea. Dan Korea Utara baru mau masuk PBB kalau Korea telah jadi satu dengan nama “Republik Federasi Korea”. Tapi ia tidak bersedia menjelaskan hal itu lebih jauh dan menambahkan soal ini tidak dibahasnya dengan Adam Malik.
Menlu Adam Malik yang ditanya pers tidak bersedia memberi banyak keterangan. la hanya mengemukakan Indonesia bersikap menyokong negara manapun masuk kelompok Non-Blok apabila negara yang bersangkutan merasa dirinya memang non-aligned dan sesuai dengan apa yang tercantum dalam piagam Non-Blok. Sedang mengenai kabar akan masuknya Korea Selatan kedalam PBB, ia tidak bersedia memberi komentar. Kabarnya, usaha Korsel itu gagal dalam Dewan Keamanan hari Rabu, terutama karena tentangan Rusia dan RRC.
Dengan Presiden
Delegasi Korea Utara ini mengadakan pembicaraan juga dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Selesai pertemuan Ho Dam mengatakan kepada pers, bahwa dalam pertemuan itu Presiden Soeharto menyatakan akan menyokong Korea Utara untuk masuk anggota Non-Blok.
Ho Dam melukiskan pembicaraan lebih dari setengah jam dengan Presiden sebagai sangat bermanfaat dan berlangsung dalam suasana persahabatan. Disinggung juga masalah untuk lebih mempererat solidaritas Indonesia dan Korea Utara. Ia menghargai sikap Presiden Soeharto yang katanya mendukung usaha unifikasi damai Korea.
Delegasi Korea Utara itu terdiri 7 orang, tiba di Jakarta, Kamis malam. Diantaranya terdapat Wakil Menlu Go Song SuI dan Wakil Direktur Asia-Pasifik.
Kemlu Jo Gyu II. Hari Sabtu ini mereka akan ke Bandung selama dua hari, antara lain mengunjungi gedung “Merdeka” bekas tempat konferensi AA. Mereka akan meninggalkan Indonesia hari Senin.
Harga Secara Damai
Menlu Adam Malik dalam jamuan untuk delegasi Korut, Jum’at malam menegaskan lagi, Indonesia selalu mengikuti dengan penuh perhatian terhadap perkembangan usaha yang dilakukan bangsa Korea ke arah penyatuan kembali Korea secara damai.
Diingatkan bahwa rakyat Korea selain punya hak sepenuhnya terhadap perdamaian dan kesatuan nasionalnya, juga menyadari bahwa penyelesaian secara damai dari masalah-masalah mereka yang belum terselesaikan akan berpengaruh pula bagi bangsa-bangsa lain di dunia untuk menciptakan perdamaian kekal.
Sebelum mengadakan perundingan di Deplu kemarin, delegasi Korut itu telah diterima Presiden Soeharto di Istana Merdeka, dan menyampaikan surat dari pemimpinnya, Kim II Sung. (DTS)
Sumber: KOMPAS (09/08/1975)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 588-590.