PRESIDEN RESMIKAN 107 PABRIK BARU
Jakarta, Suara Karya
Presiden Soeharto sekitar akhir Mei 1990 mendatang akan meresmikan 107 pabrik baru dan perluasan industri pangan yang mengolah hasil pertanian dan laut, tersebar di 15 propinsi.
Menteri Perindustrian Hartarto, selesai diterima Presiden Soeharto di Bina Graha, Senin, menjelaskan modal yang ditanam untuk 107 pabrik baru dan perluasan itu sekitar Rp 305,2 milyar dan mampu menyerap tenaga kerja 17.535 orang. Upacara peresmian 107 pabrik yang hasil produksinya sebagian
besar diekspor dengan nilai sekitar 65,8 juta dolar AS per tahun itu, akan dipusatkan di PT. Riau Sakti Plantations di Sungai Guntung, Indragiri Hilir,Riau.
Menurut Hartarto,PT. Riau Sakti Plantations sendiri adalah sebuah industri pengolahan kelapa terpadu yang memanfaatkan tanah gambut dalam rangka mengembangkan perkebunan kelapa hibrida dengan pola PIR. Untuk tahap pertama luasnya 11.000 ha dengan investasi Rp 20 milyar.
Pabrik tersebut mengolah kelapa mulai dari daging buah, sabut, tempurung, air kelapa dan batang kelapa dengan menggunakan teknologi modern dan menghasilkan berbagai macam produk dengan nilai penjualan sebesar Rp 19,5 miliar pertahun.
Pemasaran ekspor komoditi industri kelapa terpadu tersebut sangat luas, karena kualitas produksinya dapat bersaing dengan produksi yang sejenis dari Pilipina, Muangthai dan Malaysia. Sedangkan negara pengimpornya adalah AS, RRC, Eropa, dan Eropa Timur serta beberapa negara Asia Pasifik.
Dari 107 pabrik itu ada juga yang menghasilkan produk pembekuan hasil laut seperti kepiting, ikan,udang, ikan dalam kaleng, sayur-sayuran dan buah-buahan kaleng, daging dalam kaleng, pengolahan mete, makanan dan minuman bergizi , minuman ringan, instant noodle, kembang gula, biskuit, tepung ikan, makanan ternak, bumbu masak, tepung tapioka, tepung sagu dan makanan bayi.
Sumber : SUARA KARYA (01/04/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 280-282.